4

5.6K 328 0
                                    

Seorang gadis berjalan memasuki sebuah restoran mewah di kota tersebut. Maniknya berkeliling mencari seseorang yang telah mengundangnya kemari. Tak lama kemudian maniknya menemukan lelaki itu. Kaki kecilnya melangkah mendekati lelaki itu yang terlihat tengah tersenyum tipis ke arahnya.

"malam, Tuan."

Jungkook melebarkan senyumnya lalu melangkah mendekat ke arah Aerin. Merangkul pinggang gadis itu lalu membawanya ke salah satu meja yang besar, cukup untuk enam orang.

Jungkook menarik salah satu kursi di sana lalu mempersilakan Aerin untuk duduk. Aerin membungkukkan tubuhnya sekilas lalu mendaratkan bokongnya di sana dan sedikit merapihkan ujung dress nya yang sedikit tertarik ke atas menampilkan paha putihnya.

"kau sangat cantik." bisik Jungkook di telinga Aerin, dibalas dengan tatapan singkat Aerin.

Jungkook menarik kursi di sebelah gadis itu lalu mendaratkan bokongnya di sana. Tak lama seorang lelaki bertubuh tinggi dan kekar menghampiri meja mereka. Jungkook mempersilakannya untuk duduk di seberang dirinya dan Aerin.

"perkenalkan ini Aerin, kekasihku."

Ucapan Jungkook lantas membuat netra Aerin melebar. Namun dengan cepat ia berusaha kembali bersikap normal dan tersenyum tipis ke arah lelaki di depannya.

"dan Aerin, dia Namjoon, teman sekolahku dulu."

"kekasihmu? cantik sekali. Beruntunglah dirimu mendapatkan gadis secantik ini, Kook."

"lebih tepatnya sama-sama beruntung karena mendapatkan apa yang seharusnya."

Namjoon mengudarakan tawanya. Ia sangat paham apa yang dikatakan Jungkook barusan. Aerin hanya menatap Jungkook dengan tatapan sinis. Jungkook menatap Aerin dengan tatapan meledek membuat satu pukulan Aerin mendarat di paha Jungkook.

"don't too much information!" ucap Aerin pelan.

"maaf" balas Jungkook tanpa mengeluarkan suara, hanya gerakan mulut saja.

Acara makan malam berjalan lancar. Aerin masih bingung mengapa Jungkook harus memesan meja sebesar ini jika mereka hanya makan bertiga.

Selesai mengeksekusi makanan masing-masing, mereka lanjut mengobrol. Aerin hanya mendengarkan dan sesekali tertawa karena obrolan mereka tentunya.

Pelayan datang dengan sebotol wine di tangannya. Ia menuangkan wine ke gelas Jungkook dan Namjoon tapi tidak dengan Aerin. Jungkook menatap Aerin yang tengah memperhatikan sang pelayan menuang wine ke gelasnya.

"gadis kecil tidak boleh meminum itu."

Aerin menatap Jungkook dengan bibirnya yang mengerucut. "aku bukan anak kecil lagi, Tuan."

Jungkook sontak menatap Namjoon saat mendengar ucapan Aerin. Ia memanggil Jungkook dengan kata Tuan, pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan di kepala Namjoon.

Beruntunglah Jungkook karena Namjoon sedang sibuk dengan ponselnya. Jungkook kembali menatap gadis itu lalu memajukan tubuhnya, mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu.

"jangan panggil aku Tuan."

Setelah pelayan melaksanakan tugasnya, ia langsung pergi meninggalkan meja mereka. Jungkook dan Namjoon kembali berbincang dan sekarang berubah menjadi masalah bisnis. Jungkook dan Namjoon akan melakukan sebuah proyek besar.

"bagaimana perusahaanmu, Jung?"

Jungkook meraih gelas berisi wine di atas meja, menenggaknya sedikit lalu kembali meletakkan gelas itu di atas meja. Tangan kirinya bergerak meraba paha mulus milik Aerin.

"sejauh ini bagus saja, aku juga akan memperluas."

Namjoon meraih gelas winenya lalu menenggaknya sedikit. "hm, soal proyek yang kita rencakan, bagaimana?"

Jungkook melirik gadis di sebelahnya lalu kembali fokus pada Namjoon. "mungkin kita akan bicarakan itu nanti." ucapnya sembari meraih gelas winenya.

Cukup lama mereka berbincang hingga hampir malam. Beruntung bagi Aerin karena besok adalah akhir pekan, tidak masalah baginya jika harus pulang larut malam.

Tak lama dua orang lelaki menghampiri meja mereka. Lelaki itu terlihat seperti lelaki biasa tanpa jas di tubuhnya, tidak seperti Namjoon dan Jungkook yang terlihat sangat formal.

"sudah lama menunggu?" ucap salah satunya sembari mendudukkan dirinya di salah satu kursi di sebelah Namjoon di susul dengan lelaki bertubuh lebih pendek.

"kalian memang selalu terlambat."

Kedua lelaki itu menatap ke arah Aerin. Aerin melemparkan senyumnya ke arah dua lelaki di depannya. Sebenarnya ia sedang menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara jahanam karena Jungkook mulai meraba pahanya semakin dalam. Sesekali ia juga meremas paha gadis itu.

Tangan Aerin menahan tangan Jungkook yang hendak menyentuh miliknya. Ia menyingkirkan tangan Jungkook tanpa menoleh ke arah sang pemilik tangan.

Cukup lama mereka berbincang hingga restoran hampir tutup. Beberapa pelayan sudah berlalu lalang membereskan beberapa meja yang kosong. Aerin menatap sekeliling sudah sepi, tapi mereka masih sibuk dengan obrolan mereka.

"sudah malam, sebaiknya kita pulang." ucap Jungkook membuat ketiga lelaki itu menatap ke arahnya.

"hey ayolah, bagaimana dengan perjanjian kita?"

Jungkook menghela napasnya lalu bangkit dari duduknya. Ia merapihkan jasnya yang sedikit berantakan.

"mungkin lain kali aku akan bergabung."

"Jungkook memang selalu seperti itu."

Jungkook menarik Aerin untuk berdiri. Ia menggenggam erat tangan Aerin.

"sebaiknya kau pulang Taehyung, istrimu menunggu di rumah."

"sejujurnya aku tidak lagi tertarik dengan istriku. Tubuhnya sangat berbeda setelah ia melahirkan, ia juga selalu menolak jika aku mengajaknya."

Namjoon memukul kepala Taehyung cukup keras. "hanya lelaki sepertimu yang punya pikiran seperti itu."

Taehyung menatap Aerin lalu mengembangkan senyumnya. "kekasihmu boleh juga, Jung."

Jungkook tertawa pelan lalu menatap Taehyung dengan tatapan remeh.

"urus saja istrimu."

Jungkook menarik Aerin untuk pergi dari sana. Aerin berusaha mengimbangi langkah Jungkook yang tentu saja lebih besar darinya. Kaki jenjang Jungkook melangkah lebih besar dibanding kaki kecil gadis itu.

Mereka terus melangkahkan kakinya menuju parkiran. Tiba di depan mobil Jungkook lantas melepas genggamannya dari tangan Aerin. Mereka memasuki mobil Jungkook dengan buru-buru karena udara malam ini sangat dingin.

Jungkook melepas jas yang menempel di tubuhnya lalu memberikannya pada Aerin. Aerin menerimanya lalu menyelimuti dirinya dengan jas itu.

"berapa lama lagi aku akan menahan ini?"

Aerin menatap lelaki di sebelahnya. Netranya tak sengaja menangkap sesuatu yang menggembung di selangkangan Jungkook. Aerin tersenyum miring, terlintas dipikirannya untuk melakukan hal gila di sini.

Jemarinya bergerak mengelus milik Jungkook di balik celananya. Jungkook menatap Aerin dengan senyum tipis di bibirnya. Jungkook mengecup bibir merah gadis itu.

"mari kita coba sesuatu yang baru."

tbc

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang