Jam dinding telah menunjukkan pukul 21 pm.
Nampak Gong Jun masih di meja kerja dengan kotak makanan masih utuh di meja kerjanya.
Tok...tok...tok..
"Masuk" jawab Gong Jun.
"Malam bos, kau masih di sini?" tanya Jenny
"Kalau tidak di sini siapa yang tengah kau lihat sekarang. Hantu?" jawab Gong Jun dengan malas.
"Bukan begitu bos, biasanya baru jam 5 saja ruang kerjamu sudah gelap" jawab Jenny sambil memberikan secangkir teh hangat.
Teh, melihat cangkir teh itu. Tanpa terasa hati Gong Jun terasa ada yang perih di dalamnya.
"Kalau tidak ada yang kau kerjakan lagi, pulanglah. Bawalah cangkir teh itu kembali ke dapur aku malas untuk mencucinya nanti" jawab Gong Jun sambil menunjuk cangkir teh itu.
"Tapi perutmu belum terisi apa-apa bos sedari pagi. Setidaknya teh ini bisa menghangatkan perutmu" ujar Jenny merasa khawatir demi melihat kotak makanan yang dibawa dari rumah itu masih teronggok rapi.
"Atau aku hangatkan kembali bekal makananmu bos, atau mau aku pesankan yang baru" ujar Jenny yang tidak menyadari raut wajah Gong Jun yang mulai mendatar itu.
"Jenny, apakah sekarang kau bertindak seperti isteriku?" entah mengapa Gong Jun bisa berkata demikian."Mengapa kau sungguh bawel dan membuat telingaku penuh dengan suaramu?" jawab Gong Jun lagi dengan nada semakin meninggi.
Aaaah, si bos ternyata sedang bertengkar dengan nyonya bos, tapi kenapa?, batin Jenny.
"Sudah-sudah, aku pulang sekarang, siapkan mobilku!" ujar Gong Jun pada akhirnya demi melihat Jenny akan membuka mulutnya lagi.
Mendengar bosnya akan pulang senyum Jenny terhias di sudut bibirnya.
"Baik Bos, tapi minum dulu tehnya, sayang khan kalau tidak diminum, apalagi ini khan dari Nyonya Bos" rayu Jenny sambil menyodorkan cangkir teh itu lagi.
"Heeeih... Kalian sama cerewetnya" desah Gong Jun sambil meminumnya.
"Nih sudah aku minum. Puas!!" ujar Gong Jun.
"Bosku memang tampan dan berwibawa" puji Jenny sembari tersenyum.
"Kentutlah! Sudah sana" usir Gong Jun sembari merapikan lembar kerjanya itu.
"Dan ingat selama jam kerja jangan sebut-sebut orang rumahku" ujar Gong Jun tajam pada Jenny.
Orang rumah? Waaah sepertinya mereka memang sedang perang dingin nih, batin Jenny.
Tak lama kemudian dengan berjalan perlahan Gong Jun menuju pintu keluar.
"Juan, kita mampir ke minimarket dulu" perintah Gong Jun.
"Baik Bos" Jawab Juan, bodyguard merangkap sopirnya itu.
Aaah bosku ini begitu romantis, pasti dia ingin membelikan cemilan untuk nyonya bos seperti biasanya. batin Juan sembari tersenyum.
Namun saat tiba di depan sebuah minimarket langganan mereka, tiba-tiba Gong Jun membatalkan niatnya.
"Langsung pulang" perintahnya.
"Baik bos" jawab Juan.
Memasuki area perumahan mereka, wajah Gong Jun semakin mendung. Kemudian dia menghela nafas panjang sebelum memasuki pintu rumah.
"Aku pulang" ujar Gong Jun sembari melepas sepatu dan memberikan tas kerjanya pada Bibi Chow asisten rumah tangga mereka.
"Dimana tuan Han?" tanya Gong Jun.
"Belum kembali Tuan" jawab Bibi Zhow
"Belum kembali?!!" teriak Gong Jun.
"Tadi sudah Tuan Gong, namun Tuan Han pergi kembali dan saya diminta menyerahkan ini ketika Tuan kembali " jawab Bibi Zhow sembari menyerahkan selembar kertas.
"Jun, aku rasa kita butuh waktu untuk sendiri, guna memikirkan jalan terbaik bagi kita. Aku pergi untuk dua hari ke depan. Semoga saat aku kembali lagi, kau sudah bisa memberikan jawabannya" tulis Zhehan.
" Orang tua ini, apa yang sedang dia lakukan. Kenapa harus dia yang pergi. Ini rumah dia. Yang harus pergi itu aku bukan dia!!!" teriak Gong Jun sambil meremas kertas itu dan membantingnya membuat bibi Chow mundur ketakutan.
Juan menerobos masuk ke dalam rumah inti demi mendengar teriakan Gong Jun.
Juan melihat Gong Jun nampak tengah mencoba menghubungi seseorang namun hingga beberapa saat dia tampaknya gagal menghubungi orang di telepon.
"Juan, tanya Xiao Yu dimana tuannya sekarang!!" perintah Gong Jun.
"Tidak menjawab bos" ujar Juan.
Gong Jun mulai marah karena merasa panik. Dia segera masuk ke dalam kamar tidur utama mereka.
Nampak tersedia baju tidur miliknya di atas tempat tidur mereka.
Gong Jun masih mencium aroma parfum Zhehan di kamar itu.
Lalu dia membuka pintu kamar mandi mereka. Masih tercium aroma sabun milik Zhehan disana.
Hati Gong Jun semakin berdetak karuan saat membuka lemari mereka. Hampir setengahnya kosong. Lalu membuka laci yang ada disamping tempat tidur mereka.
Tergeletak cincin hexagonal milik Zhehan di sana.
Gong junpun kembali berteriak mengungkap perasaannya.
"ZHANG ZHEHAN APA YANG KAU SEDANG LAKUKAN!!"
yoloo mao kau kenapa lagi?!! 😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
FanfictionZhehan menuliskan segala kenangannya bersama Junjun. Pada saat dia marah atau senang ditumpahkan dalam buku diarynya. Hingga pada saat ada keinginanan untuk berpisah karena pertengkaran dia dapat membaca kenangan manis saat bersama Junjun. Apa sih...