22

2.8K 195 29
                                    

Aerin membatu, suara yang sangat Aerin kenali kembali terdengar dan memanggil namanya. Aerin tahu itu suara Jungkook, namun ia masih enggan menoleh. Tangannya gemetar, seluruh tubuhnya seakan lemas tak bertulang.

"Aerin, ini aku" ucap Jungkook sekali lagi.

Aerin ingin menangis, rasa rindunya tak lagi bisa terbendung. Ia benar-benar rindu dengan Jungkook. Ia rindu semua dari Jungkook.

Jungkook pun sama. Ia merasakan kembali jantungnya berdebar saat dekat dengan Aerin. Entah mengapa kali ini sangat berbeda, ia menyadari bahwa dirinya memang mencintai Aerin dengan tulus bukan hanya karena hasrat dirinya.

Jungkook berjalan mendekat hingga dirinya berada di sebelah Aerin. Aerin masih enggan menatap lelaki di sebelahnya. Tangan Jungkook bergerak meraih tangan Aerin yang terasa sangat dingin.

Jungkook tahu Aerin menangis. Jungkook tersenyum bahagia saat Aerin tak menolak dirinya untuk memegang tangannya.

"Aerin, ini aku" ucap Jungkook dengan suara gemetar.

Aerin menunduk dan langsung menangis sesenggukan. Ia menutup wajahnya dengan sebelah tangannya.

"Aerin aku minta maaf karena aku meninggalkanmu" ucap Jungkook sambil mencengkram erat tangan Aerin.

"aku minta maaf"

Aerin mengangkat kepalanya, ia menoleh ke arah Jungkook lalu menatapnya lekat.

"hey" sapa Aerin dengan suara gemetar.

Pertahanan Jungkook selama ini seakan runtuh ketika mendengar suara Aerin. Ia tersenyum ke arah Aerin lalu mendekap tubuh mungil gadis itu. Aroma tubuh Aerin masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah.

"aku merindukanmu, Jung" ucap Aerin tanpa malu.

"aku juga" timpal Jungkook.

Aerin melepas dekapannya lalu menatap Aerin begitu lekat. Aerin menangkup kedua pipi Aerin dengan kedua tangannya.

"bagaimana kehidupanmu di Australia?" tanya Aerin pada Jungkook.

Jungkook tersenyum sambil melepaskan tangannya dari pipi Aerin. "baik, bagaimana denganmu?"

"sangat baik"

Jungkook tak hentinya tersenyum. Walau ia merasakan sakit yang teramat karena gadis di hadapannya tapi rindunya juga tak kalah besar. Ia memeluk tubuh Aerin lalu mencium bibirnya dan melumatnya lembut. Aerin membalas tanpa ragu.

Dari kejauhan Jae melihat mereka. Jae menggigit bibir atasnya, Jae merasakan nyeri pada dadanya saat melihat Jungkook mencium gadis itu. Jae memutuskan untuk kembali ke hotel lebih dulu.

Setelah berbincang dengan Aerin, Jungkook menyusul Jae, ia lupa jika Jae tengah menunggunya. Namun saat tiba di depan kafe ia terkejut karena kafe itu sudah tutup.

"astaga"

Jungkook langsung bergegas kembali ke hotel. Ia tak sadar sudah hampir dua jam ia mengobrol dengan Aerin sampai melupakan Jae. Jungkook merasa bersalah, ia akan kembali dan meminta maaf pada Jae.

Setibanya di hotel Jungkook pergi ke kamar Jae. Ia mengetuk pintu kamarnya dan tak lama Jae membukanya. Jae tersenyum ke arah Jungkook walau hatinya terasa perih saat mengingat kejadian 2 jam lalu.

"Jae, aku...aku minta maaf membuatmu terlalu lama menunggu" ucap Jungkook dengan hati hati.

"tidak apa apa, Jung. Sudah malam cepat istirahat, besok kan kita sudah harus kembali ke Australia" Jae mengucapkan itu dengan senyum manisnya.

Jungkook melupakan hal itu. Ia membelalakkan matanya karena ia sama sekali belum membeli tiket untuk ke Australia.

"Jae, maaf, aku belum membeli tiket. Bagaimana jika kita menetap di sini sampai lusa? Aku benar-benar lupa" ucapnya dengan penuh penyesalan.

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang