BAB 16: ANAK

88 15 8
                                    

Dear Diary

Kegilaan Gong Jun tak hanya memakai pakaianku namun juga tingkahnya semakin hari mulai mirip denganku. Bahkan terkadang aku seperti sedang bercermin dengan melihat Junjun.

Saat aku mulai mencoba memasak untuknya. Dengan senangnya dia membawa masakanku yang ternyata terlalu berminyak juga memasak dan   ternyata itu bukan makanan yang dia sukai.

Namun dia tetap membawanya, walau kemudian dia harus bolak balik ke toilet karena sakit perut kepedesan sesudahnya.

Dear Diary

Hari demi hari kesuksesan Junjun sangatlah mengejutkan semua orang. Dari seorang aktor kelas dua menjado aktor yang paling diminati.

Semua iklan yang dibawakan oleh Junjun selalu laku keras melebihi target. Pundi-pundi keuangan kami  terus bertambah.

Bahkan kini aku melihat dia begitu berkharisma saat berjalan di atas panggung. Kini dia lebih percaya diri dan semakin tampan.

Semua kewajiban keluarga Junjun kini dapat diselesaikan sebelum waktu perjanjian.

Bahkan kini kami sudah bisa membeli rumah untuk kami sendiri di kampung halaman Junjun.

Rumah besar untuk keluarga juga sudah dibeli sesuai janjinya dulu pada nenek Gong.

Ah ya nenek Gong terkadang sering meneleponku bila dalam beberapa hari aku tidak meneleponnya.

Nenek Gong selalu menanyakan kapan kami akan pulang dia rindu ngobrol denganku. Ha...ha..ha.. Junjun sering protes karena dia bilang keluarganya lebih menyayangiku daripada dirinya.

Setiap Junjun menelepon ke rumah yang ditanyakan pertama kali adalah kapan aku kesana. Bukankah sama saja saat kita pulang ke tempat mamah.

Aku juga merasa diabaikan karena kalian asyik ngobrol soal masakan dan segala resep yang memusingkan nama-nama bahannya itu.

Orang bilang Junjun sangat mencintai uang dan sangat hemat untuk pengeluarannya dulu.

Namun kenapa yang aku lihat dia sangat boros untuk menyenangkanku. Dia selalu membelikan barang-barang kesukaanku bahkan ditengah kesibukannya bila aku menginginkan sesuatu dia akan segera memenuhinya.

Dan yang aku semakin suka dengan Junjun dia begitu menjaga dirinya sebagai pria yang memiliki pasangan.

Karena kesibukan itulah kembali waktu kami untuk bersama semakin kecil.

Bahkan untuk memuaskan junior kami menggunakan dengan perantaraan Video Call.

Tapi adakalanya Junjun memaksaku untuk menemaninya saat bekerja. Walau dengan penjagaan dan penyamaran yang ketat demi menghindari dari paparazi atau fans toxic.

Aaaah aku sangat menyayangi dan mencintaimu Jun. Aku bahkan tidak berani untuk berandai andai bila kau meninggalkanku. Karena aku sudah merasa tergantung padamu.

Walau kita tak mungkin bisa memiliki anak sendiri.

Aku tahu kita berdua sebenarnya menyayangi anak-anak. Karena dalam wajah anak-anak tampak kedamaian dan kejujuran yang haqiqi. Juga karena kita berdua dibesarkan hanya sendiri.

Kalau aku melihat anak-anak aku tak tahan untuk menggendong dan memeluk mereka.

Maafkan aku Jun, mungkin hal ini membuatmu menjadi berfikir tentang kekurangan kita ini.

Pernah terbersit untuk menggunakan ibu pengganti dalam hatiku.

Namun lagi-lagi aku merasa bukankah sama saja kita bercinta dengan orang lain?

Walau tidak secara fisik namun membayangkan hari demi hari kau akan mencurahkan perhatianmu pada wanita itu demi anak yang dikandungnya membuatku merasa cemburu dan tak rela.

Egoiskah aku Jun?

Aaah sudahlah cukup bersamamu dan menganggapmu sebagai anakku sudah cukup. nanti kita urus anak2 Yuyu san Susu saja. Toh kita juga tidak selalu ads di rumah.

Tapi kapan mereka punya anak. Bila mereka sampai saat ini masih jomblo. Apakah jodoh mereka belum lahir ya. Ha...ha...ha..

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Aaah kenapa min jadi sedih sendiri ya membayangkan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Aaah kenapa min jadi sedih sendiri ya membayangkan ini. JUNZHE semangat!)

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang