24

2.7K 163 26
                                    

Jae mengajak Jungkook untuk makan di luar. Mungkin itu akan menjernihkan pikiran Jungkook. Jae benar-benar marah karena Jungkook mempunyai niat seperti itu. Berarti Jungkook tidak bisa memilih antara Jae atau Aerin.

Setelah makan Jungkook berusaha menjelaskan semuanya pelan-pelan. Sedikit demi sedikit Jae tersenyum kembali. Ia paham apa yang Jungkook rasakan.

"kamu mencintai Aerin, kan?" tanya Jae dibalas anggukan pelan dari Jungkook.

"kejarlah cintanya, Jung"

Jungkook menatap Jae. Dengan senyum khas dirinya Jae benar-benar membuat Jungkook kalah telak, Ia mengakui dirinya mencintai Jae. Ia tidak ingin meninggalkan wanita ini. Memang Jungkook menyusahkan author dan readers.

Jungkook menggenggam tangan Jae. Ia menunduk karena merasa bersalah telah menyakiti hati Jae.

"Jae aku minta maaf"

"tidak apa. Kejarlah cinta Aerin, perjuangi dia, jangan pikirkan aku lagi"

Jungkook menatap Jae. Jae menangis, itu membuat Jungkook sangat sakit. Jungkook merasa dirinya benar-benar bodoh menyakiti wanita selembut dan sebaik Jae.

Jae dan Aerin sama sama baik di mata Jungkook. Namun mereka seperti dua hal yang sangat berbeda. Jungkook seakan ingin memiliki keduanya, namun ia tak mungkin bisa melakukan hal itu.

"Jae, aku benar-benar minta maaf"

"lupakan semuanya, kita sudah selesai, setelah ini kamu bisa bebas bersama Aerin. Kita hidup masing-masing dan jangan saling menganggu"

"jangan pergi dariku, Jae"

Jae menghapus air matanya. Ia memantapkan dirinya untuk melanjutkan kalimat karena sebenarnya dirinya sudah benar-benar tidak sanggup.

"jika aku bertahan, aku akan menyakiti Aerin. Biarlah aku menyembuhkan lukaku sendiri dan menghancurkan semua perasaanku padamu"

Jae bangkit lalu pergi meninggalkan Jungkook, tapi Jungkook mengejar Jae yang tampaknya berlari untuk menghindarinya. Jae tahu Jungkook akan mengejarnya.

Namun kecepatan Jungkook melebihi Jae. Ia berhasil menahan wanita itu. Jungkook menarik Jae hingga berhadapan dengannya, Jungkook menempelkan bibirnya di bibir ranum Jae. Jungkook seperti tersengat, ia merasakan jantungnya berdebar dua belas kali lipat daripada dirinya berciuman dengan Aerin.

Mereka terdiam dan saling memejamkan matanya. Jungkook sampai tidak bisa menggerakkan bibirnya, seluruh tubuhnya seakan kaku merasakan reaksi saat ia mencium Jae.

Isak tangis Jae seakan pedang tajam yang menusuk-nusuk dada Jungkook. Ia merasa sakit saat mendengar isak tangis Jae. Ia bersumpah akan melakukan apapun demi Jae memaafkan kesalahannya.

Jungkook menjauhkan bibir mereka. Ia menatap Jae yang masih terisak. Jungkook mendekap wanita itu dan Jae kembali menangis.

"Jae, aku mencintaimu"

"kamu mencintai Aerin!"

"tidak, aku mencintaimu, sungguh!"

Perlahan tangis Jae reda. Ia membalas pelukan Jungkook. Ia merasa lega saat Jungkook mengatakan itu, entah bohong atau tidak.

•••

Aerin menatap kosong ke arah luar jendela kamarnya. Ia tak menyangka Jungkook akan sejahat itu, ia bersumpah tidak akan mau bertemu dengan Jungkook lagi. Namun hatinya berkata lain, ia masih sangat mencintai Jungkook dan tidak ingin kehilangannya lagi.

Ia mendapat telepon dari Jungkook lalu dia mengabaikannya. Ia benar-benar sakit membayangkan Jungkook dan Jae tengah bersenang-senang di sana.

Berkali-kali Jungkook menghubunginya namun tak kunjung Aerin angkat. Hingga Aerin mengantuk lalu tertidur.

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang