Entah berapa banyak air mata yang keluar dari mata Gong Jun saat membaca buku diary itu.
Betapa banyak penyesalan dalam hatinya. Karena membuat Zhehan terluka.
Betapa dia merasa bodoh terbuai akan cinta masa lalu yang memang bukan miliknya. Apapun alasannya aku tetap bersalah dalam hal ini, bati Gong Jun.
Bahkan aku telah melukai kepercayaan orang tua kami karena hal ini.
Andaikan benar karena ilmu hitam, namun bila aku kuat dan tidak meragu tentu tak akan ada yang bisa menggoyahkan hatiku.
Seandainya hal ini terjadi pada Zhehan apakah aku akan sanggup menghadapinya.
Aku sangat salut akan kedewasaan dalam berfikir Zhehan, aku salut akan kesabaran menghadapi diriku.
Aku memang tidak salah mencintai Zhehan. Aku bersyukur sang Pencipta memberikan jodoh Zhehan padaku.
Aku akui bahwa akhir-akhir ini aku melupakan rutinitas doa syukurku pada sang Pencipta.
Terima kasih Tuhan, terima kasih para leluhur kami, terima kasih pada Dewa juga terima kasih pada orang-orang yang mendoakan kami.
Tanpa itu semua aku hanyalah seorang Junjun yang selalu tak percaya diri dan tidak melihat cinta sejati disekitarku.
Aku.. Hah!! Suara Zhehan.. Bagaimana aku menghadapinya. Dia pasti marah besar kali ini.
Aku mungkin akan di tendang dari kehidupannya. Tidak aku harus mencari cara untuk memperoleh maafnya.
"Bibi, dimana tuan Jun?" tanya Zhehan pada bibi.
"Dari tadi ada dalam kamar Tuan"
"Dari semalam tuan Jun berteriak terus dan tampaknya belum tidur bahkan tidak menyentuh makan malam yang aku sediakan" lapor bibi
Hi..hi..hi..bibi memang hebat, Zhehan tentu khawatir mendengar aku belum makan, batin Gong Jun dari balik pintu
"Hah?!! Kenapa bi?" tanya Zhehan.
"Tidak tahu Tuan, selama tuan pergi Tuan Jun hanya mengurung diri dalam kamarnya"
"Aku takut tuan Jun sakit lambungnya kambuh lagi" wajah Bibi khawatir.
Aaah Bibi aku rasa kau pantas menjadi aktris, satu saat nanti aku akn minta bibi jadi cameo di salah satu dramaku, hi...hi..hi, batin Gong Jun.
"Baik, bi, aku akan melihat Tuan Jun dulu. Yu.. Belikan bubur ikan di tempat yang biasa Junjun pesan. Ingat jangan salah!!" perintah Zhehan
"Bukannya tadi mau marah-marah bos, terus ini tali buat apa?" ujar Yuyu
Sambil mengacungkan tali pada Zhehan."Buat mengikat lehermu bila tidak segera berangkat beli makan. Langsung ketempatnya jangan pesan pakai online. Sana cepat!!" ujar Zhehan lagi.
"Hah? Tali? Apakah Zhehan akan..... Hi..hi..hi..." wajah Junjun memerah membayangkan Zhehan sedang mengikatnyabfi tempat tidur.
Srek..srek..srek
Terdengar suara langkah Zhehan mendekati kamar.
Gong Jun segera melompat ke atas tempat tidur menyelimuti dirinya.
Handphone, matikan dulu biar tidak ada yang mengganggu.
Aaaah iya buku diary, dia bisa benar-benar menggantungku bila tahu aku membaca tanpa ijinnya.
Segera Gong Jun melempar buku diary itu ke kolong tempat tidur. Satu tempat yang tak mungkin Zhehan periksa, batin Gong Jun
Cekrek...
"Jun, kau sedang tidur?" tanya Zhehan perlahan
"Oooh baby.. Akhirnya kau pulang, aku hampir mati" ujar Gong Jun dengan mata sayunya di atas menatap Zhehan.
"Ya ampun Jun, aku hanya pergi semalam kau sudah berantakan begini"
"Aku dengar kau juga belum makan?" ujar Zhehan dengan nada khawatir.
"Bagaimana aku bisa makan bila kau tak ada disisimu"
"Lebih baik aku mati saja kalau tinggalkan aku" ujar Junjun dengan air mata menetes dipipinya.
Melihat Gong Jun seperti itu tak ayal Zhehan merasa sangat bersalah.
"Maafkan aku.. Aku hanya marah saat itu" ujar Zhehan sambil mmeluk Gong Jun.
"Janji tidak tinggalkan aku lagi?" ujar Gong Jun dengan nada manja.
Heiiila... Gimana Yuyu ga sering muntah-muntah kalau tingkah bucin mereka seperti itu.
"Iya janji.. Tapi kau juga jangan... Aaah sudahlah lupakan itu dulu. Yanv penting kau harus makan"
"Yuyu! Sudah beli belum makanannya, lama bener" ujar Zhehan
"Ya ampun bos, baru juga 10 menit, sudah kalian makan cemilan daging mentah aja dulu sana" ujar Yuyu.
"Gembul!!! Ngoceh sembarangan. Sudah cepat sana" ujar Zhehan menutup pembicaraannya dengan wajah memerah.
"Memangnya Yuyu kemana?" tanya Gong Jun sambil berusaha memeluk Zhehan
"Ist... Mandi sana.. Biar segeran" perintah Zhehan.
"Tapi aku lelah, belum tidur" ujar Gong Jun dengan berpura-pura hendak berbaring lagi.
"Mandi!!" ujar Zhehan lagi.
"Mandi bersama saja" ujar Gong Jun sambil membopong Zhehan menuju kamar mandi.
"Laogong!!! " teriak Zhehan
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
FanfictionZhehan menuliskan segala kenangannya bersama Junjun. Pada saat dia marah atau senang ditumpahkan dalam buku diarynya. Hingga pada saat ada keinginanan untuk berpisah karena pertengkaran dia dapat membaca kenangan manis saat bersama Junjun. Apa sih...