30

2.2K 132 19
                                    

Jae melangkah menuruni satu persatu anak tangga. Maniknya berkeliling mencari semua orang yang ada di rumah itu. Rumah Jungkook kala itu tampak sepi. Ia mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu, maniknya terus mencari keberadaan sang tuan rumah.

Tak lama Jae mendengar langkah kaki yang tengah menuruni anak tangga. Matanya terfokus pada seorang wanita tua yang tengah berjalan menuju dapur. Jae menyusul wanita itu.

"di mana Jungkook dan Aerin?"

"Tuan sedang pergi, Aerin memang tidak tinggal di sini" jawab wanita itu dengan senyum manisnya.

Jae merasa tak enak jika ia harus terus tinggal di sini. Jae melangkah pergi menuju kamar tidurnya lalu mengemasi semua barang-barangnya. Tak lama pintu kamarnya diketuk, Jae meninggalkan semua pekerjaannya lalu berjalan menuju pintu.

Jae membuka pintu kamarnya dan mendapati Jungkook dengan beberapa bungkus makanan di tangannya.

"Jae, ayo makan" ucap Jungkook dengan senyum.

"Jungkook, aku tak bisa berlama-lama di sini"

Jungkook mengerutkan keningnya. Ia memberikan beberapa bungkus makanan itu pada pelayannya yang kebetulan sedang lewat.

"ada apa?"

"aku merasa tak enak dengan Aerin, aku juga sudah sedikit membaik" ujar Jae sembari tersenyum tipis.

"tapi kau masih terselimuti rasa sedih, aku tahu itu. Aerin pun tidak masalah jika kau di sini"

Jae menundukkan kepalanya. Ia tak menjamin dirinya akan bisa melalui semuanya sendirian, pasti ia akan terus mengingat Mark ketika sedang sendirian di rumah.

"tidak, aku harus pergi" Jae membalikkan tubuhnya namun Jungkook menahannya. Karena kekuatan Jungkook yang terlewat besar membuat wanita itu kehilangan keseimbangan dan mendarat di pelukan Jungkook.

Jungkook juga kehilangan keseimbangannya membuat tubuhnya sedikit terpental kebelakang. Punggung Jungkook menabrak dinding. Tatapan mereka bertemu. Jarak mereka hanya tersisa beberapa senti saja.

bug

Jungkook dan Jae menoleh bersamaan ke arah sumber suara. Jungkook melotot kala melihat kehadiran sang kekasih di sana. Jae yang melihat itu langsung menjauhkan tubuhnya dari Jungkook dan masuk ke dalam kamar.

Aerin menggelengkan kepalanya, ia membalikkan badannya lalu berlari dari sana. Jungkook mengejar Aerin hingga keluar rumah. Aerin terus berlari menghindari kejaran Jungkook.

"Aerin, tunggu, aku bisa menjelaskan!"

Aerin terus berlari hingga berhenti di sebuah halte bus yang sudah sepi. Ia terduduk di sana, menangis kala mengingat kejadian yang barusan ia lihat.

Terdengar sebuah langkah kaki yang mendekat. Aerin memalingkan wajahnya, ia tahu itu pasti Jungkook. Ia bangkit namun sebuah tangan menahan dirinya.

"aku bisa menjelaskan semuanya"

"apa yang ingin kau jelaskan lagi? bahwa kau masih mencintainya? iya?!"

"aku tidak mencintainya, Aerin"

Aerin menghempas tangan Jungkook lalu menatap lelaki itu dengan mata yang sudah memerah.

"lalu apa? jika kau mau menampung wanita itu, memberinya perhatian lebih, memberi semua yang ia butuhkan, menjadi sandaran untuknya, apa jika bukan kau masih mencintainya?"

"aku menganggapnya sebagai teman, dan aku memberikan semua itu karena bentuk rasa peduliku terhadapnya, Aerin"

"jujurlah padaku, Jungkook"

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang