Gong Jun merasa dirinya sedang berjalan di sebuah jalan setapak yang saat sering dia lewati saat masa kecilnya dahulu.
"Han... Baby... Kau dimana?" teriak Gong Jun. Namun tak ada jawaban dari Zhehan
Tiba tiba Gong Jun mendengar namanya di panggil seseorang dari balik pagar.
Gong Jun segera membuka pagar itu. Rumah ini...
"Jungyi" panggil seorang laki-laki berusia 60 an sambil melambaikan tangannya ke arah Gong Jun.
Panggilan itu hanya seorang yang memanggilnya seperti itu dan dia adalah.
"Kakeeek" teriak Gong Jun sambil berlari menghampiri orang yang dipanggilnya kakek itu.
"Jungpao" panggil seorang wanita disebelah kakek.
"Nenek kecil" teriak Gong Jun
Air matanya membasahi pipinya. Demi melihat kedua orang yang dia kenal juga dia sayangi selagi kecil dahulu kini masih sehat bahkan memanggil nama kesayangan yang mereka berikan untukku.
"Namaku Junjun nek, kakek" protes Zhehan sambil memeluk keduanya.
"Aaaah kau sudah semakin tinggi namun masih lebih tampan aku" ujar kakek.
"Mana bisa, tentu saja aku lebih tampan ya nenek kecil" ujar Gong Jun pada neneknya itu.
"Iya..iya tentu saja tampan bila tidak aku tidak akan menyukai kalian berdua" jawab Nenek sambil memberikan permen manis buatannya sendiri.
"Apakah Jungyi suka permen buatan nenek?" tanya kakek.
"Iya kek.. Aku rindu kalian" isak Gong Jun.
"Aaah cucu kami sudah besar dan akan menikah namun masih juga cengeng"
Aaah, sudah berapa lama aku tidak mengunjungi mereka, sudah berapa lama aku tak membawa Zhehan menengok mereka.
"Maafkan aku kek, nenek. Izinkan aku memberi salam" ujar Gong Jun melepaskan pelukannya. Lalu mundur dan bersujud memberikan hormat.
"Aku Jun Yi marga Gong juga Cucu kelima keluarga Bae Jun memberi salam pada kalian berdua" ujar Gong Jun memyebutkan nama aslinya dan bersujud tiga kali.
"Aaah kau memang cucu yang baik, bangunlah nak" ujar Kakek sambil memegang bahu Gong Jun.
"Kek, apakah kau tahu bahwa aku akan menikah dengan Zhehan. Namun aku belum sempat membawanya menemui kalian" ujar Gong Jun penuh penyesalan.
"Siapa bilang?, belum lama dia datang pada kami dan mengadu kepada kami bahwa kau mengabaikannya karena seorang wanita" ujar Nenek kedua.
"Hah? koq aku tidak tahu?" ujar Gong Jun bingung.
"Hanhan tidak hanya datang untuk mengadu, bahkan dia memberikan persembahan atas namamu"
"Dia mewakili dirimu layaknya yang biasa dilakukan oleh para isteri yang ditinggalkan oleh suaminya" ujar Nenek kecil dengan tajam.
"Kakek tahu, bahwa sebagai pria normal kalian berdua mungkin tergoda dengan wanita lain, namun kau kenapa harus jatuh untuk wanita iblis dan melepaskan seorang peri yang baik hati" ujar Kakek
"Itu.. Karena aku kena ilmu hitam yang diberikan oleh Ann" jawab Gong Jun sambil menunduk.
"Itu karena hatimu bingung, ilmu hitam tidak akan berpengaruh bila hatimu menetap dan tak ada keraguan"
"Kau masih ragu akan Zhehan, kau masih masih terlalu mengkhawatirkan akan citramu dibandingkan cintamu, kau lebih mengkhawatirkan orang berbicara mengenaimu dibandingkan orang yang selalu disisimu dan mendengarkanmu"
"Bayang-bayang akan cinta masa lalu hanya sebuah alasan, namun mengabaikan cintamu saat ini adalah sebuah akibat"
"Tetapkan hatimu, hargai cintamu, jagalah perasaannya, saling membimbing, saling percaya, saling melengkapi sesuai tujuan awalmu memilih dia" nasehat mereka berdua.
"Terima kasih Kakek terima kasih nenek kecil"
"Saat kau menjadi tua nanti kau akan menyadari bahwa ketenaran, kesuksesan, kekayaan saat muda tidak ada nilainya dengan kedamaian, keserasihan bersama orang yang kita cintai di hari tua"
"Jadi kalian merestui hubungan kami" tanya Gong Jun
Belum sempat mereka menjawab tiba-tiba ada sinar dari belakang punggung Gong Jun.
"Bao.. Junjun apakah itu kau" suara Zhehan.
"Baby.. Akhirnya aku menemukanmu. aku hampir mati ketakutan bila kehilangan mu atau kau mengabaikanku lagi" Ujar Gong Jun yang berlari menghampiri Zhehan dan melupakan kedua orang tua tadi.
"Lihat mereka.. Bukankah sangat mirip dengan kita?" ujar Kakek.
"Bukan kita namun dirimu. Dasar lelaki bodoh" ujar nenek kecil.
"Ha..ha..ha.. Iya namun bila aku tidak ikut mati mana bisa aku menemanimu saat ini" ujar Kakek dengan bangganya sambil mencium pipi nenek.
"Kakek dan Cucu sama saja mesumnya" ujar Nenek.
"Kakek Nenek Bae yang tampan dan cantik akhirnya aku bisa menemui kalian" ujar Zhehan sambil memeluk keduanya.
"Hmmm cucu menantu memang lebih pandai dari cucuku sendiri" ujar kakek.
"Kakek! Aku ini cucu kandungmu lho" ujar Gong Jun mengingatkan. dengan mengerucutkan bibirnya.
"Kakek..Nenek cucumu adalah anak yang berbakti dia mengabaikan kebahagiaan dirinya untuk menunjukkan bahwa keluarga kita memiliki nama baik"
"Jungyi juga seorang lelaki yang bertanggung jawab baik terhadap pekerjaan maupun keluarga dan juga terhadap diriku" ujar Zhehan
"Baby....." mata Gong Jun berkaca-kaca demi mendengar Zhehan berbicara seperti itu.
"Tapi dia hampir menghianatimu nak' ujar Kakek
"Di setiap kehidupan berkeluarga aku merasa bahwa godaan-godaan itu akan selalu ada tak hanya pada dirinya mungkin juga diriku bahkan keluarga kita"
"Namun aku yakin dengan kekuatan cinta kami, kami akan bisa melewati semuanya. Kami menyadari bahwa langit memberikan kami suatu masalah bukan untuk menguji kami tanpa arti"
"Didalam sebuah peristiwa kami dapat melihat siapa yang benar-benar mendukung kami, siapa yang menjadi duri dalam daging, ketulusan dan pengkhianatan akan selalu ada, namun setelah melalui ini semua kini aku dapat melihat bahwa Junjun adalah soulmate dalam kehidupanku sebelumnya dan juga di kehidupan kami yang akan datang"
"Apapun wujud kami nantinya aku hanya milik Junjun dan....." kata-kata Zhehan terputus
"Aku hanya milik Hanhan ' ujar Gong Jun dan memeluk erat tubuh belahan jiwanya
"Ehmmm tolong hargai kami yang sudah renta ini" sindir kakek.
"Ha...ha...ha, aku sangat menyayangi kakek dan nenek' mereka berduapun memeluk kedua pasangan tua itu.
"Kami merestui kebahagiaan kalian berdua. Jun kami sudah damai di sini kau jangan lagi terlalu sedih memikirkan penyebab kami berdua meninggal. Biarkan saja itu menjadi tabir misteri langit" ujar kakek Gong Jun
" Baik kakek sampai berjumpa di kehidupan yang akan datang' jawab Gong Jun dan Zhehan
Tiba-tiba nampak kabut menyelimuti ruangan tersebut. Kedua mata mereka pun memerah saat menyadari sedikit demi sedikit perlahan lahan kabut itu menutupi tubuh pasangan tua tadi dan menghilang kemudian
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
Hayran KurguZhehan menuliskan segala kenangannya bersama Junjun. Pada saat dia marah atau senang ditumpahkan dalam buku diarynya. Hingga pada saat ada keinginanan untuk berpisah karena pertengkaran dia dapat membaca kenangan manis saat bersama Junjun. Apa sih...