27. Not your business

1.3K 135 10
                                    

Hai-hai,
Lama nggak update, maaf, ya...

Hai-hai, Lama nggak update, maaf, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

Suasana ballroom sebuah hotel terlihat begitu megah. Karpet merah dibentangkan di tengah. Lampu kristal menggantung berkelap-kelip di atasnya. Di sisi paling depan, ada meja bundar berdiri kokoh di tengah panggung dengan tumpukan gelas wine di atasnya.

Hari yang ditunggu Jason telah datang. Ia sedang melangsungkan pertunangannya dengan Shanna. Maju satu langkah sebelum ke jenjang pernikahan.

Cincin pertunangan sudah tersemat di jari keduanya. Mereka beserta tamu mengangkat gelas wine, melakukan cheers bersama lantas meneguk wine itu hingga tak tersisa. Kecuali Dara, ia hanya berpura-pura menempelkan bibirnya pada gelas itu.

"Kenapa nggak diminum. Nggak bakal mabuk kali," ujar Joko. Dia berdiri di samping Dara bersama Sebastian, Abian dan Zidan.

Dara diam, dia sedang mengamati hal lain. Dewa dan Selina, berdiri di depannya dengan tangan Selina yang menggandeng lengan Dewa.

"Keep calm, girl," ujar Sebastian menenangkan.

"Apasih. Gue aja diem, emang gue kesurupan di suruh tenang!" ketus Dara.

"Terserah lo deh, Ra." Zidan berkata sambil terkekeh bersama dengan Abian. Dari gelagatnya saja sudah ketahuan bahwa Dara sedang cemburu.

Gadis berdress satin hitam itu ingin pergi untuk mengganti pemandangan di depannya, namun akhirnya tidak jadi, kala Maxim datang bersama dengan rombongan rekan bisnisnya. Wanita-wanita sosialita beserta suami mereka yang berjalan di belakangnya. Ada lima orang datang, belum termasuk Maxim dan Vio.

"Ini Adara, kan? Cantik sekali," ujar salah satu wanita berambut gelombang mengenakan dress merah bata.

"Iya, Tante. Salam kenal," balas Dara mengangguk dengan senyum paling manis yang ia punya.

"Tante kamu bilang, kalau sebentar lagi akan ada pameran furniture BATARI. Dan ada sofa premium dengan logo merek terkenal. Keep buat Tante satu, ya. Tante tidak mau kehabisan," ucap wanita itu sedikit berbisik. Dia merangkul Dara seolah sudah kenal lama.

"Mana bisa seperti itu. Kita harus rebutan," canda salah satu wanita yang lain yang membuat mereka tertawa.

"Kalian tidak akan rugi. Selain bahannya premium, sofa itu enak sekali untuk bersantai. Apalagi kalau habis pulang dari belanja. Saya sudah mencoba karena punya lebih dulu," pamer Vio.

"Ahh, saya jadi tidak sabar. Saya tidak boleh kalah cepat nih!" Wanita yang masih merangkulkan tangannya pada Dara berseru semangat. Sementara Dara hanya bisa tersenyum. Wanita-wanita sosialita itu tidak bisa di sela bicaranya. Mereka saling bersautan tidak mau kalah. Bahkan para suami mereka juga terlihat pasrah dan mengalah.

ADARADEWA2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang