59

759 62 3
                                    

"good morning, baby" suara lembut Aerin membuat kedua kelopak mata Jungkook sedikit terangkat. Jungkook tersenyum manis kala melihat gadis cantik di depannya tengah menatap ke arahnya dengan tatapan yang selalu Jungkook suka.

Jungkook menarik tubuh Aerin yang kini sudah tak mungil lagi ke dalam pelukannya. Seiring bertambahnya usia kehamilan Aerin, tubuh Aerin perlahan mulai berubah, namun itu tak membuat sedikitpun perasaan Jungkook berubah. Justru ia merasa jika Aerin bertambah cantik saat sedang hamil.

"bangunlah, aku sudah membuatkanmu sandwich" ucap Aerin sembari mengelus kulit punggung Jungkook.

"give me morning kiss" suara serak khas bangun tidur terdengar jelas di telinga Aerin. Sekujur tubuhnya lantas menegak saat Jungkook menempelkan bibir kenyalnya di kulit leher Aerin.

"kau harus bekerja hari ini, Jung" ucap Aerin terbata-bata.

"aku sudah mengambil cuti 3 hari, biarkan aku menghabiskan waktu bersama istriku" ujarnya di tengah-tengah ia sedang menciumi Aerin.

"Jung, hentikan!"

"kau wangi, cantik, semua bertambah saat kau mengandung. Bolehkah aku membuatmu terus hamil saja, sayang?"

Sontak Aerin mendorong kuat tubuh Jungkook menjauh dari tubuhnya. Aerin bangkit sekuat tenaganya walaupun beban tubuhnya semakin berat. "cepat bangun!" ucap Aerin ketus lalu pergi meninggalkan Jungkook.

"kau tak pernah berubah, Aerin"

•••

"pekan depan aku akan pergi ke dokter kandungan untuk periksa rutin, Eomma"

"baiklah, kita akan pergi bersama. Aku tutup teleponnya"

Aerin menjauhkan layar ponselnya dari telinganya. Ia memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Jungkook mendekat ke arah Aerin dengan kotak besar berwarna biru di tangannya.

"siapa, sayang?"

"Eomma, pekan depan aku akan pergi ke dokter bersama Eomma, ya?"

Jungkook meletakkan kotak itu di lantai. Ia mendudukkan dirinya di sebelah Aerin. "baiklah, aku juga akan ikut" ujarnya sembari membuka kotak itu.

"apa ini?" tanya Aerin seraya menggeser kotak itu ke hadapannya.

"beberapa peralatan bayi"

Aerin terdiam. Ia menatap sejenak beberapa potong baju di tangannya lalu kembali mengambil barang yang lain yang ada di dalam kotak. Ia terdiam cukup lama menatap kedua barang di tangannya. Tanpa sadar air matanya menetes keluar.

"Jung, apa aku terlalu jahat?"

Jungkook menoleh ke arah Aerin. Ia mengambil alih barang-barang di tangan Aerin dan langsung merengkuh tubuh Aerin. "jahat? apa maksudmu?"

"aku masih belum begitu peduli dengannya. Aku tak tahu kapan jadwalku harus ke dokter kandungan, aku tak tahu apa yang ia butuhkan, dan aku tak membelikan apapun untuknya. Aku tak ada persiapan untuk dia hadir di sini"

Jungkook mempererat pelukannya. Ia menciumi pucuk kepala Aerin tak berhenti. Menyadari hal itu Aerin menangis semakin kencang. Jungkook tahu Aerin belum siap untuk semua ini. "tak apa, aku sudah mempersiapkan semuanya. Jangan memikirkan apapun"

Aerin melepas dekapan Jungkook. Ia menatap lekat kedua mata Jungkook. Jungkook tersenyum menatap mata Aerin yang berlinang air mata. Jemarinya bergerak mengusap air mata di sana.

"you're the best mom, trust me!" Aerin memanyunkan bibirnya. Jungkook tersenyum tipis lalu mengecup lembut bibir Aerin.

•••

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang