6

5.1K 297 1
                                    

Tubuh mungil Aerin kini berada di dekapan lelaki berotot itu. Ranjang king size Jungkook sudah tidak berbentuk lagi sejak mereka bergulat saling memuaskan. Ya, Aerin menginap di rumah Jungkook karena ia enggan memberi tahu di mana tempat tinggalnya.

"tubuhmu sangat dingin, Tuan."

"AC yang membuatnya dingin, bisakah kamu menghangatkan ku lagi?"

"aku lelah, Tuan. Kau tega sekali."

Jungkook mengudarakan tawanya. Beberapa jam lalu masih terdengar desahan dari keduanya, entahlah Jungkook tidak peduli jika semua pelayan di rumahnya mendengar pergulatan dirinya dan gadis itu. Lagipula Jungkook akan menikahinya nanti.

Ya, Jungkook memiliki rasa yang berbeda dengan gadis itu. Itulah alasan Jungkook tidak mau menganggap rendah gadis ini, karena menurutnya pertemuan mereka memang sudah takdir namun Tuhan memang merencanakan pertemuan mereka lewat jalan seperti ini.

Terlalu cepat? Jungkook pun tidak paham mengapa dirinya begitu cepat di buat jatuh cinta dengan gadis ini. Wajah cantiknya, tubuh mungilnya, suaranya, tatapannya sungguh membuat Jungkook langsung menaruh hati pada gadis ini.

Jungkook belum ada keberanian untuk menyatakan perasaannya tapi mungkin perlakuannya sudah cukup jelas bahwa dirinya mencintai gadis itu.

"Aerin, kau sudah memiliki kekasih?"

Aerin menatap Jungkook. Lagi lagi Jungkook di buat jatuh cinta dengan tatapan sesimpel tatapan Aerin.

"belum, aku tidak memikirkan soal itu."

"kenapa? gadis secantik dirimu tidak memiliki minat untuk berkencan?"

Aerin mengeratkan pelukannya di tubuh Jungkook, menempelkan pipinya di dada bidang Jungkook.

"yang ada dipikiran ku sekarang hanya bagaimana aku melanjutkan hidupku."

Jungkook menarik dagu gadis itu untuk menatapnya. Manik indahnya sungguh membuat Jungkook menjadi candu menatapnya. Tatapan sendunya justru membuat Jungkook gemas.

"tidak perlu mengkhawatirkannya, ada aku."

"tapi, tidak selamanya kita begini. Ada saatnya nanti kau akan menemukan seseorang yang akan kau nikahi."

"ya, itu dirimu, Aerin."

Jungkook tersenyum tipis lalu mengecup bibir gadis di depannya. "eum ya, tapi nikmati saja selagi aku masih ingin bersamamu."

Aerin kembali memeluk tubuh Jungkook dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher lelaki itu. Menghirup aroma khas tubuh Jungkook dalam-dalam.

"aku merasa nyaman saat denganmu." ucap Aerin tanpa melepas pelukannya.

"aku pun." balas Jungkook singkat.

Malam itu mereka tutup dengan pelukan yang hangat dari keduanya. Tubuh Aerin yang mungil seperti hilang dalam dekapan tubuh besar dan kekar milik Jungkook.

Tak lama kemudian Jungkook mendengar gadis itu mendengkur halus. Gadis itu sudah terlelap tapi tidak dengan Jungkook, ucapan Aerin membuat Jungkook berpikiran lebih. Sedikit berharap gadis itu memiliki rasa yang sama dengannya tapi itu mustahil.

Jungkook mengecup lembut pucuk kepala gadis itu.

"aku di sini, Aerin. Dan akan selalu seperti itu."

tbc

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang