27

204 66 10
                                    

//Nah sedih-sedihnya udahan aja ya, capek menggalau mulu gengs wkwk//

Enjoy bby😘

🌹🌹🌹

Tya yang telah mengingat mengenai Bunda dan Kak Lia menjadi sangat pendiam. Ia hanya menjawab dengan anggukan atau gelengan. Tya bahkan jarang berekspresi. Ibu dan Ayahnya menjadi sangat khawatir.

Ayahnya juga meminta bantuan Jaehyun, tetapi Tya bahkan tidak menoleh padanya pada 'pertemuan pertama' mereka, setelah itu Tya bahkan menolak untuk menemui Jaehyun. Setiap harinya, Tya hanya menulis buku diari saja sendirian.

Jaehyun sungguh bingung apa yang sebaiknya dilakukan agar Tya kembali ceria. Liburan akan segera berakhir dan ia harus kembali ke Korea. Karena Tya tidak mau menemuinya, ia menitipkan Cokelat dan sebuah buku yang sewaktu itu di belinya. Jaehyun juga menuliskan sebuah note disana.

-Tya, mari kita berteman. Ini adalah hadiah pertemanan, semoga kau menyukainya. Aku akan menunggu surat balasanmu kapanpun itu. Kirimkanlah surat ke alamat ini, aku akan segera membalasnya. Semoga lekas sembuh-

Setelah membaca pesan Jaehyun, ia menyimpan note itu ke sebuah laci di nakas ruang rawatnya. Di dalam laci itu Tya memperhatikan sebuah gelang dengan hiasan mawar dan sebuah buku sketsa.

Tya mengambil buku sketsa, Tya membuka halaman demi halaman. Entah mengapa hatinya menjadi lebih tenang saat melihat sketsa-sketsa disana. Tya sebenarnya tidak tahu milik siapa buku itu dan mengapa ada pada dirinya, Tya hanya merasa terus melupakan sesuatu ketika melihat sketsa itu.

.
.

Jaehyun masih tidak menyerah, hari ini adalah hari terakhir ia di Paris. Jaehyun ingin memastikan apakah Tya sama sekali tidak mengingatnya atau hanya menghindarinya.

Jaehyun membeli sebuket bunga matahari dan menyelipkan sebuah surat Tya disana, Jaehyun menambahkan note dan sebuah voice recorder disana.

Dalam voice recorder itu, Jaehyun menceritakan semua kegiatan kesehariannya selama di Paris, ia juga mengatakan bahwa Tya sangat mirip seorang teman yang dicarinya maka dari itu Jaehyun berupaya keras untuk dapat berteman dengan Tya. Jaehyun juga menceritakan mengenai kesehariannya di sekolah dan saat ia bermain dengan Tya dulu.

Jaehyun menyiapkan voice recorder itu jika Tya kembali menolak untuk bertemu dengannya lagi.

Jaehyun menuju kamar Tya, saat itu tidak seperti biasanya, ruangan Tya sepi hanya ada dirinya sendirian. Jaehyun mengetuk pintu, dan masuk. Tya menoleh padanya lalu tersenyum tipis. Jaehyun kini menyerahkan buket bunga itu pada Tya.

"Terima kasih" ucapnya lembut sambil menerima buket dari Jaehyun

Jaehyun mengerjap beberapa kali, "ya?" Ia berusaha memastikan apa yang didengarnya tadi

"Kataku terima kasih, Jae" Tya kini tersenyum hangat padanya

Tya memperhatikan bunga itu dan melihat surat disana, "kau masih menyimpannya?"

Jaehyun masih tak percaya, 'apa ini nyata?'

Tya melambaikan tangannya di depan wajah Jaehyun, "Jae, kau disana?"

Jaehyun lalu menepuk pipinya "apa ini mimpi?" Tanyanya segera

Tya tertawa, "bukan, terima kasih sudah mau bersabar denganku" Tya memeluk Jaehyun yang kebingungan itu

Jaehyun merasa senang karena sepertinya Tya sudah mengingatnya, ia membalas pelukan Tya. "Aku sangat merindukanmu Tya"

"Aku juga"

Love Letter✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang