34. It's The Time

1.6K 198 12
                                    

Niatnya mau ku up malem, tapi takut nggak sempat☺️
Jangan lupa bintang sama komennya 🧚‍♀️

***

Ada kepuasaan serta kasihan. Namun Ramos tetaplah Ramos. Dia adalah pria keji yang berani berbuat apapun untuk sebuah tahta.

"Cinta dan kekuasaan tidak akan bisa didapat secara bersamaan. Merelakan salah satunya, atau kehilangan keduanya," lirih Ramos.

***

"Dia memang sudah mati. Ayo, Sel, kita pulang," ajak Ramos setelah memastikan keadaan Angkasa.

"Pah, kita tinggalin dia?" tanya Selina gemetar.

"Memang mau dibawa ke mana? Papah yang akan urus sisanya. Angkasa akan dikabarkan bunuh diri. Ayo pergi, sebelum ada orang lain yang melihat." Kali ini Ramos langsung menarik tangan Selina. Memaksa gadis itu pergi agar rasa kasihnya segera hilang.

Selina masih punya rasa takut. Ia tidak tega dan sangat merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan. Bagaimanapun, Angkasa lah, satu-satunya pria yang memberinya bahagia secara tulus hingga sekarang.

Dari kejauhan, sebuah mobil datang. Itu adalah Bumi. Cowok itu sengaja memarkirkan jauh dari lokasi agar kehadirannya tidak diketahui.

Bumi berjalan mengendap, sambil terus bersembunyi di semak-semak. Namun semuanya berubah saat ia melihat seseorang tergeletak di tanah. Tubuh Bumi menegak.

"Angkasa!" teriaknya berlari kencang. Tubuh Bumi seketika merosot melihat saudaranya sudah terkapar tanpa nyawa. Dara berceceran melumuri kepalanya.

"Jangan disentuh!!!" cegah seseorang menahan Bumi yang hendak mengangkat tubuh Angkasa, "jangan sentuh. Lo bakal dijadiin tersangka, karena sidik jari yang menempel di tubuh dia, saat penyelidikan nanti," imbuhnya.

"Adek gue ... adek gue pergi ... siapa yang ngelakuin ini. SIAPA YANG BUNUH ANGKASA!!!" ronta Bumi menangis.

"Selina dan Ramos. Selina mendorong Angkasa," jawab lirih seseorang itu. Ia adalah orang suruhan Dewa yang bertugas untuk mengikuti ke manapun Angkasa pergi.

"MANA MEREKA!! GUE NGGAK AKAN BIARIN MEREKA HIDUP TENANG! KENAPA MEREKA BUNUH ANGKASA ...ARGGGHH!!!" Bumi menarik kerah baju seseorang itu, "lo, lo kenapa nggak bantu Angkasa. Kenapa lo nggak cegah Selina sebelum dia dorong adek gue, hah!!" marah Bumi.

"Maaf, Bum. Gue cuma ditugasin buat mantau mereka. Gue berada di gedung sebelah. Ngeliat mereka dari kejauhan. Gue pikir mereka bakal ketemu kaya biasa. Gue nggak tau, kalau akhirnya bakal kaya gini. Maafin gue, Bum," mohon seseorang itu merasa bersalah.

Bumi ditarik oleh orang itu untuk bersembunyi. Ada tiga orang datang ke gedung itu. Ketiga orang itu masih berjalan santai, sampai tiga detik setelahnya, mereka berteriak histeris. Mereka adalah orang suruhan Ramos yang bertugas membuat kehebohan.

ADARADEWA2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang