26

2.5K 146 8
                                    

Mark menatap Jae yang tengah fokus dengan makan malamnya. Mark menatap Jae gelisah. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya belakangan ini. Jae memutuskan untuk kembali ke Australia setelah mereka bertemu dengan Jungkook waktu itu.

"Jae"

Jae menoleh ke arah Mark. "ya?" ucapnya sambil tersenyum.

Mark menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "aku ingin menanyakan sesuatu padamu"

Jae mengerutkan keningnya. Ia menaruh sendok yang ia gunakan di piring untuk fokus mendengarkan Mark.

"apa?"

Mark terdiam sejenak. Jae tersenyum sambil menatap Mark. Jae menggenggam tangan Mark. "apa? tanyakan saja"

Mark membetulkan posisi duduknya lalu menghela napas. "Jae, kau masih mencintai Jungkook?"

Senyum Jae memudar. Ia mengalihkan pandangannya lalu meregangkan genggaman tangannya di tangan Mark. "tidak, aku sudah tidak mencintainya"

"tapi aku merasa kau masih mencintainya"

Jae menatap Mark. Ia menggeleng sembari berusaha mengembalikan senyumnya. "tidak, jika aku masih mencintainya kenapa aku menerimamu?"

"lagi pula Jungkook sudah bersama Aerin" sambung Jae.

"Jae, jujurlah padaku" ucap Mark sembari menggenggam tangan Jae.

"aku mencintaimu, tapi jika kamu mencintainya aku tidak apa"

Jae menggelengkan kepalanya. "tidak, Mark. Aku tidak mencintainya, jangan berpikir yang tidak-tidak"

Mark menghela napas. "baiklah, tapi jika kamu masih mencintainya katakan padaku. Aku akan pergi"

•••

Setelah Aerin pergi Jungkook memutuskan untuk menyusul Aerin. Sudah setengah jam Jungkook mengetuk pintu kamar Aerin. Jungkook berkali-kali mengucapkan kata maaf tapi Aerin menyuruhnya untuk pergi dan jangan menemuinya sampai waktu yang entah kapan.

"Aerin, dengarkan aku dulu"

"pergi, aku tidak ingin melihatmu!"

Jungkook memukul keras pintu kamar Aerin lalu menekan kenop pintu berkali-kali. "buka Aerin!"

Aerin panik lalu berlari menuju pintu. Ia berteriak menyuruh Jungkook untuk pergi dari sini. Tak lama Aerin mendengar Jungkook yang berusaha mendobrak pintu kamarnya. Aerin berlari ke ranjangnya, Aerin ketakukan karena nada bicara Jungkook seperti sedang marah.

Benar saja, Jungkook berhasil mendobrak pintu kamar Aerin. Tatapan tajam Jungkook langsung tertuju pada seorang gadis yang tengah duduk di tepian ranjang. Gadis itu menoleh dengan cepat lalu kembali menyuruh Jungkook untuk keluar dari kamarnya.

"pergi!"

Jungkook melangkah maju mendekati Aerin. Aerin ketakutan melihat tatapan Jungkook seperti itu. Jungkook mendorong tubuh Aerin hingga dirinya merebah di atas ranjang.

Jungkook menindih tubuh Aerin. "aku sudah setengah jam menunggumu, tapi kau terus menyuruhku untuk pergi, apa yang salah darimu hah?"

Tubuh Aerin gemetar. Aerin menatap sendu ke arah Jungkook, berharap Jungkook akan merasa iba padanya. Aerin salah besar, Jungkook mencium bibir Aerin lalu melumatnya dengan brutal. Aerin memukul bahu Jungkook berusaha melepaskan lumatan bibir Jungkook.

Jungkook bangkit lalu merobek dress milik Aerin. Aerin berteriak. "aku tidak mau!"

"diam!"

•••

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang