37

2K 127 4
                                    

Jae menatap keramaian kota Seoul dari atas sebuah unit apartemen yang kini sudah menjadi miliknya. Seusai pemotretan tadi Jae langsung diantar ke sini. Jae menghela napas berat, matanya sudah sembab akibat tak hentinya menangis. Ditambah dengan apa yang baru saja ia alami.

Jae menatap ke arah pintu apartemen ketika telinganya menangkap suara bel. Ia bangkit lalu berjalan menuju pintu. Ia mengintip dari lubang kecil yang ada di pintu itu.

Seorang wanita yang terlihat di sana. Jae langsung membukanya dan wanita itu langsung menyerobot masuk ke dalam unit apartemen milik Jae.

Wanita itu menarik Jae menuju kamarnya. Jae terduduk di atas ranjang berukuran cukup besar yang ada di tengah kamar. Wanita itu mengambil sesuatu di dalam tasnya setelah itu melemparnya ke arah Jae.

"kerja bagus, ini bayaran untukmu. Lusa kita akan ada pemotretan lagi" ucap wanita itu lalu berlalu pergi dari kamar Jae.

•••

Aerin menatap foto dirinya bersama Jungkook sebelum kejadian itu menimpa lelaki yang begitu Aerin cintai ini. Aerin mengelus foto itu lalu air matanya menetes begitu saja dari pelupuk mata gadis itu.

Aerin menghela napasnya lalu meremas foto itu. Ia meletakan foto itu di atas nakas lalu memejamkan matanya. Raga dan hatinya terasa sangat lelah.

"aku merindukanmu, sungguh!" batin Aerin.

Aerin kelelahan, ia memejamkan matanya lalu pergi ke alam mimpi.

Sementara itu, Jungkook tengah menatap keramaian kota dari jendela kamar rawatnya. Ia mengacak surainya lalu memukul kepalanya yang terasa pusing karena memikirkan apa yang sedang terjadi padanya saat ini.

Jungkook meraih ponselnya di atas nakas. Ia berniat untuk menghubungi Aerin namun ia ragu dan kembali meletakan ponselnya.

"apa yang harus aku lakukan sekarang?"

•••

Hari ini Aerin memutuskan untuk kembali bekerja dan menyibukkan dirinya. Menganggap bahwa semua yang terjadi adalah angin lalu. Aerin memang sempat berhenti bekerja saat Jungkook mengalami kecelakaan itu.

Aerin rela meninggalkan pekerjaan demi merawat lelaki itu namun sekarang Aerin memutuskan untuk kembali menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya.

"Aerin?!"

Seorang gadis berambut sebahu dengan dress putih polosnya berlari menghampiri Aerin yang berada di ambang pintu ruangan kerjanya. Gadis itu memeluk erat tubuh Aerin.

"akhirnya kau kembali, aku sangat merindukanmu! Kau tahu? kantor menjadi sedikit kacau saat kau memutuskan untuk resign" gadis itu memanyunkan bibirnya.

Aerin tersenyum menanggapi perkataan gadis itu. "baiklah sebagai permintaan maafku, bagaimana jika kita pergi makan malam bersama?"

Gadis itu lantas mengangguk antusias lalu bersorak membuat suara sedikit gaduh. Aerin menempelkan telunjuknya di depan bibirnya, mengisyaratkan gadis itu untuk mengecilkan suaranya.

Malam harinya Aerin dan Jihye memutuskan untuk makan malam di pojangmacha. Aerin memesan banyak sekali makanan. Mereka menghabiskan waktu dengan bercerita banyak sekali terutama Jihye. Jihye memang sosok yang sedikit cerewet.

"aku sudah kenyang, Aerin"

"ini semua sudah habis, pantas jika kau kenyang"

Jihye terkekeh. Ia menggenggam tangan Aerin. "terima kasih atas traktirannya, aku harap kau akan selalu bekerja bersamaku"

•••

Jungkook berjalan santai menuju kediamannya. Selepas kejadian waktu ia bersama Aerin, Aerin sudah sangat sulit dihubungi. Kedua gadis itu seperti menghilang ditelan bumi. Jungkook menatap kediamannya yang bercat broken white. Rumahnya tampak sangat sepi. Lelaki itu melangkah menuju lantai dua rumahnya dan masuk ke dalam kamarnya.

My Client (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang