2

513 92 3
                                    

Tya kini berada dalam sebuah bus, ia merasa sesak karena bus itu sangat penuh. Ini merupakan hari pertamanya di sekolah barunya. Tya sangat gugup, karena itu ia memilih selalu melihat ke luar jendela.

Seorang remaja lelaki yang berdiri di sebelah Tya memperhatikan seragam sekolah yang dipakainya. Karena bus itu sangat penuh, remaja lelaki itu berdiri sangat dekat dengan Tya. Tya pun menoleh sekilas padanya dan tersenyum.

"Hei" sapa remaja lelaki itu

"Halo" sapa Tya dengan sopan, lalu kembali menatap jalan

Remaja lelaki itu sedang memakan permen karet, dan ketika bus tiba-tiba mengerem tidak sengaja permen karet yang sedang dikembungkannya meletus dan mengenai rambut Tya

"Yah, rambutku" Tya terlihat sedih, sedangkan remaja lelaki itu tertawa melihat Tya yang cemberut

Lalu remaja lelaki itu menarik tangan Tya di pemberhentian bus, sebelum busnya kembali berjalan

"Permisi, sekolah kita kan masih--" saat Tya berbicara sambil menunjuk pada bus, tetapi bus itu pergi. "Aaah aku akan terlambat!!!" Tya terlihat panik, ia bahkan lupa masih terdapat permen karet di rambutnya

"Tenang saja, aku tahu jalan pintas." Remaja lelaki itu menatap datar pada Tya dan berusaha mengambil permen karet yang masih menempel di rambutnya

"Aaw!" Permen karet itu berhasil ditarik oleh remaja lelaki itu. "Yaaaa! Sakit!!" Tya kini memegang kepala dan mengusapnya, rambutnya seolah dicabut paksa dari kepalanya

"Maaf" ucap remaja lelaki itu dengan enteng dan mengedikkan bahu. Dan berjalan mendahului Tya.

Tya mengikuti remaja lelaki yang katanya tahu jalan pintas menuju sekolahnya, tetapi setelah mengikutinya selama 10 menit, bukannya sampai pada sekolah. Tya malah berada di warnet?

"Permisi, ini bukan sekolah!" Tya berusaha menegur remaja lelaki yang tadi

"Memang bukan, kenapa kau mengikutiku?" Tanyanya datar

"Katamu tadi tahu jalan pintas?" Tya bingung sendiri dengan keadaan itu

"Tapi aku tidak bilang akan menunjukannya padamu" remaja lelaki itu tersenyum remeh pada Tya

Tya sangat kesal, ia segera keluar dan berjalan menuju halte bus terdekat. Tya takut hari pertamanya akan berantakan.

"Uh! Menyebalkan sekali!!" Tya berhenti dan berbalik "aku ingin memakinya!!!". Tetapi Tya ingat bahwa ada hal yang lebih penting dari memaki, yaitu menuju sekolah.

Saat tiba di halte bus, Tya melihat sekeliling, terdapat siswa lain dengan seragam yang sama dengannya berlari. Tya jadi ikut panik dan mengikutinya berlari. Benar saja, pintu gerbang sekolah hampir ditutup.

Tya merasa lega karena ia tidak dihukum di hari pertamanya. Tya segera menuju ruang guru untuk bertanya dimana kelasnya.

Tya mencoba mengikuti papan penunjuk arah, dan berhasil menemukan ruang guru itu.

Tya masuk dan menyapa guru-guru yang berada disana. Lalu seseorang memanggilnya

"Tya-ssi? Kita ternyata bersekolah di tempat yang sama" Doyoung menyapa Tya

"Oh! Doyoung ya?!" Tya cukup terkejut melihat remaja lelaki itu

"Aku diberitahu oleh saem, kalau ada murid pindahan baru. Ternyata kamu ya!!" Entah mengapa tapi Doyoung terlihat sangat senang.

"Ah kau murid baru di kelasku ya?" Seorang guru tiba-tiba menghampiri Tya dan Doyoung. "Doyoung ini adalah ketua kelas, pergilah bersamanya, ah dan Doyoung tolong kenalkan murid baru kita sekalian tugas ini" guru itu menyodorkan kertas yang berisi banyak tulisan

Love Letter✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang