18

237 69 19
                                    

/Hi gengs, pada chapter ini mari kita belajar bersama wkwk/

/Tolong koreksi aku di kolom komentar kalau ada translate yang salah ya./

I woof you😘
❤❤❤

Tya terbangun saat dini hari karena mendengar suara berisik dari arah dapurnya. Tya melihat jam di nakas, yang ternyata masih pukul 1.50 AM.

Tya mencoba berpikir positif, mungkin itu adalah Haechan. Haechan sering sekali ke apartemen Tya tanpa memberi tahu sebelumnya.

Tya menghirup napas dalam-dalam, ia mencoba mengumpulkan keberanian. Tya membuka pintu kamarnya perlahan.

Tya sungguh terkejut dengan pemandangan di hadapannya. Di dalam apartemennya banyak sekali foto dirinya berhamburan disana. Foto yang diambil diam-diam dari tempat les, kelas, taman dekat kandang kelinci, dan banyak lagi. Seluruh kegiatan Tya yang sedang sendiri atau bersama temannya ada disana.

Tya keluar perlahan, ia membawa heels yang di berikan Soodam dan menodongnya sebagai senjata.

Tya membuka semua ruangan didekatnya dan tempat-tempat yang mungkin dapat menjadi persembunyian sang penguntit.

Saat sampai pada dapur, Tya melihat ada sesosok pria kekar duduk dalam ruangan yang gelap. Tya mencoba menajamkan indra penglihatannya.

Pria itu terus menghela napas panjang dan bergumam. Entah apa yang di ucapkannya karena tidak jelas terdengar oleh Tya.

Tya berusaha mendekat perlahan untuk memukulnya dari belakang namun pria itu tiba-tiba menoleh ke arah Tya.

Seketika Tya diam mematung, sangat terkejut, ia bahkan menjatuhkan heels yang akan menjadi senjatanya itu.

"John, is that you?"
(John, apa itu kamu?)

Johnny langsung memeluk Tya sangat erat
"It's me, your John" (ini aku, John-mu)

"What are you doing? How did you get in to my house?"
(Apa yang kau lakukan? Bagaimana kamu bisa masuk ke dalam rumahku?)

Tya tersadar akan ucapannya barusan, Tya mencoba mencerna situasi ini. Tya jadi teringat saat Johnny mengantarnya pertama kali, ia tidak pernah memberitahukan secara persis dimana lokasi apartemennya, tapi Johnny membawanya ke lokasi yang tepat.

Johnny memeluk Tya lebih erat, ia bahkan menghirup aroma tubuh Tya seperti meyakinkan bahwa yang dipeluknya benar Tya.

Tya sebenarnya sangat takut, tapi ia yakin Johnny tidak akan menyakitinya. Tya mencium aroma menusuk alkohol dari tubuh Johnny.

"John, are you.. drunk?" (John, apa kamu mabuk?) Tya berusaha terus berbicara dengannya.

"I'm not, just lil sleepy" (tidak, hanya sedikit mengantuk)

Johnny segera melepaskan pelukannya, ia memegang pipi Tya dengan kedua tangannya. Johnny menatap kedua mata Tya dalam-dalam.

"You don't know how much I love you. Its hurt me badly seeing you with another guy"
(Kau tidak tahu betapa besarnya rasa cintaku. Sangat menyakitkan melihatmu dengan pria lain)
Johnny lalu tersenyum, masih dengan posisi yang sama.

Tya hanya diam, ia mencoba mencari jalan keluar untuk situasi itu.

Johnny kini berdiri tegak, ia memegang kedua tangan Tya dengan lembut.
"I wanna show you something" (Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu)

Tya mengangguk dan menuruti Johnny. Tya takut jika menolak, Johnny akan menjadi nekat.

Johnny menggandeng tangan Tya menuju mobilnya. Johnny menoleh sebelum melajukan mobilnya.

Love Letter✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang