40

2.2K 118 5
                                    

Aerin berjalan gontai memasuki kamar mandi. Ia menempatkan dirinya di dalam bathub yang sudah penuh terisi air. Tiga hari sudah dirinya mendekam dalam kamar sialan itu. Hampir tiap malam Jun menggagahinya tanpa ampun membuat tubuh gadis itu lemah.

Ia menatap tangannya yang memainkan air di dalam bathub. Ada perasaan rindu akan sosok Jungkook. Namun setiap kali dirinya menyebut nama lelaki itu, Jun akan kembali menggagahinya dan mengatakan jika ia lebih mencintainya daripada Jungkook.

Aerin tentu tak percaya akan perkataan lelaki bodoh itu. Ia jauh lebih percaya jika kini Jungkook juga merindukannya. Suara langkah kaki perlahan mendekat ke arah kamar mandi. Aerin memalingkan wajahnya guna tak melihat kehadiran lelaki itu.

Suara pintu terbuka disusul dengan suara lelaki itu memanggil nama Aerin seketika membuat tubuh Aerin meregang. Ia merekatkan pelukannya pada kakinya yang ia tekuk di depan dada. Sembari tatapannya mengarah ke dinding, membelakangi Jun.

"sedang apa?" tanya Jun dengan suara lembut namun tak membuat pertahanan Aerin runtuh.

Jun ikut memasukkan dirinya dalam bathtub. Ia memutar tubuh Aerin hingga gadis itu membelakanginya. Ia mendudukkan dirinya tepat di belakang gadis itu lalu melingkarkan tangannya di perut rata Aerin.

Aerin bergerak tak nyaman namun Jun menahan tubuh Aerin yang ingin menjauh darinya.

"aku tak akan melakukan apa apa" ucap Jun berusaha menenangkan.

Bukan membuat Aerin tenang justru Aerin semakin takut ketika Jun bersikap manis dan lembut padanya.

"setelah mandi kita pergi jalan-jalan" bisik Jun tepat di telinga Aerin.

•••

Jungkook terbangun karena ulah dering telepon miliknya. Ia meraba sebelah ranjangnya yang kosong untuk mencari dimana keberadaan ponsel miliknya. Setelah mendapatkannya ia lantas mengangkat telepon itu tanpa melihat siapa yang menghubunginya.

"Jung, kau di mana?" Jungkook membuka matanya, pasalnya ia tak mengenali suara itu.

"aku di rumah, ada apa?" ujarnya dengan suara beratnya.

"cepat ke sini, aku melihat Aerin bersama lelaki lain!"

Ucapan seseorang di seberang sana membuat netra lelaki itu sontak melebar. Ia bangkit lalu berlari menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan membersihkan giginya. Ia berlari menuju luar rumahnya dan bergegas menuju tempat di mana orang tadi memberitahu Jungkook menggunakan mobil sport mewah berwarna hitam.

Setibanya di tempat tujuan Jungkook langsung berlari menuju titik di mana seseorang tadi mengirimi lokasinya saat melihat Aerin. Netranya mencari sosok gadis itu. Nihil, Aerin sudah tak terlihat di sana. Sebuah tepukan di punggung Jungkook membuat lelaki itu lantas menoleh.

"di mana Aerin?" tanya Jungkook pada lelaki di depannya tanpa ia tahu siapa lelaki itu. Memori Jungkook belum sepenuhnya kembali. Lelaki itu adalah Namjoon.

Jelas saja Namjoon mengenal Aerin. Pria itu tahu betul bagaimana hubungan Jungkook dengan Aerin, namun semenjak Jungkook kecelakaan. Namjoon tak pernah tahu kabar keduanya, Aerin maupun Jungkook.

"dia sudah pergi" ujar Namjoon dan disusul dengan desahan pelan dari Jungkook.

"pergi ke mana?" tanya Jungkook tanpa menoleh ke arah Namjoon.

"aku tidak tahu, yang pasti mereka menggunakan mobil berwarna merah"

Namjoon menjelaskannya ciri-ciri dari mobil yang Jun gunakan beserta nomor seri yang tertera pada depan dan belakang mobil tersebut.

"terima kasih!"

•••

Jae menatap layar ponselnya. Jemarinya bergerak kesana kesini di atas layar ponsel miliknya. Hari ini ia bersyukur karena terbebas dari pekerjaan itu. Jae menghela napasnya saat tak sengaja melihat foto Jungkook yang masih tersimpan rapih di ponselnya.

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang