4

383 78 7
                                    

Pagi itu Taeyong berjalan dengan santai menuju sekolah walaupun ia akan segera terlambat, tapi Taeyong tidak mempercepat gerakan kakinya. Ia melihat seorang gadis berlari dari arah belakangnya dengan tergesa-gesa menuju halte bus. Taeyong tersenyum, ia masih memakan permen karet dengan santai.

"Hei santai saja, lagipula sudah terlambat" Taeyong kini berdiri di samping gadis yang panik di halte bus itu

"Aku belum pernah terlambat sebelumnya" gadis itu terdengar sangat panik

"Tenang saja. Kali ini aku akan menunjukkan jalan pintas" Taeyong menarik baju gadis tadi untuk mengikutinya. Taeyong tersenyum ia memikirkan ide yang cukup brilian pikirnya

"Kali ini sampai sekolah kan?" Gadis itu bertanya penuh selidik sambil mengikuti Taeyong

"Tenang saja Tya" Taeyong berjalan menuju gang kecil dan mengarah pada dinding yang cukup tinggi.

"Nah sudah sampai, kau bisa manjat?" Tanya Taeyong dengan wajah yang datar. Sedangkan Tya menggeleng

Taeyong menghela napas panjang lalu berjongkok. "Kau boleh menginjak punggungku agar bisa naik kesana, tapi sepatumu harus dilepas"

Tya masih berusaha mencerna ucapan Taeyong, Taeyong lalu segera melepaskan paksa sepatu Tya dan melemparnya ke balik dinding tinggi itu

"Hei hei! Aku belum memutuskan!!" Tya memperhatikan sepatunya yang sudah berada pada sisi lain dinding

"Kalau kau tidak cepat, aku tinggalkan" Taeyong kini bersiap untuk memanjat dinding itu

"Tunggu!!! Iya sebentar!!" Tya dengan enggan mengukuti ucapan Taeyong. "Jangan mengintip di balik rok ku!!" Tya memekik sambil berusaha memanjat dinding itu

"Tidak ada yang bisa dilihat darimu" jawab Taeyong dengan datar.

Tya kini berhasil berada dibalik dinding itu. "Hei! Kau membawaku kemana?!!!" Tya kembali memekik saat Taeyong masih berada di sisi lain dinding.

"Hahaha sampai jumpa di sekolah!" Kini Taeyong berlari meninggalkan Tya dari balik dinding itu.

Taeyong membuat Tya kembali ke bagian lain apartemen mereka dengan jalan pintas, Taeyong tertawa geli dan memikirkan ekspresi dari gadis itu ketika sedang kesal

Taeyong berjalan santai menuju sekolahnya, dari arah belakang ada seorang gadis yang menubruknya hingga jatuh tersungkur.

"Nah rasakan itu! Uh! Aku ingin memakimu rasanya!!!!" Tya terlihat sangat kesal karena Taeyong menjahilinya saat ia akan terlambat. Ia kini lelah setelah lari berputar kembali dari apartemennya.

Taeyong tertawa keras masih dalam keadaan terduduk. "Kau belum pernah bolos kan? Lihat sekarang sudah sangat terlambat, daripada dihukum bagaimana kalau temani aku ke suatu tempat? Aku kali ini tidak akan menjahilimu" Taeyong yang tersenyum padanya kini sudah berdiri dan membersihkan kemeja dan celananya yang penuh debu akibat terjatuh tadi

Tya terlihat menimbang-nimbang keputusannya, dan kini ia makin terkejut saat melihat ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 "bagaimana ini??"

"Sudah ikut aku saja" Taeyong kini menarik tangan Tya lagi

"Bukan tempat yang aneh kan?" Tya menyelidiki Taeyong yang tertawa itu

"Bukan, ayo kunjungi adikku. Dia sangat cerewet memintaku mengajakmu hingga kepalaku pusing!"

Tya mengikuti Taeyong menuju salah satu kedai topokki dan hanya memperhatikan Taeyong saja dari luar kedai. Lalu mereka menuju salah satu gedung studio latihan.

"Adikku adalah seorang trainee idol di salah satu agensi besar. Ia tidak melanjutkan sekolahnya karena memilih karir di bidang ini" Taeyong menjelaskan pada Tya sambil terus berjalan mendahuluinya

Love Letter✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang