38

191 61 3
                                    

How's life?
Jangan lupa bahagia❤

🌹🌹🌹

Dalam tidurnya Tya merasa tak tenang karena room boy yang sangat mencurigakan itu. Tya terbangun saat tengah malam, ia mencoba menelepon Taeyong. Tapi tampaknya Taeyong sudah tertidur pulas, jadi untuk menenangkan diri, Tya memilih untuk menonton siaran televisi.

.
.

Tya terbangun karena suara bel kamarnya juga suara dering ponsel. Tya langsung mengangkat teleponnya.

"Halo" jawabnya masih dengan mata tertutup dan berjalan menuju pintu

"TYA LIHAT SUDAH JAM BERAPA INI?!" Tya membuka pintu tepat ketika Taeyong berteriak di telepon. Taeyong terlihat sudah rapi dengan setelan jas berwarna ungu gelap dan kemeja berwarna ungu yang lebih terang.

"Maafkan aku" Tya memberikan ciuman di udara dan langsung masuk ke kamar mandi.

"Jangan terlalu lama. Kita akan terlambat!"

"Iyaaaaa! Oh Tae! Tolong bawakan sarapan untukku ya ya?" Tya membuka sedikit pintu kamar mandi dan mengeluarkan tangannya, ia mengacungkan jempol.

"Roti isi? Atau bubur?" Tanya Taeyong sambil mendorong tangan Tya untuk kembali masuk

"Aku akan bersyukur jika kau bawakan bubur, tapi aku tak masalah dengan apapun darimu!"

"Baiklah, aku akan menelepon layanan kamar" Taeyong lalu menuju sisi ranjang dan menelepon sesuai permintaan Tya

Tya mandi secepat kilat, ia juga telah menggunakan riasan ringan yang terlihat manis. Tya mengintip dari pintu kamar mandi, untuk memastikan Taeyong tak melihatnya. Saat dirasa aman, Tya yang menggunakan bathrobe berlari secepat kilat menuju tempat dimana dress nya digantung dan kembali ke kamar mandi.

"Aku tak melihat apapun!" Teriak Taeyong yang kini tertawa keras

"Kalau kau lihat juga tak apa! Aku adalah manusia" Tya juga tertawa dalam kamar mandi

Beberapa saat kemudian Tya telah memakai dressnya, dan tepat di saat itu bubur yang diinginkan Tya untuk sarapan juga datang.

"Wah tepat waktu! Makanlah, aku akan bantu menata rambutmu" Taeyong kini menaruh semangkuk bubur hangat di depan meja rias, Tya duduk dan menikmati buburnya, sedangkan Taeyong menata rambut Tya.

"Sudah lama ya pak bekerja di salon ini? Hahaha"

"Hahaha anda pelanggan saya satu-satunya, nona" Taeyong ikut dalam candaan Tya itu

"Kamu sangat terampil, haruskah ku jadikan stylist pribadi?" Tya kembali tertawa

Taeyong kini mengepang rambut Tya dan menambahkan beberapa hiasan rambut, "tentu, dengan senang hati" jawabnya dengan senyum lebar

Tya melanjutkan makannya, ia merasa sangat senang setiap Taeyong melakukan hal yang manis seperti itu.

"Nah selesai, bagaimana?" Taeyong merasa bangga dengan dirinya sendiri

"Good job!" Jawab Tya dengan mulut yang penuh dengan bubur

"Cepat selesaikan makanmu, setelah itu kita berangkat" Taeyong mengusap sudut bibir Tya yang terdapat sisa bubur

"Nanti di mobil saja Touch up nya" ucap Taeyong kemudian, dan dibalas dengan anggukan oleh Tya

Tya telah menyelesaikan sarapannya, ia segera memakai heels berwarna creme, dan membawa paper bag.

"Kau melupakan dompetmu" ucap Taeyong saat Tya sudah berjalan menuju pintu.

Tya berbalik, ia tersenyum lebar dan mengambil dompetnya dari tangan Taeyong yang kini telah memasukkan ponsel Tya disana.

Love Letter✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang