"Hallo ma.." terdengar suara Zhehan di sana
"Baby Ini aku.. Jangan ditutup tolong" ujar Gong Jun.
Hening sesaat
"Ooh... hai Bao kenapa kau tidak menyusulku?" ujar Zhehan
"........"
"Dan mama ngapain dengan Junjun di situ?" tanya Zhehan dengan nada bicara seperti biasanya.
Apa yang sedang kau lakukan Han, apakah kau sedang membuatku merasa bersalah?, batin Gong Jun.
"Ooh tidak nak, mama pikir rumah kalian kosong jadi mama ingin membantu bibi membersihkannya"
"Oooh rumah itu memang sedikit kotor ma, namun biarkan Junjun saja yang membersihkan" jawab Zhehan penuh makna.
"Dan kau laogong, kenapa harus menggunakan telepon mama, apakah handphonemu sudah tidak menyimpan nomorku lagi?" ujar Zhehan sedikit sinis terdengar.
"Baby aku meneleponmu namun Kenapa kau tidak mengangkat teleponku?" tanya Gong Jun
"Masa? Mungkin kau menelepon nomor yang salah, karena kau mengganti namanya" jawaban Zhehan semakin membuat putih wajah Gong Jun
Apakah kau tahu soal Ann?
"Coba kau telepon lagi. Kau tutup dulu handphone mama ini"
"Oh ya Bao lain kali jangan melibatkan mama untuk urusan kamar kita, mama sudah tua dan kita sudah dewasa jangan melibatkan orang tua ya. Sudah aku tutup. Daagh mama" ujar Zhehan
"Sudah mama pulang. Benar kata Hanhan kalian selesaikan saja urusan kamar kalian" ujar Mama Shan sembari keluar kamar.
Suamiku, anak kita sudah semakin dewasa. Tolong kau jaga anak kita agar dia memperoleh kebahagiaan, batin Mama Shan
Dia tahu Zhehan pergi untuk memperkecil masalah
Tuuuut
Zhehan segera menutup teleponnya sebelum mereka bisa mendengar isakan dalam hatiku, batin Zhehan
"Jun, apakah kau benar-benar sudah melupakan semua hal yang kita lalui?, apakah kau akan menyerah sekarang dan kembali bersama dia?"
"Oh dewa yang Agung, mengapa aku selalu merasakan pengkhianatan, mengapa orang-orang yang aku percaya selalu berakhir dengan menyakitiku dalam kehidupan ini?" tangis Zhehan akhirnya meledak menjadi raungan.
Dari luar kamar Zhehan, Xiao Yu hanya dapat mengepalkan tangannya menahan amarah juga kesedihan mendengar Zhehan menangis seperti itu lagi.
"Ya Tuhan, tidakkah kau dapat berbaik hati sedikit pada Zhehan. Tak apa aku tak bisa memiliki hatinya. Tak apa aku hanya bisa memberi kasih sayang sebagai seorang sahabat. Namun jangan permainkan lagi perasaan Zhehan seperti ini"
"Dia hanya seorang anak yang tumbuh dewasa tanpa kasih sayang seorang ayah. Ibunyapun memilih untuk tetap bersamanya mengabaikan keinginannya sendiri demi kebahagiaan Zhehan tanpa syarat"
"Tolong Tuhan jangan lagi sakiti hatinya. Biarkan dia bahagia meraih hal yang diimpikannya" batin Xiao Yu dan berlari keluar rumah dimana ada Jason sedang berjaga di sana.
"Kau punya rokok " tanya Xiao Yu
"Maaf Tuan, aku tidak merokok, lagipula tuan Han akan menggantung kita bila ketahuan merokok" jawab Jason.
"He...he...he.. Benar... Minum sajalah" ujar Xiao Yu.
"Maaf tuan saya sedang berjaga" tolak Jason dengan sopan.
" Ah kau sama menyebalkannya dengan orang bodoh itu" umpat Xiao Yu.
"Eh Jason, kau tidak bertanya kenapa aku ingin merokok?" tanya Xiao Yu.
"Tidak Tuan" jawab Jason
"Memangnya ada apa Tuan?" tanya Jason."Tidak mu memberitahumu, karena kau menyebalkan" jawab Xiao Yu sambil masuk ke dalam rumah lagi.
".........." Jason hanya dapat diam karena terbiasa dengan sikap absurd para majikannya itu.
Kembali ke rumah Junzhe
"
Drrrrrt.....Laogong memanggil
"Halo..." jawab Zhehan dengan suara serak.
Permintaan panggilan Video
Namun ditolak oleh Zhehan"Baby... Kau menangis?" tanya Gong Jun perlahan
"Ijinkan aku melihatmu sayang" rayu Gong Jun
"Baby.. Kenapa kau diam saja. Bicaralah"
"Tentang apa?" jawab Zhehan.
"Baby... Aku takut di rumah sendiri" ujar Gong Jun dengan nada manja.
Mau tidak mau Zhehan tersenyum mendengar suara orang bertinggi 187 cm dengan 8 kotak otot perutnya dan memiliki panjang junior yang diluar ambang kewajaran itu kini bertingkah seperti itu.
Orang ini apakah dia tidak tahu masalah apa yang akan dia hadapi di depannya? Batin Zhehan
🌩🌩⚡⚡⚡
Duaaar!! Duaaar!!
"Babyyyyyyy!!!!!!" teriak Gong Jun
Permintaan panggilan video
"Sssssssh tidak apa.. Tidak apa... Tutup telingamu ada aku" ujar Zhehan seolah sedang menenangkan seorang anak kecil.
aaaah bagaimana aku bisa membencimu bila kau seperti itu, batin Zhehan.
"Laopo, kau di mana? Aku susul sekarang ya" bujuk Gong Jun dengan mata pupiesnya yang fenomenal pada Zhehan
Melihat wajah orang yang dicintainya itu hati Zhehan merapuh.
Namun saat Zhehan hendak bicara terdengar suara notifikasi pesan masuk.
Demi melihat raut wajah Gong Jun yang berubah saat melihat Notifikasi itu. Sadarlah Zhehan bahwa pesan itu dari orang yang sama dengan orang yang menjadi akar permasalahan mereka.
"Jun, kau selesaikan dahulu masalahmu. Tetapkan hatimu. Dan jangan hubungi aku sebelum kau yakin"
"Oh ya Jun ada yang ingin aku sampaikan"
"Apa itu sayang" jawab Gong Jun.
Ting!
Pesan masuk lagi."GONG JUN KAU B******N!" teriak Zhehan sambil menutup teleponnya
layar handphone gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
FanfictionZhehan menuliskan segala kenangannya bersama Junjun. Pada saat dia marah atau senang ditumpahkan dalam buku diarynya. Hingga pada saat ada keinginanan untuk berpisah karena pertengkaran dia dapat membaca kenangan manis saat bersama Junjun. Apa sih...