47

2.7K 147 13
                                    

Jungkook berjalan menuju lift yang berada di ujung koridor sembari memainkan ponselnya. Tanpa melihat ke arah depan, Jungkook terus berjalan hingga menabrak seseorang hingga orang itu tersungkur di lantai.

Jungkook lantas memasukkan ponselnya ke dalam saku lalu membantu orang itu untuk berdiri. Jungkook memicingkan matanya, betapa terkejutnya saat ia tahu orang itu adalah wanita yang beberapa hari lalu datang ke tempat tinggalnya. Wanita itu tersenyum lalu mendekap tubuh Jungkook dengan erat.

Jungkook berusaha melepas dekapan itu. Ia menatap sekeliling berharap ada orang yang datang dam segera menolongnya. Jungkook mendorong sedikit kuat wanita itu hingga dekapannya terlepas.

"apa buktinya jika kau benar Eommaku?" tanya Jungkook sembari matanya tak teralihkan sedikitpun dari wajah wanita itu.

Wanita itu mengeluarkan selembar foto dari dalam dompet kecil berwarna hitam. Ia menunjukkan sebuah foto seorang anak laki laki yang tengah tersenyum dengan latar belakang sebuah rumah cukup besar.

"kau ingat ini siapa?" tanya wanita itu sembari menatap Jungkook.

Jungkook menggeleng lemah sembari matanya terus menatap foto itu. "apa kau ingat dengan ini?" sembari wanita itu menunjukkan foto yang lain, foto di mana ada seorang anak laki laki tengah bermain bola di halaman rumah yang luas.

Jungkook menatap wanita itu. "aku tak ingat apapun tentangmu, berhenti berlagak kita saling kenal karena aku tak mengenalmu sama sekali" ucap Jungkook sembari menekankan kalimat terakhirnya.

Jungkook membalik badannya lalu melangkahkan kakinya menjauhi wanita itu, namun perkataan wanita itu lantas membuat Jungkook terdiam. "aku tahu kau pasti ingat dengan Aleda"

Jungkook mematung. Napasnya seperti tercekat saat wanita itu menyebut nama Aleda. Jungkook memejamkan matanya sejenak sebelum ia berbalik arah mendekat ke arah wanita itu.

Wanita itu tersenyum lalu menatap mata Jungkook lekat. "aku tahu kau pasti mengingatnya"

"dari mana kau tahu Aleda?"

"aku yang menitipkanmu pada Aleda"

Jungkook terdiam. Ia terus menatap wanita itu, ia masih berusaha mengingat siapa wanita di hadapannya. Namun, sangat sulit ia mengingat siapa wanita ini. Ia memejamkan matanya sejenak.

"aku tak peduli, jangan ganggu aku lagi!" ucap Jungkook lalu menarik langkahnya dari sana.

•••

Malam sudah menjadi waktu Aerin untuk bersantai. Akhir-akhir ini Jungkook pulang lebih larut karena harus mengurus perusahaannya yang sempat ia tinggal beberapa bulan. Ya, Jungkook sudah mulai bekerja namun dengan versi dirinya yang baru. Meski menjadi Jungkook yang baru, Jungkook bisa mengontrol semuanya dengan baik.

Aerin menatap layar ponselnya yang tengah memutar sebuah drama. Ia menatap fokus ke arah layar benda pipih itu sembari sesekali memasukan biskuit cokelat ke dalam mulutnya.

Tiba-tiba bosan menghampirinya. Ia menghempas ponsel miliknya ke ranjang lalu beranjak dari kamar. Ia pergi ke dapur untuk melihat apa yang bisa ia makan.

Ia menatap satu persatu isi dari lemari esnya. Ia memanyunkan bibirnya karena tak ada satupun yang bisa ia makan kecuali mie instan. Ia memutuskan untuk menghubungi Jungkook, untuk meminta lelaki itu membawakannya makanan saat ia pulang nanti.

Ia kembali ke kamar lalu meraih ponsel yang tergeletak di atas ranjang. Sebelum ia menghubungi Jungkook, lelaki itu lebih dulu meneleponnya. Senyumnya merekah seketika, Aerin menggeser tombol berwarna hijau untuk menyambung teleponnya dengan Jungkook.

"ada apa?"

"kau ingin makan sesuatu?" tanya Jungkook. Lelaki itu seperti tahu apa yang sedang Aerin rasakan saat ini.

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang