32

200 60 4
                                    

//Gengs mau mengingatkan kalau cerita ini hanyalah fiksi, sama sekali ga ada niat untuk menjatuhkan atau menjelekkan salah satu pihak. Mohon maaf kalau ada yang tersinggung//

Love you! 

🌹🌹🌹

Tya menjalani kesehariannya di rumah Taeyong, ia melakukan pembelajaran secara online dengan gurunya. Tya juga membantu mama Taeyong melakukan tugas-tugas rumah dan memasak. Tya sebenarnya merasa tidak enak untuk tinggal disana, tapi sang Ibu meyakinkannya untuk tinggal sampai hari debut Haechan saja.

Pada sore hari ketika Taeyong pulang sekolah, ia langsung mengajak Tya menuju rumah kaca tak terpakai. Taeyong mengajak Tya tanpa menjelaskan kemana mereka akan pergi. Taeyong telah meminta izin pada penjaga sekolah untuk melukis disana sampai waktu di tutupnya gerbang pada malam hari. 

"Lewat sini" ajaknya membuka gerbang belakang 

Tya mengikutinya karena sedang bosan berada di rumah. Tya sudah lama tidak datang ke area sekolah, membuatnya sedikit iri pada Taeyong yang dapat berkumpul dengan teman-teman setiap hari di sekolah.

"Tutup matanya ya, awas jangan ngintip" Tya menutup kedua matanya menggunakan tangan, Taeyong menuntun Tya dengan perlahan saat mereka akan memasuki sebuah rumah kaca tak terpakai itu.

"Nah sekarang boleh buka matanya" 

Tya membuka matanya sesuai yang diinstruksikan oleh Taeyong. Tya merasa takjub melihat rumah kaca itu. Rumah kaca tak terpakai itu didekorasi sedemikian rupa menjadi taman dengan studio lukis di bagian tengahnya. Terdapat ayunan yang dibuat dengan beberapa kain, ayunan itu diikat ke bagian atap kerangka rumah kaca. Pada bagian atapnya terdapat tanaman merambat yang sengaja terjulur untuk menambah kesan estetik.

"Kau yang mendekorasi ini semua sendiri?" Tanya Tya kini melihat ke langit-langit rumah kaca yang dihiasi oleh tanaman merambat

"Benar, bagaimana menurutmu?" Taeyong terlihat sangat bangga pada dirinya sendiri

"Kau memiliki jiwa seni ya, waah lalu tanaman-tanaman ini kau yang merawatnya?"

Taeyong mengangguk, "Aku dan Doyoung memiliki hobi yang sama, kami senang berkebun. Tapi dia lebih hebat dalam merawat tanaman di banding aku, beberapa dari tanaman yang ada disini aku ambil tanpa sepengetahuannya dari taman dekat kandang kelinci hahaha" 

"Kenapa kau bangga setelah mencuri tanaman yang dirawat oleh orang lain?" Tya tidak habis pikir dengan pria di depannya ini

Taeyong tertawa, "Kan itu tanaman milik sekolah, jadi aku tidak mencurinya, hanya memindahkan saja"

"Dasar kau ini" Tya tersenyum kini mendekati studio lukis yang berada di tengah rumah kaca itu.

"Ingin melukis?" tanya Taeyong setelah Tya menyentuh kanvas kosong

Tya menoleh dan menatapnya cukup lama, "bolehkah?"

"Boleh, lakukan saja semaumu. Aku memang menyiapkannya untukmu" Taeyong kini menyiapkan seluruh cat warna dan kuas berbagai ukuran di dekat Tya.

"Aku akan menikmati waktu dengan mendengarkan musik disana" Taeyong menunjuk pada ayunan dari kain 

Tya memperhatikan Taeyong yang sudah seperti kepompong karena menyelimuti dirinya dengan selimut di ayunan itu. Tya tersenyum dan kini mulai mencoba untuk melukis. Tya sungguh terlarut dalam kegiatan itu, tak tahu berapa lama waktu berlalu.

"Hei Tya!" Teriak Taeyong masih dalam posisi nyamannya

"Apa?" Tya akhirnya menoleh

"Aku telah memanggilmu beberapa kali, apa kau tak lapar?" Taeyong menampilkan ekspresi yang imut, membuat Tya tertawa

Love Letter✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang