8

271 69 25
                                    

Sore itu Tya terbangun karena mendengar suara berisik dari arah dapur, ia segera kesana dengan senjata yang diberikan Doyoung. Serbuk cabai.

Tya sangat yakin bahwa ibunya akan pulang beberapa hari lagi, sedangkan ayahnya terlalu sibuk jadi selalu pulang larut.

Tya membuka pintu kamarnya perlahan, ia mengintip keluar untuk mencari sosok yang mungkin dikenalnya. Suara berisik yang mengganggunya tadi kini menghilang seolah tidak pernah ada sebelumnya.

Tya berjalan perlahan dengan bubuk cabai di tangannya. 'Apa ada perampok? Tapi tidak ada yang bisa diambil di rumahku'

Tya terus memikirkan hal-hal buruk. Tya memberanikan dirinya dan kini berdiri menodong serbuk cabai.

"AAAAAAHHHHH!!" Tya berteriak sambil memejamkan matanya dan menyemprotkan serbuk cabai ke seluruh dapur.

"TYAA!! Hachoo"

Kini Tya membuka sebelah matanya, Tya terkejut karena sang ibu kini berlumuran serbuk cabai.

"Maafkan Tya bu. Tya tadi mengira ada penjahat."

Sang ibu segera mengambil kain untuk membasuh wajahnya. "Sayang, ibu kan sudah bilang di telepon kemarin kalau ibu dapat pulang lebih cepat. "

Sang ibu mendekat pada Tya dan memeluknya "Nak, kamu sudah jarang menulis diari lagi ya?" Tanya sang ibu dengan lembut

"Iya bu, maaf ya Tya beneran ga sengaja" Tya memeluk sang ibu dengan erat

"Gapapa sayang, nanti bisa dibereskan" senyum sang ibu membuat hati Tya menghangat.

Sejak kepindahan mereka ke Korea, sang ibu dan ayah jarang sekali berada di rumah. Tya tidak bisa bohong bahwa ia merindukan mereka.

.
.
.

"Tya, apa ada yang mengganggumu? Biasanya ga pernah lupa pesan dokter untuk terus menulis diari" Tanya sang ibu saat mereka selesai makan malam

"Tya sibuk dengan tugas akhir-akhir ini. Jadi Tya cukup bingung. Tya pasti turutin apa kata dokter kok bu, Tya juga ga mau sakit lagi" jawabnya dengan senyum yang mengembang

"Sayang, maafkan ibu dan ayah ya" sang ibu tidak dapat menahan air matanya lagi

"Ibu, Tya gapapa kok. Tya sehat banget" Tya memeluk sang ibu dan menyeka air mata ibunya.

Sang ibu mengangguk dan kini memegang pipi Tya dengan kedua tangannya.

"Nak, kalau ada apa-apa langsung bilang sama ibu. Masalah apapun itu, kemarin ibu dengar dari Taeyong kalau kamu makan malam dengan teman sekelasmu ya" sang ibu mengelus lembut kepala Tya

"Hehe iya, Tya bosan di rumah jadi jalan-jalan, eh ketemu Jaehyun" Tya tersenyum lebar

"Gapapa kok, kamu boleh main sama siapa aja. Kapan-kapan kenalin ya temen-temen kamu ke ibu"

Tya mengangguk, setelah itu Tya membantu ibunya untuk membersihkan piring kotor dan kekacauan yang dibuatnya di dapur itu.

💌💌💌

Sebelum berangkat menuju festival olahraga, Tya mengecek surat balasan dari sahabat penanya. Tya menyimpan dua pucuk surat itu di dalam tasnya.

Tya melihat area sekolah yang sudah mulai sepi karena para siswa sudah menuju busnya masing-masing.

Tya juga bergegas menuju bus yang akan mengantar mereka ke lokasi festival.

Saat tiba, bus yang dipenuhi teman sekelas dan beberapa teman dari kelas lain itu sudah penuh, Tya berharap mendapatkan tempat yang nyaman.

Love Letter✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang