34. Clear and Sorry

1.7K 168 17
                                    

Sore gengsss...
Sebelum baca jangan lupa vote+komennya ya❤


***

Selina di atas panggung ikut digiring. Dia sempat menangis, tapi sekarang wajahnya berubah angkuh kembali. "Asal lo tau, Ayah Pandu adalah pembunuh sahabat lo yang sebenarnya. Dia menjebak Abian. Dan selama ini, Dewa menutupinya dari lo!" katanya berhenti di depan Dara.

"SEL!!" teriak Dewa berlari mendekat dengan wajah pucat, "Ra, aku bisa jelasin," mohonnya memegangi tangan Dara. Dia kecolongan, harusnya dia sendiri yang mengatakan pada gadis itu. Jika sudah seperti ini, kalimat bujukan yang telah disiapkannya bersama Abian, Joko, Zidan dan Sebastian, bisa saja tidak bekerja.

Karena semua orang juga tau, bahwa kebohongan adalah hal yang paling dibenci oleh Dara. Dan marahnya Dara adalah ketakutan terbesar untuk Dewa.

Wajah Dewa yang sempat pucat karena panik, perlahan menjadi lebih santai meski sedikit kebingungan. Dara yang ia kira akan syok dan marah lalu pergi dari ballroom, justru malah mengalungkan tangan pada lengannya.

"Sebelum kamu ngasih tau, aku udah tau duluan, Sel. But ... itu bukan salah Dewa, itu salah Ayahnya. Gue juga tau, kok, alasan kenapa Dewa nutupin itu dari gue. Jadi nggak ada yang perlu dipermasalahkan," ucap Dara santai, balik membalas Selina dengan wajah angkuhnya, "pasti lo mau bikin gue sama Dewa renggang, ya. Kasian, gagal," cibirnya.

Tangan Selina mengepal. "Ishhh. Awas lo, Ra. Jalang sialan kaya lo harusnya mati. Lo udah rebut Dewa dari gue!!" Selina memberontak. Ia ingin menampar Dara, namun penjaga yang membawanya justru menariknya pergi.

"GUE BAKAL BALAS LO, RA. LO PEREMPUAN GILA. TEMPAT LO BUKAN DI SINI. LO HARUSNYA MASUK RUMAH SAKIT JIWA!!" teriak Selina yang terdengar semakin lirih karena terus diseret keluar oleh penjaga.

"LO YANG GILA ... LOSER!!" balas Dara mencibir, lantas memutar bola matanya, memalingkan wajah. Melihat wajah Selina membuat gairah bertengkarnya mencuat. Tangannya benar-benar gemas ingin merobek mulut gadis itu.

Lampu ballroom satu persatu kembali menyala. Semua tamu masih dihadapkan dengan kebingungan. Sementara keluarga Ramos langsung keluar ruangan karena malu. Monica, istri dari Ramos sendiri juga sudah menyusul dengan tangisan histeris saat keadaan masih gelap, tadi.

Setelah dibisiki oleh Jendral Henry, pembawa acara yang masih memegang mic bersuara. Meminta satu persatu tamu untuk keluar dan pulang kembali, karena acara telah batal. Para tamu menurut, toh untuk apa mereka tetap di sana.

Kecuali para media, mereka bersikukuh ingin mewawancarai Dewa dan Jendral Henry untuk meminta penjelasan lebih. Namum mereka tertolak, lantas diusir paksa oleh para penjaga.

Kini hanya tersisa Dewa dan kedua orang tuanya. Dara dan keempat bujang beserta Bumi. Maxim, Vio, Sekala, serta Jendral Henry dan sepuluh orang penjaga, gabungan dari militer dan kepolisian.

ADARADEWA2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang