Please enjoy everybody~
🌹🌹🌹
Taeyong memperhatikan Tya yang sudah tidak menangis lagi. Taeyong sangat kesal dan marah padanya, tapi melihat Tya menangis seperti tadi membuatnya juga ikut sedih. Bukankah ini aneh? Taeyong bingung dengan apa yang dirasakannya saat ini.
"Kau sudah lebih baik?" Tanyanya dengan nada yang dingin
Tya hanya menggeleng, ia terlihat memaksakan senyum
"Aku sering melihatmu disini. Kau sudah lama ya menyukai Doyoung?" Taeyong kini memperhatikan kandang kelinci yang terawat dengan baik
Tya tidak menjawab apapun, rasanya bibirnya kelu dan tidak bisa digerakan. Tya memilih menunduk, ia menepuk dadanya sendiri. Tya ingin menyudahi sesak disana, tapi sepertinya tubuhnya tidak ingin mendengarkan.
Taeyong merasa sedih melihat Tya seperti itu, ia mendekat dan kembali memeluk Tya.
"Berhentilah menangis, aku akan memarahinya untukmu"
Tya menoleh dan melihat tatapan sendu Taeyong. "Kenapa kau baik sekali? Ini tidak sepertimu yang biasanya" Tya akhirnya bersuara
Taeyong tersenyum "Sudah ya jangan menangis lagi" dan mengelus kepala Tya dengan lembut.
"Aku ingin pergi dari sini" Tya kini berdiri dan menunggu respon Taeyong
"Tunggu, rambutmu berantakan" Taeyong kini membantu merapikan rambut Tya
Taeyong mengajak Tya menuju kantin, ia membelikan minuman dan camilan untuk Tya.
Tya diam dan menatap kosong ke arah lapangan basket tempatnya biasa melihat Doyoung. Tya kembali merasa sedih.
"Tya, ada tempat yang ingin ku tunjukkan padamu" Taeyong kembali menggandeng Tya menuju tempat di dekat gudang sekolah.
Tempat itu adalah rumah kaca yang sudah tidak terpakai, disana ada beberapa lukisan dan sebuah kanvas yang masih kosong.
"Akhir-akhir ini aku senang melukis, kau mau mencobanya?"
Tya mengangguk dan duduk di depan kanvas itu. "Apa yang harus ku lakukan lebih dulu?" Tya memperhatikan banyak kuas berbagai ukuran dan cat berbagai warna
"Lakukan sesukamu. Aku tidak akan menganggumu, dan kalau kau ingin bolos, aku akan mencari alasan untukmu" Taeyong meletakkan camilan dan minuman di dekat kursi Tya
"Kau akan kembali ke kelas?" Tanya Tya kini menatap Taeyong
"Iya. Apa kau ingin ku temani disini?" Tanyanya dengan ekspresi datar
Tya melihat lukisan disekitarnya dan kembali menatap Taeyong. "Aku ingin kau disini"
Taeyong tersenyum "baiklah jika itu maumu."
Tya mengambil kuas yang berukuran sedang. Ia menuangkan cat berwarna biru gelap dan mencampurnya dengan warna putih. Tya menyapu kuasnya dengan gerakan memutar membuat lingkaran.
"Kau cukup terampil" puji Taeyong tulus
Tya tersenyum, "aku pernah melihat film dokumenter mengenai pelukis, dan ingin mencobanya sesekali. Terima kasih, kurasa ini akan menjadi hobi baruku" Tya masih sibuk menyapu kuasnya di kanvas
Taeyong hanya memandangi Tya yang sedang fokus melukis. "Kau berhutang padaku" ucapnya kemudian
"Benar. Aku harus meminta maaf lagi padamu mengenai surat cinta itu." Tya kini berbalik dan menatap Taeyong
"Ada yang dapat kau lakukan jika merasa bersalah"
"Apa itu?" Tya merasakan firasat aneh, Taeyong sepertinya akan mengatakan sesuatu yang menyebalkan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter✅️
Fanfiction"Tya, nulis apa sih?" Tanya seorang gadis yang memperhatikan Tya sedari tadi Tya hanya menoleh dan tersenyum sangat manis, lalu melanjutkan kegiatannya kembali. Sedangkan gadis itu kembali memilih mendengarkan lagu dari headsetnya, karena tidak men...