Saat keduanya lelap tertidur karena kelelahan, terjadi fenomena aneh pada warna dan gerakan aurora borelais di atas resort tersebut.
Tak ada yang mengetahui arti dari gerakan tersebut yang jelas malam itu semua orang di resort itu merasa mengantuk dan hanya mengantuk hingga akhirnya mereka semua tertidur lelap.
Mereka yang tertidur mengalami mimpi aneh dan yang terjaga menikmati pemandangan yang langka tersebut.
Tiap gerakan aurora itu menghasilkan bunyi yang lembut seperti hembusan angin namun juga seperti nyanyian para dewi surgawi.
Begitu tenang dan menghanyutkan pikiran ke alam bawah sadar.
Begitu juga Zhehan dan Gong Jun mereka tampak begitu pulas dalam tidurnya.
Ternyata mereka telah masuk ke alam mimpi. Masuk semakin dalam dan semakin terlelap.
"Dimana ini mengapa begitu terang dan sedikit berkabut?" gumam Zhehan.
"Jun, kau dimana?" seru Zhehan mencari-cari sosok Gong Jun.
"Aku di sini, kita ada dimana ini?" tanya Gong Jun.
"Apakah kita mati dalam tidur?" tanya Zhehan.
"Asal bersamamu aku rela walaupun harus mati dalam tidur" ujar Gong Jun sembari menggandeng tangan Zhehan.
Begitu indah di sekeliling mereka. Jalan yang mereka tapak begitu lembut bagaikan kapas.
Pakaian yang mereka kenakan adalah kostum saat mereka pertama bermain dalam drama bersama.
"Hei bukankah ini pakaian saat kita pertama bermain drama dahulu bukan?" tanya Zhehan.
"Dan saat itu di dada juga perutmu penuh dengan jejak bibirku" ujar Gong Jun mengenang kembali saat itu.
"Iya... Orang bilang kau menderita penyakit yang obsesif -kompulsif ternyata bohong ya" goda Zhehan sambil mencubit pinggang Gong Jun.
"Hanya untuk orang lain tapi tidak berlaku padamu" ujar Gong Jun seraya menarik pinggang Zhehan dan menciumnya hingga Zhehan seolah kehabisan nafas.
Mereka terus berjalan menyusuri jalan dengan bergandengan tangan terus mengobrol.
Seolah mengenang kembali di masa-masa mereka mulai merasakan jatuh cinta pertama kali dahulu.
"Bao, untung saat itu aku menerima peran tersebut. Kalau tidak aku akan menjadi biksu tampan bersama Yuyu dan Susu" ujar Zhehan sambil tersenyum.
"Dan aku bersyukur bahwa kau mau menerima segala kekuranganku" ujar Gong Jun.
"Bukankah harus ada yang kurang baru bisa melengkapi menjadi sempurna" ujar Zhehan wajahnya memerah.
"Sejak kapan kau mulai menyukaiku" tanya Zhehan
"Sejak aku tahu kau akan menjadi partner kerjaku" jawab Gong Jun.
"Bohong, itu karena kau telah membaca diaryku maka kau hanya tak mau kalah dariku" Jawab Zhehan.
"Ya ampun Baby, kita sudah dalam alam mimpi kenapa kau masih mengingat masalah diary itu?" ujar Gong Jun sembari berlari menghindari cubitan Zhehan yang masih terasa pedas di kulit itu.
"Jangan lari kau manusia mesum" teriak Zhehan sambil mengejar Gong Jun.
Alam itu begitu luas hingga hanya nampak dua orang kurang kerjaan sedang saling mengejar mengisi waktu untuk bangun.
Hingga akhirnya keduanya merasa bosan berlarian dan beralih duduk di bawah sebuah pohon persik yang sarat dengan buah persik sebesar bokong Zhehan itu.
Ah bukan maksud min sebesar buah kelapa gading."Eh Jun kalau aku memakan buah itu di sini apakah aku akan menjadi batu?" tanya Zhehan sembari mengambil buah persik itu.
"Aku rasa kau tak akan menjadi batu namun kemungkinan kau bisa hamil bila makan buah persik itu" ujar Gong Jun ringan
Dengan segera Zhehan mengembalikan buah Persik itu kembali ke bawah pohon.
"Ha...ha...ha... Memangnya kenapa kalau kau hamil. Berarti kita bisa punya darah daging sendiri" goda Gong Jun sembari mengelus perut Zhehan.
"Kau saja!!" teriak Zhehan sembari berlari meninggalkan Gong Jun.
"Baby...tunggu akuuu" teriak Gong Jun.
Mereka berhenti berkejaran saat melihat sebuah gerbang tinggi dan sebuah bangunan menyerupai kastil di dalamnya.
Keduanya saling memandang.
"Tempat apa ini?" tanya Gong Jun sembari menarik Zhehan ke belakang punggungnya.
"Mana aku tahu, kita masuk saja, jangan-jangan didalamnya banyak harta karun Jun" ujar Zhehan.
"Kau pikir ini drama kita. Hati-hati, kau tunggu di sini aku saja yang ke dalam" ujar Gong Jun.
"Tidak!! Aku tidak mau kau tinggalkan , aku ikut" ujar Zhehan.
"Lagipula ilmu bela diriku....." ujar Zhehan.
"Baik-baik silahkan pahlawanku maju duluan" ujar Gong Jun dengan memberikan hormat.
"Tidak lucu!" sungut Zhehan.
Merekapun membuka pintu gerbang bersamaan. Ternyata tidak terkunci .
Mereka berduapun masuk menuju ke bangunan kastil tersebut.
Suasana sepi dan hawanya terasa dingin merasuk tulang juga membuat jantung berdegub cepat.
Keduanya saling berpandangan sebelum akhirnya mereka saling mengangguk dan membuka pintu kastil tersebut.
Krieeeeeet
Suara pintu terbuka terdengar
Baru saja lima langkah mereka masuk kedalam tiba-tiba
BAM!!
Pintu besar itu tertutup rapat. Ruanganpun mendadak gelap gulita
"Jun...Jun.. " tidak ada sahutan
"GONG JUN KAU DIMANA?!!" suara Zhehan menggema namun tak ada jawaban dari Gong Jun
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
FanfictionZhehan menuliskan segala kenangannya bersama Junjun. Pada saat dia marah atau senang ditumpahkan dalam buku diarynya. Hingga pada saat ada keinginanan untuk berpisah karena pertengkaran dia dapat membaca kenangan manis saat bersama Junjun. Apa sih...