20

3K 181 13
                                    

Sudah satu bulan Jae bekerja dengan Jungkook. Sejauh ini semua terlihat baik-baik saja, bahkan dirinya sangat menyukai bekerja bersama Jungkook.

Hari ini Jungkook berniat untuk mengajak Jae makan malam. Jungkook selalu mengajak Jae makan malam bersama setiap Sabtu sore, guna untuk merefresh otak mereka.

Setibanya mereka di salah satu restoran mewah Jungkook langsung mengajak Jae untuk duduk di salah satu meja yang sudah terlebih dulu Jungkook pesan. Jungkook sengaja memesan ruangan VIP karena ia juga ingin mengobrol mengenai pekerjaan.

Makan malam berjalan lancar. Mereka terdengar sesekali tertawa karena obrolan yang terkadang terdengar lucu bagi mereka. Mereka juga saling bertukar pikiran dan pengalaman.

Ternyata Jae orang yang asik dan perhatian. Sering kali Jae membawakan Jungkook sarapan karena di sini Jungkook tinggal seorang diri tanpa ada pelayan.

Entah mengapa Jungkook nyaman bekerja dengan Jae. Ia tidak lagi merasa kesepian karena Jae yang sangat asik jika diajak mengobrol. Obrolan mereka selalu saja menyambung.

Begitupun dengan Jae, ia merasa bahwa Jungkook seperti menjaganya. Setiap Jae harus bekerja di rumah Jungkook, dengan senang hati Jungkook menjemput dan mengantarnya kembali ke rumah.

Saat sedang mengobrol tiba-tiba saja keheningan datang. Tanpa sengaja tatapan mereka bertemu membuat mereka merasa canggung. Jae mengalihkan pandangan, sedangkan Jungkook menggosok hidungnya yang tidak gatal.

Cukup lama mereka terdiam dengan pikiran masing-masing hingga seorang pelayan datang membawa sebuah minuman beralkohol yang memang Jungkook pesan.

"kau menyukainya, kan?" tanya Jungkook.

"eum, ya, aku menyukainya"

Setelah pelayan pergi mereka langsung menegak minuman itu. Jae merasa jantungnya seperti bekerja lebih cepat. Ia izin kepada Jungkook untuk pergi ke toilet sebentar.

Setelah Jungkook melihat Jae sudah tidak ada di sana ia langsung membuang napasnya kasar. Tatapan Jae benar-benar membuatnya seperti terhipnotis. Ia memegang dadanya.

"ada apa, sih?!" tanya Jungkook pada dirinya sendiri.

•••

Setibanya Jungkook di rumah ia langsung pergi untuk membersihkan diri. Entah dia selalu terbayang tatapan Jae yang tajam namun menyejukkan. Jae mempunyai tatapan yang khas, membuat Jungkook diam tidak berkutik.

"aku ini kenapa, sih?! ayolah, Jung. Tidak mungkin kau menyukai Jae" monolog Jungkook sembari menatap pantulan dirinya dalam cermin.

Di sisi lain. Jae tengah berbaring di atas ranjangnya. Ia teringat saat tadi tak sengaja saling tatap dengan Jungkook. Sorotan mata Jungkook sangat tajam, mungkin membuat siapapun yang bertatapan dengan dirinya akan salah tingkah.

Jae menggeleng. "apa-apaan sih aku ini, aku tidak mungkin menyukai bosku sendiri"

•••

Seorang gadis cantik tengah duduk di atas ranjang sambil menonton sebuah film di ponselnya. Ia menikmati setiap detik dari film itu. Tiba-tiba rasa lapar menghampiri dirinya, ia memegang perut ratanya yang berbunyi meminta untuk di isi. Ia mempause film di ponselnya lalu berjalan menuju dapur.

Sayang sekali ia tak menemukan apapun di sana hanya ada sayuran mentah dan bahan makanan lain yang masih mentah. Rasa malas ternyata lebih besar daripada rasa laparnya. Ia kembali ke kamar lalu meraih jaket yang tergantung rapih di balik pintu.

Langkahnya terus membawanya hingga tiba di depan minimarket. Ia melangkah masuk dan mengambil beberapa makanan yang mungkin akan menghilangkan rasa laparnya.

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang