10

4.6K 235 0
                                    

"AKU MINTA MAAF, EOMMA"

"kamu ini anak nakal!"

"AMPUN EOMMA!"

"aku tidak sudi memiliki anak nakal sepertimu!"

"SAKIT EOMMA!"

"EOMMA!"

Lelaki itu terbangun dengan peluh di keningnya. Napasnya terengah-engah saat mimpi itu kembali mendatangi dirinya. Kedua telapak tangannya ia gunakan untuk mengusap kasar wajahnya.

Luka yang sudah tersimpan rapih kembali hadir memenuhi setiap ruang di kepalanya. Jungkook membuka matanya, menatap setiap sudut kamarnya. Mimpinya terasa begitu nyata.

Jungkook mendecak lalu bangkit dari duduknya. Berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Butuh waktu 15 menit untuk dirinya membersihkan tubuh. Jungkook berjalan menuju ruang kerjanya dengan hanya menggunakan celana pendek ketat membalut tubuh bagian bawahnya lalu mendaratkan bokongnya di atas kursi kerja, membuka sebuah buku untuk melihat kegiatannya hari ini.

Matanya melirik seorang wanita paruh baya yang berdiri di ambang pintu dengan sebuah nampan di tangannya.

"sarapan, Tuan"

Jungkook mengangguk lalu kembali fokus pada buku di tangannya. Wanita itu meletakkan nampan di atas meja kerja Jungkook lalu pamit pergi dari sana.

Jungkook meletakkan bukunya kembali di atas meja. Tangannya bergerak memijat keningnya yang terasa pusing karena mimpinya. Jungkook menghela napas kasar lalu menyandarkan tubuhnya di kursi kerja.

Jungkook meraih ponsel yang berada di atas tumpukan kertas. Lelaki itu menghubungi Aerin. Karena ia tahu hanya Aerin yang mungkin bisa menenangkannya dalam keadaan seperti ini.

"aku membutuhkanmu."

"aku sedang lelah" ucap gadis itu di balik telepon membuat Jungkook kembali murung.

"sebentar saja"

"aku sangat lelah"

Gadis itu memutuskan sambungan teleponnya dengan Jungkook. Jungkook menjauhkan ponsel dari telinganya lalu menatap layar ponsel itu. Lagi lagi Jungkook menghela napasnya kasar.

"agh!"

Jungkook meletakkan kembali ponselnya dengan kasar. Kepalanya kembali dilanda pening. Ia melupakan semua kegiatannya hari ini, ia memilih untuk kembali masuk ke dalam kamar dan berbaring sepanjang hari.

"lihat, Eomma. Aku mendapat nilai ujian bagus!"

"diamlah, sialan!"

Jungkook menatap sendu ke arah wanita di depannya. Wajah wanita itu begitu mirip dengannya tapi tidak dengan sifatnya. Wanita itu sangat pemarah dan dengan mudahnya mengayunkan tangannya untuk memukul lelaki kecil yang tengah berbicara dengannya.

"pergilah dari hadapanku, bodoh!"

Jungkook meringis saat sang ibu dengan tega memukul kepalanya. Ia berlari masuk ke dalam kamar dan kembali mengunci diri.

"mengapa Eomma selalu memukul aku?" monolognya.

•••

Lelaki bertubuh kekar itu melangkahkan kakinya memasuki sebuah bar. Matanya memicing mencari mangsanya untuk malam ini. Perasaan marahnya pada Aerin membuat dirinya memutuskan untuk kembali pada dirinya yang dulu.

Kaki jenjang itu membawanya mendekati seorang wanita yang tengah menari di tengah kerumunan. Jungkook memeluk posesif pinggang wanita itu dan dengan sengaja menurunkan tangannya untuk meremas bokong sintal wanita di sebelahnya.

"wanna play with me, sweetheart?"

Wanita itu menatap ke arahnya dengan tatapan sayu. "hey Jungkook, apa kabarmu?"

"jangan banyak basa-basi"

Jungkook berpindah memeluk wanita itu dari belakang. Tanpa melihat sekeliling, Jungkook menciumi leher wanita itu.

"aku ingin segera memasukimu" bisiknya di telinga wanita itu.

"sudah lama aku merindukan kejantananmu itu, Jung." balas wanita itu seraya meremas batang kemaluan Jungkook dari balik celananya.

Jungkook tersenyum miring lalu melepas pelukannya pada wanita itu dan segera membawa wanita itu menaiki lantai atas untuk, ya, sudah pasti bersenang-senang.

tbc

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang