BAB 23: KEMBALI

82 14 1
                                    

Dear Diary

Aku sengaja tidak menceritakan masalah itu dengan Junjun. Aku akan berusaha menurut caraku, aku tak ingin menyerah kepada kejahatan.

Aku akan berusaha untuk tetap bertahan dengan segala kemampuanku.

Aku ingin Junjun dapat kembali seperti Junjun yang ku kenal dulu, aku ingin hubungan kami diselamatkan.

Namun bila dengan usaha ini aku ternyata gagal. Maka aku hanya bisa merelakan Junjun dan benar-benar menghilang dari kehidupannya.

Aaaah mengapa terasa sulit cobaan-cobaan yang aku hadapi semakin lama.

Dear Diary

Hari ini saat Junjun sedang mandi aku segera mengambil handphonenya. Satu hal yang belum pernah aku lakukan yakni membuka handphone tanpa seizinnya.

Untung dia tidak mengganti passwordnya. Orang itu menggunakan pasword koq ngak jauh dari selangkangan.

Aku tak tertarik dengan hal lainnya namun aku tertarik dengan adanya pesan masuk dari nama yang sama bahkan pada malam hari.

Aku juga memeriksa galeri fotonya.
Ternyata ada foto saat mereka reuni hingga pada satu saat aku memperhatikan seseorang di sana

Foto wanita itu mirip dengan yang selalu menjadi mimpi buruk selama ini. Siapa dia? Mengapa dia tampak akrab dengan Junjun. Dan Junjun nampak tersenyum saat bicara dengannya. Bahkan tangannya melingkar di pinggang wanita itu. Apakah dia yang dimaksud oleh wanita itu?.

Aaaah Junjun sudah selesai mandi aku akan tanyakan padanya nanti.

Dear Diary

Aku tak menyangka tanggapan Junjun padaku saat aku menanyakan dengan siapa dia bertemu dalam reuni waktu itu

Dia berani bilang bahwa dia juga butuh teman. Apa maksudnya coba dia ngomong begitu.

Siapa yang melarangnya untuk memiliki ataupun menemui temannya ataupun setan sekalipun .

Yang aku larang adalah selama dia bersamaku aku tidak ingin berbohong untuk menemui seseorang kemudian memiliki kekasih lagi di belakangku!!

BODOH!!

Kamipun bertengkar malam itu dan berakhir aku tidur di kamar lain. Aku mulai muak dengan tingkahnya belakangan ini.

Walau demikian bukan berarti aku ingin putus dengannya. Tidak belum sampai ke sana pikiranku

Saat tidur dalam kamar aku kembali mengingat kata-kata wanita dalam mimpiku itu. Kemudian entah bagaimana terbesit wajah nenek Gong. Aah iya aku khan sekarang cucu kesayangan nenek Gong, aku akan bertanya mengenai mimpi itu pada nenek saja.

"Haloo ... Selama malam Nenek Gong yang cantik ini aku Hanhan"

"Aiiih cucu cantik kesayangan nenek. Kapan kau akan kemari. Aku merindukan cucu cantikku ini" ujar nenek

"Nenek... Aku ini memang tampan bahkan lebih tampan dari Junjun namun aku bukan cantik" jawabku merajuk.

"Iya... Nenek lupa kau paling tampan bukan cantik maafkan nenek ya can.. Tampan.." ujar Nenek sambil terkekeh.

"Neneeek" ujarku

"Aiii" jawab nenek.

"Nenek tahu Xuan Ti Shan Di tidak?" tanyaku hati-hati.

"Tentu saja nenek tahu" jawab nenek

"Ceritakan padaku nek" bujukku

"Menurut legenda  Xuantian Shang Di adalah penjelmaan dari Guan Shi Thian Cun atau Dewa Giok yang dengan menyerap hawa intisari matahari, dikandung selama 14 bulan oleh Sian  Ceng  Hujin dan lahir sebagai pangeran dimasa pemerintahan Kaisar Kuning.

Walau Xuantian Shangdi atau dikenal juga dengan nama Xuanwu adalah salah satu dewa terkuat dalam Taoisme. Saat menjelma menjadi manusia merasakan kesedihan dan di dunia kemudian juga rasa sakit. Saat dewasa Xuanmu mengalami sakit yang sama halnya dengan manusia biasa akhirnya dia pensiun untuk mempelajari Taoisme" ujar nenek

"Kemudian nek, Xuantian Shangdi itu dewa pelindung apa" tanyaku lagi

"Dia dipuja sebagai dewa yang kuat dan dapat mengendalikan elemen dan mampu melakukan sihir yang hebat" jawab Nenek Gong

"Apakah dia ada hubunganya dengan manchuria, nek?" tanyaku akhirnya

"Tentu saja, dia memang dewa pelindung Mongolia, Manchuria, Hebei dan Hujan" jawab Nenek

"Dari tadi kau bertanya memangnya ada apa cucuku?" tanya nenek penasaran.

Akhirnya aku menceritakan semua hal yang berhubungan dengan ini mulai dari keanehan Junjun lalu mimpi burukku, mimpi bertemu seorang wanita yang wajahnya mirip dengan Dewi Bulan dan sarannya untuk membuat altar bagi Dewa itu.

Tanpa terasa aku bercerota dengan air mata bercucuran.

"Ini masalah serius cucuku, terima kasih kau sudah memberitahu nenek. Nenek akan bantu kau bicara dengan mamamu juga mama papa Junjun"

"Kau harus lebih sabar dan semakin mendekatkan diri pada sang pencipta. Apapun keyakinanmu itu"

"Besok nenek akan ke kuil untuk memberikan kalian jimat perlindungan, namun kembali lagi kepada niatmu untuk berpasrah pada sang Pencipta. Sehebat apapun itu kuasa hitam, semua ada masanya namun kuasa Ilahi akan berlaku selamanya" nasehat nenek

"Terima kasih nek, aku sayang nenek" jawabku

"Sudah jangan menangis, kau akan kehilangan ketampananmu nanti" bujuk nenek.

Aku hanya tertawa mendengar gurauan nenek Gong itu. Tak heran Junjun sangat baik dan pandai karena dibesarkan dalam keluarga yang saling menyayangi.

"Nek, kalau aku ke sana nanti aku akan membelikan nenek manisan kesukaan nenek" janjiku

"Hanhan sayang nenek" ujarku

"Nenek juga sayang dengan cucu tampanku ini. Bahagia dan tetap yakin dengan hatimu ya Han" ujar nenek menutup pembicaraan kami

Min jadi kangen sama mbah puteri
Damai di "sana" bersama akung ya
😭😭😭😭😭😭


Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang