Dear Diary
Tepat 511 hari kami putus tiba-tiba Burung onta bodoh itu kini mulai mendekati lagi. Dia bahkan berani mendatangi rumahku dan menemui mamaku.
Ha..ha..ha.. Rasakan kau di ceramahi mamahku. Walau aku sering menerima omelan mamahku bagaimanapun juga aku adalah seorang pangeran di mata mamahku. Saat seseorang menorehkan luka padaku sama artinya menghunus pedang padanya. Tau.
Ha..ha..ha... Aku sangat senang hari ini
Ingin mendapatkan diriku kembali? Tak semudah itu. Kau harus merasakan dulu tiap tetes air mata penderitaanku karena kau abaikan aku dahulu.
Kau tahu diary, bila dahulu aku selalu mencari perhatiannya kini terbalik dia selalu mencari cara untuk menemui dan memperoleh cara untuk mendapatkan pengakuanku lagi.
Huh, kau pikir siapa diriku.
Namun bagaimana bila tiba-tiba dia akhirnya merasa lelah dan menyerah untuk mengejarku. Bukankah artinya aku jadi benar-benar tak ada kata kembali.
Aku bingung.
Dear Diary
Hari ini aku mendapat kabar bahwa kami akan mengadakan serangkaian acara untuk promosi drama kami.
Kau tahu diary, artinya kami akan selalu bersama lagi baik dalam pekerjaan maupun di rumah.
Bukankah artinya nanti akan selalu bertemu di setiap kesempatan, Bukankah... Aaah aku tak tahu aku tak mau banyak berharap.
Dear Diary
Hari ini dia datang lagi ke rumah, dia ingin memasak makanan untukku. Karena dia tahu akhir-akhir ini aku kurang selera makan.
Entah bagaimana yuyu yang biasanya menjadi cermin bagiku selalu ada dimanapun aku berada pergi kemana. Bahkan mama dan bibi juga tidak ada. Jadi hari ini kami benar-benar hanya ada kami berdua.
Hari ini Junjun hendak memamerkan keahliannya memasak padaku, aku tidak diijinkan masuk ke dapur saat dirinya memasak. Aku juga tidak ingin tau.
Memasak bagiku itu sangat merepotkan karena tidak ada yang menghabiskan masakannku setiap aku memasak padahal khan enak lho.
Kau tau diary hari ini bahkan aku tak diijinkan mengangkat sendok saat makan. Junjun memaksaku duduk di pangkuannya sambil menyuapiku.
Jujur, dulu aku selalu mengkhayalkan bahwa bila aku memiliki isteri nanti dia harus pandai memasak untukku. Saat makan bersama aku akan menyuapi isteriku.
Namun mengapa kini aku yang disuapi Junjun apakah Junjun sedang menganggapku sebagai isterinya?
Aku tak perduli. Yang aku tahu aku sangat bahagia hari ini.
Untuk setiap suapan yang aku makan maka aku akan memperoleh kecupan darinya. Jadi dapat kau bayangkan bagaimana basahnya wajah dan leherku saat itu.
Saat itu baru aku menyadari alasan Junjun memangkuku, karena dia mulai melancarkan godaan fisik padaku. Juniornya terasa mengganjal di bokongku.
Juniorku sendiri entah sejak kapan mulai merasa gelisah di antara kedua pahaku itu.
Tanpa aku sadari bahwa posisiku kini berhadapan dengannya di atas pangkuannya. Bokongkupun secara otomatis menggiling pahanya.
Junjun mendekap tubuhku dengan erat mata kami saling memandang seolah minta persetujuan.
Lidah Junjun yang besar itu menelusuri bibir bawah dan atasku seolah membuat lingkaran sebelum masuk mengeksplore ke dalam mulut mencari lidahku.
Jemarinya yang ramping panjang itu menangkup kedua pipiku dan tiba-tiba dia menghisap kuat bibirku. Aakh sensasi ini sangat mengejutkan diriku.
Tanganku melingkar pinggang dan lehernya. Sehingga pelukan kami terasa semakin erat.
Tangannya menyelusup masuk ke dalam kaosku mengusap melingkar dalam tubuhku sebelum akhirnya dia menjepit ujung dadaku dan menggigit di sana.
Aaah gila ini sangat geli namun terasa sangat enak. Jemarikupun seolah tak mau kalah membuka satu demi satu kancing kemejanya.
Dengan menggigit kecil cuping telinga dan lehernya. Dia mendesah ringan.. Jepitan tangannya di dadaku membuatku menjerit kecil dan sontak menghisap lehernya yang jenjang itu. Aaah aroma tubuhnya sangat harum tercium hidungku.
Tubuhku melorot turun hingga wajahku kini berhadapan dengan pangkal pahanya. Gong Jun ingin membuka sabuk celananya saat itu namun aku tahan. Tidak ini adalah bagianku kau diam saja dan nikmati ujarku saat itu.
Membaca lembar ini tangan Gong Jun meluncur ke dalam boxernya membayangkan kembali hari itu. Matanya terpejam membayangkan tangan Zhehan meraih juniornya yang mulai menggemuk,
Zhehan hanya memandangi junior Gong Jun tanpa melakukan apa-apa disana.
"Laogong, apakah si Xiaojun selalu panjang dan sebesar ini?" tanya Zhehan sembari meniup kepala Xiao Jun dan melirik nakal ke arah wajah Gong Jun. Dan tangannya membelai perlahan menggunakan ujung jarinya di kedua paha Gong Jun.
Tentu saja kelakuan Zhehan membuat menggila.
"Sayang, baby, pangeranku dia milikmu kau boleh memilikinya" jawab Gong Jun dengan suara serak menahan hasrat.
"Begitukah? Hai Xiojun ini aaammmmph" ucapan basa basi Zhehan tenggelam karena Gong Jun telah memasukkan juniornya ke dalam mulutnya.
"Mmmmmph... Mmmmmmm" gumam Zhehan sesekali tangannya bermain di leher XiaoJun dan kedua bola yang berkedut di bawahnya.
Sesekali daerah preniumnya juga merasakan jilatan dan hisapan.
Erangan Gong Jun dan pahanya yang bergetar membuat Zhehan semakin liar menghisap, menjilat dibawah sana. Hingga terasa precum membasahi bibirnya.
"Apakah kau menyukainya Jun?"
"Aaah sangat, sangat suka, membuatku gila baby. Sssssh aaash" erang Gong Jun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
FanficZhehan menuliskan segala kenangannya bersama Junjun. Pada saat dia marah atau senang ditumpahkan dalam buku diarynya. Hingga pada saat ada keinginanan untuk berpisah karena pertengkaran dia dapat membaca kenangan manis saat bersama Junjun. Apa sih...