21

224 63 7
                                    

Tya dan Soodam kini bernapas lega karena berhasil pergi dari tempat itu.

"Aaah Tya!!!" Kini Soodam memeluk Tya dengan erat, ia juga tak kuasa menahan tangis

"Dami! Huaaa" Tya merasa bersyukur sekali karena Tuhan mengirimkan seorang penyelamat padanya, ia kini ikut menangis dalam pelukan Soodam

Sang supir taksi merasa heran dengan mereka berdua, tapi ia memilih fokus pada jalanan saja.

Kedua gadis itu kini telah berhenti menangis, mereka telah sampai di rumah Soodam.

"Tya untuk sementara tinggal bersamaku saja ya"

Tya mengangguk heboh, mereka segera masuk dan membersihkan diri. Tya berada di kamar Soodam, ia menatap kosong langit melalui jendela kamar Soodam.

"Tya, sekarang kamu aman!" Soodam memeluk Tya dari belakang

"Terima kasih sudah menyelamatkanku.. tapi Dami bagaimana kamu bisa ada disana tadi?"

Soodam menarik Tya menuju ranjangnya. Kini mereka duduk berhadapan di sisi ranjang Soodam

Soodam tersenyum, "Hehe jadi sewaktu kita berpisah di cafe itu, aku merasa tidak nyaman. Aku meminta supirku untuk berbalik arah dan mampir sebentar melihat keadaanmu, apakah sampai apartemen dengan selamat. Nah saat itu aku melihat orang aneh yang mengikutimu"

"Emm, dan sejak saat itu aku diam-diam juga mengikutimu hanya untuk memastikan kau baik-baik saja. Tolong jangan marah padaku!!!" Soodam menatap Tya dengan puppy eyesnya

"Aku tidak marah, aku justru bersyukur"

Soodam menghela napas lega, "nah pada malam hari saat kau diculik itu, aku ada kegiatan hingga cukup larut jadi bisa datang untuk mengecek keadaanmu pada tengah malam, sebenarnya aku juga akan pulang saat itu. Tapi tiba-tiba aku melihatmu diseret oleh pria tinggi ke dalam mobil, aku lihat ekspresimu gugup dan khawatir. Aku tidak bertindak gegabah takutnya ia menyakitimu, jadi aku ikuti bersama supirku."

"Saat pagi tiba, aku ingin menelepon polisi saat melihatmu pingsan di pelukannya. Aku cukup panik dan hanya memikirkan keadaanmu saja, jadi aku mengikuti kalian sampai ke dekat vila danau xxxx"

"Kebetulan ibuku berteman dengan salah satu pemilik vila disana. Jadi aku dapat keluar masuk dengan bebas, juga ibuku memberikan peta lokasi, karena itu aku tahu jalan pintas menuju jalan raya."

Tya terharu mendengar cerita Soodam. "Lalu apa yang kau lakukan pada Johnny? Kamu sangat pemberani" Tya memujinya dengan tulus

"Kau tidak tahu betapa takutnya aku saat itu, aku bahkan bergetar saat mengarahkan taser gun padanya. Tapi aku berpikir mungkin hanya ini yang dapat ku lakukan untukmu, maka aku sengaja meminta supirku untuk membuat kerusakan pada mobilnya si cecunguk itu untuk memancingnya keluar. Saat melihatmu dari dalam vila, tanpa pikir panjang aku meninggalkan supirku disana. Syukurlah kamu tidak terluka dan baik-baik saja" Soodam kembali memeluk Tya

"Terima kasih sudah datang dan menyelamatkanku" Tya berbisik dan mengeratkan pelukannya dengan Soodam

"Tya apa kau ingin membuatnya jera di penjara?" Tanya Soodam yang kini terlihat geram

Tya berpikir cukup lama, "Aku tidak ingin dia dipenjara"

"KENAPA? Dia bahkan sudah menculikmu" Soodam rasanya tidak mengerti kenapa Tya begitu baik

"Dia tak mencelakaiku. Dan lagi aku tidak ingin membuatnya memiliki catatan kriminal, itu akan buruk untuk masa depannya" Tya tak ingin merasa bersalah pada Johnny, jadi dia memilih keputusan berat itu

Soodam tersenyum tipis, "kau terlalu baik Tya"

"Tidak, ini hanya keegoisanku agar tidak merasa bersalah padanya"

Love Letter✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang