Tya's Childhood
(Masa kecil Tya)
Tya kecil tinggal bersama Bunda dan kakak kembarnya yang bernama Puspa Amelia. Ayahnya telah meninggal sejak ia belum lahir, jadi satu-satunya sosok Ayah yang dikenalnya adalah pamannya. Paman yang merupakan adik kandung dari Bundanya. Tya kecil sungguh menginginkan sosok Ayah. Maka sang paman bersedia menjadi figur ayah untuk keponakannya itu.
Sepeninggal Ayah kandung Tya, Bunda Tya merintis usaha kain tenun untuk dapat menafkahi kedua anaknya. Lia dan Tya. Kedua anaknya itu selalu bersama kemanapun. Lia yang lahir lebih dulu selalu menjaga Tya, Lia bahkan bertindak lebih dewasa dari anak seusianya. Hal itu membuat sang Bunda selalu bersyukur memiliki anak sepertinya. Lia dan Tya juga mengerti mengenai perjuangan Bundanya untuk bekerja, mereka tidak pernah merengek agar Bundanya selalu di rumah. Mereka akan bermanja ketika sang Bunda memiliki waktu untuk bermain bersama.
Usaha Bundanya terbilang cukup sukses walaupun masih baru dirintis, karena itu Lia dan Tya sering sekali diasuh oleh istri sang paman yang mereka panggil sebagai Ibu.
Sang paman dan istrinya tidak dianugerahi buah hati walau sudah menikah cukup lama, karena itu mereka bersedia menjaga Lia dan Tya seperti anak kandungnya sendiri. Mereka sangat sayang pada Tya dan Lia, mereka juga menyiapkan kamar khusus untuk kedua anak itu di rumahnya, juga kamar bermain khusus untuk mereka.
Sejak kecil Tya sangat suka menggambar, ia sering sekali menjuarai lomba menggambar di TKnya dahulu. Sedangkan Lia kecil lebih menyukai membaca buku dongeng, dan bercita-cita menikah dengan seorang pangeran. Lia juga sering membacakan dongeng pada Tya sebelum tidur, agar Tya dapat bermimpi indah.
Tya sangat menyukai anak kecil, saat di TKnya dahulu ia selalu membantu anak-anak yang usianya lebih muda untuk makan dan juga membantu gurunya menenangkan mereka jika mereka menangis. Walaupun terlihat cukup dewasa, Tya selalu bermanja dengan Lia, kakaknya. Tya terkadang cemburu jika Lia bermain dengan teman yang lain, Tya sering merajuk jika kakaknya terlihat lebih senang bermain dengan selain dirinya.
Lia dan Tya beranjak menjadi anak yang ceria dan penuh energi. Tak seperti Lia yang sangat ramah dan mudah dekat dengan banyak orang yang baru ditemui, Tya lebih pendiam dan pemalu. Karena itu Lia selalu mengajak Tya untuk bermain bersama dengan teman-teman seusia mereka.
.
.
.Lia dan Tya kini berusia 8 tahun, SD dimana mereka bersekolah sangat dekat dengan rumah paman dan bibinya. Jadi mereka selalu kesana setiap pulang sekolah. Tya dan Lia terkadang salah mengartikan pamannya sebagai Ayah kandung mereka, jadi setiap kali ditanya mengenai orang tua, mereka selalu mengatakan memiliki dua Ibu dan satu Ayah.
Hari itu sang Bunda memiliki waktu luang, ia merencanakan untuk berlibur dengan kedua anaknya ke salah satu tempat wisata. Mereka mampir ke rumah sang paman sebelum berangkat.
"Ayah! Ayah! Hari ini Lia sama Tya mau main sama Bunda!" Lia terlihat sangat bahagia ia menarik-narik pakaian pamannya heboh
"Wah? Main kemana? Ayah ga diajak?" Tanya sang paman
"Ayah di rumah aja sama Ibu, Tya pengen punya adik. Kata temen Tya kalo orang dewasa ditinggal di rumah berdua, besoknya akan muncul adik bayi" Jawab Tya dengan ekspresi imut seperti menggurui
Paman dan bibinya tertawa keras. "Tya sayang, teman mana yang bilang seperti itu?" Tanya sang bibi
"Hmm, Tya lupa namanya. Tapi dia bilang begitu, bahkan dia sudah punya 3 adik sekarang!" Tya terlihat sangat bersemangat
Sang bibi mengelus pipi Tya dengan lembut. "Apa Tya ingin punya adik?"
Tya mengangguk heboh, Lia juga mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter✅️
Fanfiction"Tya, nulis apa sih?" Tanya seorang gadis yang memperhatikan Tya sedari tadi Tya hanya menoleh dan tersenyum sangat manis, lalu melanjutkan kegiatannya kembali. Sedangkan gadis itu kembali memilih mendengarkan lagu dari headsetnya, karena tidak men...