18

3K 199 13
                                    

"ma–maaf" ucap Jae terbata-bata sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Jungkook.

"kenapa memperhatikanku? kau menyukaiku?" pertanyaan Jungkook membuat Jae melotot. Jelas ia tidak menyukai Jungkook.

"tidak, aku...aku hanya penasaran apa yang kamu lakukan" ucap Jae berusaha membela diri.

Jungkook melepas genggamannya pada lengan Jae lalu berjalan mendahului Jae. Jae yang melihat hal itu hanya bisa bernapas lega karena Jungkook akhirnya pergi.

Jujur ia takut dengan tatapan Jungkook yang sangat mengintimidasi.

Pagi harinya ketika semua orang sedang sarapan Jungkook terlihat sangat kesal karena teman-temannya selalu menggodanya.

"sudahlah, Jungkook menjadi tidak tenang begitu" ucap Alda, istri Chris.

Jae yang melihat hal itu sedikit merasa iba pada Jungkook. Ia memberanikan diri untuk angkat suara.

"maaf, aku dan Jungkook tidak ada hubungan apapun" ucap Jae dengan mantap membuat Jungkook mengacungkan jempolnya ke arah Jae.

Semua orang bersorak kecewa. Mereka benar-benar berharap Jungkook dan Jae berpacaran.

Setelah sarapan mereka memutuskan untuk pergi ke sebuah danau dekat villa mereka. Dengan berjalan kaki hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai sana. Suasana pagi di sini benar-benar membuat Jungkook merasa sangat tenang.

Jungkook mengambil ponselnya lalu memotret keindahan danau di sana. Sekilas dirinya mengingat Aerin, Aerin pasti sangat senang jika di ajak ke sini. Namun sekarang Jungkook hanya pergi sendiri tanpa dirinya. Ada perasaan rindu di hati kecilnya, namun otak selalu tak sejalan dengan hati.

"kamu mau ini?"

Jungkook menoleh ke arah sumber suara, Jae menyodorkannya sekotak susu pada Jungkook. Jungkook mengambilnya lalu meminumnya.

"terima kasih" ucap Jungkook singkat di sela-sela ia meminum susunya.

Jungkook menyadari bahwa teman-temannya tidak ada di sana. Ia menatap sekeliling kosong, hanya ada dirinya dan Jae di sana.

"di mana mereka semua?" tanya Jungkook.

"tidak tahu, tadi aku pergi membeli ini, saat kembali mereka semua tidak ada hanya tersisa kamu di sini" jelas Jae pada Jungkook.

Jungkook mengangguk lalu menatap sekotak susu di tangannya. "lalu untuk apa kau membeli dua susu?"

"aku ingin menyimpannya untuk nanti, tapi saat aku melihatmu, rencanaku berubah"

Hening kembali menghampiri mereka. Jungkook maupun Jae hanya fokus pada pemandangan dan susu di tangan mereka.

Jae melirik ke arah Jungkook. "sulit ya hidup di negara orang"

Jungkook tertawa lirih. "tapi lebih tenang dari pada di negara sendiri"

"kamu juga menghindari masalah ya?"

Jungkook menunduk sejenak, terulang kembali semua memorinya bersama Aerin. "ya, begitulah"

Jae mengangguk. "aku juga, aku takut dengan ayah tiriku"

Jungkook menoleh ke arah Jae. Tampaknya Jungkook tertarik dengan pembicaraan ini.

"memangnya kenapa?"

"semenjak ibuku meninggal, ia bersikap aneh padaku, selalu mengomentari penampilanku dan melarangku untuk dekat dengan lelaki manapun. Awalnya aku tidak curiga karena mungkin itu bentuk kasih sayangnya padaku, namun suatu malam semua berubah, ia pulang dalam keadaan setengah sadar karena minuman, ia mendobrak pintu kamarku dan..."

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang