1

10.1K 434 3
                                    

Jungkook melonggarkan dasinya yang terasa mencekik. Tumpukan kertas di depannya sungguh membuatnya sangat lelah.

"tolong kerjakan, saya akan pergi." ucap Jungkook pada sekretarisnya lalu melangkah pergi meninggalkan ruangannya.

Ia menelepon seseorang sembari melangkah menuju parkiran mobil.

"aku dalam perjalanan."

Setelah menelepon Jungkook langsung tancap gas menuju salah satu hotel di kota tersebut.

•••

Tiba di depan hotel Jungkook langsung memasuki salah satu kamar yang ada di hotel itu.

Tiba di depan kamar dengan nomor '209' Jungkook langsung mengetuknya, tak lama pintu terbuka dan Jungkook langsung menerobos masuk.

Ia langsung mendekati gadis yang sudah ia pesan sejam yang lalu dan langsung mencium gadis itu. Gadis itu tersentak lantas mencengkeram kuat lengan kekar Jungkook.

"siapa namamu?" tanya Jungkook di sela-sela ciuman mereka.

"red" ucap gadis itu singkat karena Jungkook langsung menciumnya kembali.

Red adalah nama samaran yang diberikan untuk setiap gadis sewaan agar tidak menggangu kenyamanan gadis itu saat di luar pekerjaannya.

Jungkook mengangkat tubuh Red lalu melingkarkan kaki Red di pinggangnya. Ia berjalan membawa Red menuju ranjang. Ia melepas lumatannya lalu menjatuhkan tubuh Red di ranjang. Jungkook membuka dasi yang masih terpasang di lehernya lalu membuangnya.

Red terlihat sangat gugup, ia menggigit bibir bagian dalamnya.

Jungkook menindih tubuh Red. Ia kembali melumat bibir Red. Tubuh Red menegang saat satu tangan Jungkook meremas payudaranya. Jungkook melepas lumatannya.

"apa ini pertama kali?" tanya Jungkook.

"ya, tuan."

"berapa usiamu?"

"17 tahun"

"oh god."

Jungkook langsung bangkit dan menjauh dari gadis itu.

"akan kubatalkan, pulanglah!" ucap Jungkook sembari merapihkan kemejanya.

Gadis itu ikut bangkit lalu mendekat ke arah Jungkook.

"tidak tuan, aku butuh uangmu." ucap Red sambil memegangi lengan Jungkook.

"apa kau siap mengandung anakku?"

Red melepas genggamannya. Ia menunduk.

"aku–aku bisa mencegah kehamilanku, tuan."

Jungkook mengambil dasi yang tergeletak di lantai lalu kembali memasangnya.

"pulanglah, aku akan menyewa gadis lain."

"tidak tuan, pakai saja aku!"

"pulanglah gadis kecil, kau tidak seharusnya ada di sini."

Red mendorong tubuh Jungkook ke ranjang lalu mendaratkan bokongnya di atas pangkuan Jungkook. Red membuang dasi yang belum sempat terpasang lalu membuka satu persatu kancing kemeja Jungkook.

"kau sangat nakal."

Red mencium leher Jungkook. Ia menggerakkan pinggulnya menimbulkan gesekan di bawah sana.

"dari mana kau tahu semua ini, hm?"

"aku menonton."

Red menghisap lembut kulit leher Jungkook.

"eunghh" satu desahan berhasil lolos dari mulut Jungkook. Bagaimana tidak? Red memberi kenikmatan di dua titik sekaligus.

Jungkook mengubah posisinya. Ia menindih Red. Mencium lehernya terus turun hingga ke dada dan membuat tanda kepemilikan pada payudara Red.

"tuan.."

"tenang, aku tidak akan meninggalkan jejak di bagian yang terlihat."

•••

"kenapa tuan tidak sampai ke inti?" tanya Red.

"jika aku sampai ke inti jangan harap kau akan pulang tanpa bayi di rahimmu. Pulanglah, ini nomorku. Hubungi aku jika kau membutuhkan uang, jangan menawari dirimu untuk pria lain. Mereka tidak akan sebaik aku yang membiarkanmu pulang tanpa spermaku di rahimmu." jawab Jungkook seraya memberikan secarik kertas kepada Red.

"apa tuan benar-benar akan menyewa wanita lain setelah ini?" tanya Red sambil menatap mata Jungkook.

"bukan urusanmu. Pulanglah, sudah malam, eomma mu akan marah nanti." ucap Jungkook sambil mendorong Red keluar kamar hotel.

Jungkook mengunci pintu kamar hotel lalu kembali merebahkan dirinya di ranjang. Tangannya meraih sesuatu di atas nakas. Jungkook tersenyum miring sambil melihat rekaman video dirinya dan Red yang sedang beradegan panas.

Jungkook menurunkan resleting celananya. Mengeluarkan miliknya yang sudah sangat sesak di dalam sana lalu mengocoknya sambil menonton rekaman video itu.

"ahhh Red"

"ahhh sial!"

tbc

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang