"Menurutmu siapa yang melakukan hal itu dan apa yang digunakan olehnya juga bagaimana dia bisa menyentuh Zhehan" tanya Yuyu
"Oh kau orang terdekatnya ya. Aku percaya padamu kau juga orang baik kalian memiliki keterikatan janji di kehidupan masa lalu" ujar wanita itu lagi.
"Jangan-jangan kau adalah isteriku Bos" ujar Yuyu sambil tertawa ngarep.
"Sembarangan mungkin kau adalah peliharaanku di masa lalu. Makanya kau tidak bisa jauh dariku" jawabku sambil memukul lengan Yuyu.
"Tentu saja aku khan pembantumu kontrak mati, jadi akan selalu mengikutimu" ujar Yuyu kalem.
Aiiih Yuyu entah bagaimana hidupku tanpa orang seperti dirimu. Kau tak hanya seperti pembantu, peliharaan, teman sepenanggungan dan juga serpihan jiwaku. Karena belahan jiwaku adalah Junjun. Aaah mengapa aku tak bisa lepas memikirkanmu Jun
"Maaf ibu abaikan dia saja. Jadi bagaimana ibu mengenai jalan yang ditanyakan Yuyu tadi" ujarku
"Apakah akhir-akhir ini kau bermimpi buruk dengan orang yang sama? Sehingga membuatmu sulit tidur akhir-akhir ini dan orang rumahmu itu mengabaikanmu" tanya Wanita itu.
Diary, bayangkan aku tak pernah menceritakan hal ini pada siapapun tidak pada Junjun bahkan pada Yuyu sekalipun, bagaimana dia bisa tau.
"Han, kau mimpi buruk? Koq aku tidak tahu?" tanya Yuyu.
"Iya melihatmu sepanjang hari jadi terbawa mimpi buruk" ujarku
" betul Ibu, bagaimana kau tau, dan siapa dia?"tanyaku.
"Ilmu yang digunakan merupakan ilmu hitam tinggi. Dimana perjanjiannya hanya bisa ditukar dengan darah perawan. Ilmu itu berasal dari daerah pergurunan. Juga hanya orang yang memiliki kemampuan materi yang bisa menggunakannya" jelasnya
"Jadi aku harus bayar berapa padamu untuk mematahkan mantera itu" Tanyaku
"Maaf aku tidak menjual jasaku, aku hanya melihat dirimu orang baik dan aku menyukai itu" jawabnya dengan nada tersinggung
"Maaf ibu, aku salah. Baik apakah ibu tau bagaimana cara untuk mematahkan mantera itu" tanyaku lagi.
"Sebenarnya bisa dipatahkan dengan darah perjaka seusiamu namun aku melihat bahwa kau tidak memenuhi syarat tersebut" ujar Wanita itu.
Tentu saja wajahku memerah mendengarnya. Hari gini mana ada orang seusiaku masih perjaka. Kecuali...
"Jangan menatapku, walau aku jomblo bukan berarti aku masih perjaka" tukas Yuyu memerah
"Bila memang kau berkeinginan kuat untuk melindungi dirimu dan menarik kembali orang rumahmu, maka kau bisa membuka altar persembahan dan doa khusus bagi Xuantian Shangdi"
"Kau bisa menghubungi tempat doa memuja untuk Xuantian Shangdi mengenai tatanan dan persembahan yang harus kau penuhi.
"Namun aku sudah tidak menyembah para dewa lagi" Jawabku.
"Aku katakan nak, sebagai orang China, tradisi tetaplah tradisi. Suka atau tidak kita berasal dari sana" jawab wanita itu lembut dan tersenyum
Tiba tiba terdengar suara pengumuman bahwa kami diminta untuk masuk dalam pesawat.
Kami segera membereskan barang kami.
"Baik bu.. Kami... Lho... Yu mana orang yang ngobrol dengan kita tadi?" tanyaku.
"Hah?! Orang apa? Kau dari tadi tidur sampai ngorok begitu. Ngimpi kau ya" ujar Yuyu.
"Wanita paruh baya yang tadi ngobrol di sebelah ku" tanyaku.
"Waaah sekarang seleramu semakin ekstrem, aku pikir dengan Bos Jun saja sudah paling ekstreem sekarang ditambah wanita separuh baya lagi" goda Yuyu sembari menyelamatkan bokongnya yang hendak kutendang.
"Apakah tadi itu hanya mimpi atau hanya hayalanku saja"
"Tapi obrolan itu begitu jelas dan runut bahkan aku masih mengingatnya dengan raut wajahnya yang seperti lukisan itu.
Dewi Chang E, dewi bulan.
"Hah?, bukannya itu wanita tadi?" gumamku terkejut
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
أدب الهواةZhehan menuliskan segala kenangannya bersama Junjun. Pada saat dia marah atau senang ditumpahkan dalam buku diarynya. Hingga pada saat ada keinginanan untuk berpisah karena pertengkaran dia dapat membaca kenangan manis saat bersama Junjun. Apa sih...