52

1.2K 96 4
                                    

"bagaimana bisa? aku sudah memesannya tadi malam, bagaimana bisa tiba-tiba tak ada satupun kursi yang tersisa?"

Jungkook menatap tegas ke arah dua orang di depannya. Ada masalah pada penerbangannya, Jungkook kesal bukan main. Ia meminta ganti rugi segera atas kerugian yang ia dapat. Bagaimana tidak? Ia sudah mengeluarkan cukup banyak uang untuk penerbangan kali ini.

"aku tidak mau tahu, kembalikan uangku!"

"Jung, tolong sabar" ucap Aerin sembari mengelus pundak lelaki itu.

"bagaimana aku bisa sabar sayang? sedangkan mereka seperti ini, aku sudah memesan sejak malam, dan sekarang tak ada kursi pun yang tersisa untuk kita"

Aerin menarik Jungkook sedikit lebih jauh dari kedua orang di depan mereka. "batalkan saja, minta uangnya baik-baik. Kita bisa pergi lain waktu atau menggunakan maskapai lain, tidak harus dengan emosi seperti ini"

Jungkook menghela napasnya. Ia menunduk untuk meredakan emosi yang sempat meledak-ledak barusan. Selain kerugian yang membuatnya kesal, rasa ingin segera tiba di Busan menjadi sebab lelaki itu naik pitam.

"maaf, kami akan mengalihkan tuan untuk menggunakan maskapai lain sebagai ganti rugi, tapi waktu penerbangannya besok pagi. Apakah tuan keberatan?"

"tidak, kami tidak keberatan" ucap Aerin sembari melemparkan senyumnya ke arah seorang lelaki setengah tua di depannya.

"sayang, apa maks–"

"sudah, kita bisa berangkat besok hari. Tidak masalah, kan?" tanya Aerin sembari menunjukkan senyum manisnya tentu saja lelaki itu lantas luluh dan menyetujuinya.

•••

Mereka memutuskan untuk menginap di hotel dekat bandara. Jungkook tak ingin kembali ke apartemen untuk mempersingkat waktu mereka besok pagi. Tibanya di hotel Jungkook langsung merebahkan dirinya atas ranjang, begitu juga dengan Aerin.

Jungkook menghela napasnya beberapa kali karena masih merasa kesal karena kejadian di bandara tadi. Aerin yang menyadari hal itu langsung memeluk tubuh Jungkook untuk menenangkan lelaki itu.

"sudahlah, Jung. Besok kita akan berangkat"

Jungkook menatap Aerin. Ia tersenyum tipis lalu mengecup bibir ranum milik Aerin. "baiklah sayang, maaf aku terlalu emosi"

Aerin menunjukkan senyumnya lalu mengangguk lemah. Tatapan Jungkook beralih ke bibir merah muda milik Aerin. Sudah lama rasanya ia tak menjamah tubuh indah Aerin, tiba-tiba rasa itu kembali muncul setelah sekian lama mereka tidak saling memberi kenikmatan.

"sayang, apa kau menggodaku?" tanya Jungkook dengan suara lirih membuat Aerin mengerutkan keningnya.

"tidak, aku tak menggodamu, Jung"

Terlambat, rasa itu telah menguasai Jungkook. Jungkook menindih tubuh mungil Aerin lalu jemarinya mengelus lembut pipi Aerin. Aerin yang mulai menyadari hal itu lantas menegak salivanya.

"bolehkah?" tanya Jungkook lirih.

Aerin terdiam, jika ia menolak pun pasti Jungkook tak akan mendengarkannya. Aerin menatap lugu ke arah Jungkook lalu mengangguk lemah. Jungkook yang mendapatkan jawaban tersebuh lantas mencium bibir ranum milik Aerin.

Aerin mengedipkan matanya beberapa kali ketika merasakan gerakan bibir Jungkook terasa sedikit tergesa-gesa. Aerin berusaha mendorong tubuh kekar Jungkook karena merasa kesulitan mengimbangi permainan bibir Jungkook, namun hal itu tak membuahkan hasil. Jungkook masih terus melumat habis bibir Aerin, mau tak mau Aerin berusaha sekuat tenaga untuk mengimbanginya.

"eumhh" lenguhan singkat dari Aerin terdengar saat Jungkook dengan sengaja menggigit bibir bawah Aerin. Jungkook menyudahi permainan bibirnya, ia menatap lekat netra indah milik gadis di bawahnya.

"aku sangat merindukannya, Aerin"

Aerin mengelus lembut pipi Jungkook lalu mengecup mesra bibir merah muda Jungkook yang terkena liptint dari bibir Aerin.

"berbuatlah sesukamu, Tuan"

Jungkook tersenyum lalu mengecup lembut pipi Aerin sebelum dirinya mulai mencumbui Aerin. Aerin tersenyum senang saat merasakan hasrat Jungkook mulai membara melalui sentuhan serta kecupan pada tubuhnya.

