63 [extra chapter]

1.2K 39 0
                                    

2 tahun kemudian.

Jae menatap keindahan sungai Han sore hari ini. Hembusan angin yang menerpa wajahnya membuat surainya bergerak kesana kemari. Hembusan angin itu membawa semua rasa lelahnya setelah seharian bekerja.

"hey"

Jae menolehkan kepalanya. Matanya terbuka lebar saat melihat seseorang yang berdiri tepat di belakang dirinya sekarang. Jae lantas membalikkan badannya menghadap lelaki yang tadi menyapanya.

"bagaimana kabarmu, Jae?"

"Yejun-ah?"

"ya, aku Yejun. Jae, lama tak bertemu. Kau masih dan bahkan semakin cantik" ucap Yejun sembari tersenyum.

"Yejun-ah, bagaimana kabarmu? Kau pergi ke mana selama ini?" ujar Jae sembari memegang lengan lelaki itu.

Yejun tersenyum tipis lalu menarik tangan Jae membawa Jae ke salah satu restoran yang tak jauh dari mereka bertemu. Yejun mengajak Jae untuk makan malam bersama sembari bertukar banyak sekali cerita. Dua tahun lamanya mereka tak bertemu, Yejun memutuskan untuk pindah kota karena ingin melupakan semua tentang Jae.

"aku tak pernah bisa melupakanmu. Sama seperti dulu, aku masih belum bisa menerima siapapun di hatiku. Semua tertuju padamu. Aku tak tahu lagi bagaimana cara aku melupakanmu, aku minta maaf karena tak berhasil melupakan semua tentangmu"

Jae tersenyum tipis. "bagaimana kabarmu?"

Yejun memajukan tubuhnya lalu mengambil tangan Jae dan menggenggamnya. "Jae, sudahlah. Tolong dengarkan aku, sampai kapan aku akan seperti ini? Dan sampai kapan kau menghindariku?"

"Jae, aku tak bisa melakukan apapun lagi. Aku tak tahu bagaimana cara agar aku bisa menghilangkanmu dari hati dan pikiranku. Aku yakin, hanya bersamamu aku bisa mengobati semua ini"

Jae menundukkan kepalanya sejenak sebelum kembali menatap Yejun. "Yejun, apa perasaanmu masih sama?"

"tak pernah berubah, Jae. Tak akan pernah berubah"

Jae mengambil tangan Yejun yang lain. Ia menggenggam kedua tangan Yejun sembari matanya tak luput dari mata Yejun. "Yejun-ah, aku pernah merasakan sakit kehilangan, sakit ditinggal pergi, dan sakitnya dikhianati. Wajar, sangat wajar jika aku sangat takut untuk memulai suatu hubungan lagi. Semua rasa takut itu menghantuiku. Jika kita bersama, aku akan menyakitimu dan aku tak mau itu terjadi"

"Jae, jika aku bersama orang lain aku akan lebih menyakitinya. Aku bersamanya, namun perasaanku bahkan semuanya hanya tertuju padamu. Kau menyakitiku karena rasa takutmu akan disakiti lagi, bukan menyakitiku dengan cara kau mencintai orang lain. Itu bukan masalah besar untukku, Jae"

"Jae, aku tak pernah bisa melihatmu bersama orang lain. Aku tak sanggup, aku ingin bersamamu. Aku tak peduli rasa takutmu, aku akan hilangkan itu karena aku tak ingin menyakitimu sedikitpun, sedikitpun" ucap Yejun mengulangi kata terakhir.

Jae menatap Yejun tanpa berkedip. Tak ada kebohongan di sana, Jae dapat merasakan ketulusan cinta Yejun padanya. Jae melepas genggaman tangannya.

"jika kau masih mencintaiku dan tidak akan pernah menyakitiku..“ Jae diam sebelum melanjutkan kata-katanya.

"aku menerimamu kembali, Yejun. Buat aku jatuh cinta padamu lagi"

Jae mengelus punggung tangan Yejun. Jae menatap Yejun sembari melemparkan senyum manisnya. "kutitip diriku padamu, ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang