39

2.1K 130 11
                                    

Aerin menatap kosong ke arah lelaki di hadapannya. Detak jantungnya seakan melemah, tubuhnya bergerak naik dan turun. Mulutnya ternganga sedikit kala mendengar siapa yang di maksud lelaki itu.

"aku tak mengenal gadis itu, sungguh!"

Aerin mengedipkan matanya beberapa kali guna menyadarkannya. Ia menatap Jungkook dengan tatapan khawatir.

"tak perlu mencari tahu, lupakan saja omongan orang tadi" ucap Aerin sembari membenahi tas selempang serta ponselnya.

"kau ingin ke mana?" tanya Jungkook kala melihat Aerin bangkit.

"besok aku harus bekerja"

Aerin meninggalkan Jungkook dengan langkah yang lumayan cepat. Namun saat teringat sesuatu, gadis itu berbalik dan kembali ke balkon.

"obati lukamu!" ucapnya lalu kembali meninggalkan lelaki itu dan kembali ke tempat tinggalnya.

Tiba di rumahnya Aerin lantas membuka ponselnya. Ia melihat sebuah nomor yang tak dikenal, yang rupanya sejak semalam menghubunginya. Tubuhnya melemas kala melihat pesan-pesan dari nomor tersebut.

"hey, lihat! dia lemah sekali, bukan?"

Di sana terlihat foto Jungkook tengah tersungkur di lantai. Aerin mengacak rambutnya frustasi.

Jemarinya mengetik sesuatu. Dengan jantung yang berdetak cepat Aerin mengetik.

"apa maksudmu?"

Tak selang lama orang itu menjawab. Jantung Aerin berdetak lebih cepat lagi. Aerin menghela napasnya ketika membaca jawaban darinya.

"apa yang menjadi milikku, akan terus menjadi milikku"

"tunggu waktu itu tiba, Red"

•••

Jungkook menatap pantulan dirinya dalam cermin, ia mengusap sebagian wajahnya yang tidak terluka. Ia mengusap ujung bibirnya yang terdapat luka di sana.

Jungkook menghela napasnya pelan. Tangannya meraih obat oles luka di atas meja rias. Ia mengolesi luka di ujung bibirnya sembari bibirnya terus meringis. Tak lama Jungkook dikejutkan dengan dering telepon dari ponselnya.

Ia meninggalkan meja riasnya dan beranjak ke arah ranjang. Tangannya meraih ponsel yang tengah berdering. Netranya menangkap sebuah nomor tak dikenal yang terdapat di layar ponselnya. Keningnya mengerut sembari terus memandangi layar ponselnya.

Dengan ragu Jungkook mengangkat telepon tersebut.

"dengan siapa?" tanya Jungkook sembari tangannya menyentuh luka yang terasa perih karena ulah obat oles.

"katakan di mana gadis itu!" ucap seseorang dari seberang sana.

"apa yang kau mau?" tanya Jungkook pada seseorang di seberang sana.

"jangan banyak bertanya bajingan, katakan saja di mana gadis itu!"

Jungkook yang terbawa emosi lantas menendang nakasnya hingga barang-barang di atasnya berserakan. "temui aku besok malam!"

•••

Jungkook berjalan santai memasuki sebuah gedung yang sudah tak terpakai. Langkahnya membawa lelaki itu terus naik hingga ke lantai 3 dari gedung itu. Pencahayaan yang minim membuat Jungkook kesulitan untuk mencari seseorang yang akan ia temui malam ini.

Suara gelak tawa mengundang langkah Jungkook untuk menghampirinya. Beberapa pasang mata lantas tertuju pada kehadiran Jungkook. Jungkook terus melangkah mendekati mereka yang sepertinya memang orang yang sudah menunggunya.

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang