*
*
*Setengah jam bercakap-cakap, Jason akhirnya berpamitan pada Dara. Dia bilang ada urusan mendadak yang justru membuatnya mendapat godaan dari Dara dan juga Vio. Urusan mendadak itu pastilah urusan dengan dokter Shanna. Akhir pekan tidak mungkin digunakan untuk mengurus pekerjaan.
Dan Vio, dia juga berpamitan karena harus memasak. Vio ingin mengadakan makan spesial karena Dara berhasil melewati masalahnya sebagai pemimpin dengan cepat.
Perginya mereka sudah ditunggu dari tadi oleh Dara. Tangannya sudah sangat gatal ingin menghubungi Sebastian. Dara sempat mengirimkan nomor orang yang mengancamnya tadi pada cowok itu. Semoga saja, Sebastian berhasil melacak siapa dia.
"Bas, gimana?" tanya Dara yang sedang duduk di kursi kebesarannya. Dia kembali masuk ke dalam ruang kerjanya dan menguncinya dari dalam.
"Lo bakal kaget, Ra. Nomor itu terhubung sama nomor yang dipake buat daftar sosial medianya Reina, teman Selina yang kemaren kita sempet ketemu," jawab Sebastian dari sebrang telepon.
"Reina? Lo yakin, Bas?"
"Seratus persen yakin. Nomor tadi ada di dalam gadget yang sama dengan nomor lain. Pas gue cek, nomor lain itu ternyata terhubung sama akunnya Reina. Foto di akun itu, fotonya Reina. Gue yakin karena gue masih inget muka belagu tu cewe!"
"Dan yang nyebarin berita itu, ternyata juga Reina, Ra."
"Hah?" Dara begitu kaget. Untuk apa Reina berusaha menjelekan nama baiknya.
"Sorry kalau gue lancang, tapi gue nggak terima adek gue dituduh kaya gini. Jadi gue suruh orang-orang gue buat cari tau siapa penulis berita itu. Setelah ditelusuri, penulis itu ngaku, kalau dia dibayar sama Reina. Tapi dia nggak bilang modus Reina apa karena dia pikir berita itu benar dan tulisan dia bakal rame."
"Gue boleh mikir kalau ini ada hubungannya sama Selina nggak sih? Jadi Reina disuruh sama Selina gitu."
"Bukan cuma lo, gue juga mikir gitu. Sebenarnya kita bisa sadap nomor Reina buat tau isi chat dia sama Selina. Tapi nggak bisa sekarang."
"Kenapa?"
"Bahaya. Reina bakal sadar kalau nomornya disadap. Kalau mau, kita sadap nomornya pas jam-jam orang tidur. Gimana?"
"Aman nggak sih, Bas?" Dara ragu. Jelas ini adalah pelanggaran privasi. Tapi apa boleh buat, dia juga ingin tahu alasan kenapa Reina bisa sejahat itu.
"Aman kalo sama gue."
"Oke deh, gue mau. Lo nanti malem bisa datang ke sini? Bukannya lo sibuk?"
"Selalu ada waktu luang kalo buat lo, Ra."
"Makasih, abang gue yang super duper rich."
"Sama-sama adek gue yang sama rich nya."
Keduanya tertawa bersama. Sekali lagi Dara bersyukur. Dia memiliki orang baik di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARADEWA2 [END]
Fiksi RemajaNiat pergi untuk kembali menjadi pribadi yang lebih baik sepertinya tidak akan berjalan dengan mudah. Adara dibuat kaget saat mengetahui Radewa sang mantan kekasih akan melangsungkan pertunangan belum genap sehari sesampainya dia di Indonesia. Cint...