Jungkook bangkit lalu membalikkan tubuh Aerin. Lelaki itu mulai menciumi punggung Aerin dengan lembut. Lenguhan-lenguhan yang keluar dari bibir mungil Aerin membuat hasrat lelaki itu kian meningkat. Sembari menciumi tubuh gadis itu, Jungkook membuka perlahan hotpants yang Aerin kenakan.

"lakukan dengan perlahan" ucap lirih Aerin.

"aku akan bermain dengan lembut, sayang" ujarnya lalu mengecup mesra pipi Aerin.

Jungkook memposisikan miliknya tepat di depan milik Aerin yang jelas sudah sangat basah. Aerin dapat sangat merasakan betapa tegang milik Jungkook itu. Ia memejamkan matanya saat Jungkook perlahan menyatukan tubuh mereka.

"ahhh" desahan dari keduanya mengudara saat milik Jungkook sudah sepenuhnya masuk ke dalam gadis itu.

Jungkook tak berhentinya mengecupi tubuh Aerin. Jemari Aerin meremas kuat sprei karena rasa sakit di bawah sana karena ulah si 'jagoan' Jungkook.

"bersiaplah sayang"

"pelan pelan"

Jungkook mulai menggerakkan pinggulnya. Suara indah milik Aerin mengiringi setiap gerakan yang Jungkook lakukan. Begitu nikmat hingga Aerin tak menyadari bahwa Jungkook sudah melanggar janjinya untuk bermain dengan lembut.

"ashhh Aerin, kau selalu saja nikmat sayang"

"eunghh, sayang, i want to ahhh"

Tak lama Aerin menyemburkan cairan cintanya. Namun, itu tak jadi penghambat untuk Jungkook mengehentikan semuanya, justru lelaki itu menambah kecepatan gerakan pinggulnya.

"Aerin, secepatnya aku akan menikahimu. Aku sudah jatuh cinta denganmu sejak pertama kita bertemu. Terimalah aku menjadi suamimu"

Aerin tak mampu menjawab ucapan Jungkook. Ia hanya bisa mengeluarkan suara indahnya yang jelas terus menambah hasrat dalam diri Jungkook.

Permainan panas itu terus berlangsung hingga tengah malam. Beruntung Aerin masih memiliki sisa tenaganya untuk besok. Mereka tentu tak lupa bahwa besok mereka akan melanjutkan perjalanannya ke Busan.

"aku lelah" ucap Aerin sembari menutup matanya.

"tidurlah, sayang. Besok kita akan melanjutkan perjalanan kita"

Jungkook memeluk tubuh mungil Aerin lalu mengecupi wajah gadis itu. Jungkook tak berhentinya menatapi wajah Aerin yang sudah terlelap itu. Wajah mungil yang cantik itu tak pernah bosan Jungkook pandang. Wajah lugu dan teduh itu membuat lelaki bertubuh kekar itu jatuh cinta ratusan kali pada Aerin.

Pesona gadis itu benar-benar memikat seluruh perhatian Jungkook. Tak heran jika dulu ia tak ingin Aerin pergi dari hidupnya. Gadis yang berhasil menyita perhatian Jungkook itu benar-benar tak bisa hilang sedikit pun dari pikiran Jungkook sekarang. Walaupun sesuatu sempat terjadi pada lelaki itu, namun lagi dan lagi Jungkook dibuat jatuh cinta.

Aerin pun punya rasa yang sama dengan Jungkook. Aerin memang sedikit terlambat jatuh cinta dengan Jungkook. Namun kini ia benar-benar dibuat jatuh cinta dan tak bisa sedikit pun jauh dari lelaki itu. Aerin tak menyangka ia akan sejauh ini dengan Jungkook.

Mereka yang dulunya hanya sebatas 'penjual' dan pembeli. Kini mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Dan dengan segera Jungkook akan menjadikan Aerin miliknya sepenuhnya. Jungkook tak sabar hari itu tiba, hari dimana akhirnya ia mengucapkan janji suci bersama gadis yang begitu ia cintai sekarang ini.

"aku sangat berharap kita akan segera menikah, Aerin. Aku ingin memilikimu sepenuhnya, memberikan semua yang aku miliki, dan semampuku aku akan membahagiakanmu. Jika aku bisa, aku akan memberi dunia dan isinya untukmu" monolog Jungkook dengan suaranya yang lirih sembari mengelus lembut surai kecoklatan milik Aerin.

Mungkin terdengar berlebihan, namun itulah yang memang Jungkook rasakan. Ia ingin memberikan semuanya untuk Aerin, bahkan jika ia bisa, ia akan memberikan dunia dan isinya untuk gadis kesayangannya.













tbc

sorry karena sering dibikin nunggu, terus support akuu yaaa. love you all🤍

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang