Dalam kamar
Kamar mereka yang mereka tempati berbentuk seperti Iglo setengah kayu dan pada ruang tidur beratapkan kaca yang dapat melihat langit secara langsung.
Dalam kamar mandi ada ruang hottub kayu dimana mereka dapat berendam air hangat di sana.
Diiringi alunan musik instrumentalia menambah keromantisan suasana. Ruangan pun kedap suara sehingga semakin terasa sepi.
Hanya tarian Aurora Borealis yang seolah menari itu yang nampak di langit.
Diatas pembaringan besar itu nampak Zhehan dan Gong Jun berbaring dengan posisi Zhehan memeluk Gong Jun.
Sambil memainkan kancing piyama dan dada Gong Jun, Zhehan memulai pembicaraannya.
"Kau benar-benar penuh siasat ya" ujar Zhehan sambil mencubit dada Gong Jun.
"Siasat bagaimana? Justru akulah yang telah terkena jebakan olehmu dari awalnya" jawab Gong Jun sambil mengusap pipi Zhehan.
"Mana ada aku menjebakmu, kau yang selalu menggodaku khan. dengan mengaku seperti orang polos, namun ternyata...." ujar Zhehan tertawa kecil tidak melanjutkan ucapannya itu.
"Ternyata apa hemm?" tanya Gong Jun menggelitik pinggang Zhehan
"Lebih liar dariku. Ha..ha..ha.." jawab Zhehan.
"Jun, apakah kau benar-benar ingin menikahiku?" tanya Zhehan.
"Apakah kau tidak ingin menikahiku?" tanya Gong Jun. Sambil mengusap rambut Zhehan dengan lembut.
"Jawab dulu pertanyaanku" ujar Zhehan
"Tentu, aku sudah lelah kita terus berada dalam kesulitan saat berjauhan"
"aku lelah untuk selalu cemburu melihatmu dekat dengan orang lain, dan terlebih aku takut kehilanganmu"
"aku hanya ingin kau menjadi milikku seorang, aku hanya ingin kasih sayangmu hanya untukku seorang juga" ujar Gong Jun.
"Tapi aku tak bisa memberimu anak" ujar Zhehan menelusupkan kepalanya ke leher Gong Jun.
Gong Jun merasakan ada titik air mata disana.
"Sayang, aku juga tidak bisa memberimu anak. Namun apa peduliku, dengan aku telah memilikimu sudah cukup"
"Bukankah kita telah memiliki anak yang sudah kita asuh selama ini" ujar Gong Jun sambil menarik kepala Zhehan.
"Siapa?" tanya Gong Jun.
"Bukankah Yuyu, Susu, Jeanny dan yang lainnya itu adalah anak-anak kita, mereka selalu menguntit, meminta perhatian dan membuat pusing seperti anak-anak pasangan lainnya juga" Ujar Gong Jun sambil tertawa.
"Bao mengapa kau pilih Negeri ini menjadi tempat kita menikah dan berbulan madu" tanya Zhehan.
"Siapa yang tak ingin ke negeri ini. Negeri yang aman dan nyaman, penduduk yang menghargai keragaman tidak perduli akan perbedaan orang lain. Kita bisa berwisata dengan tenang di sini"
"Apakah kau tau tentang Aurora Borealis?" tanya Gong Jun.
"Pernah membaca namun coba kau ceritakan" jawab Zhehan.
"Nama Aurora diambil dari nama Dewi Fajar Romawi yang sedang melakukan perjalanan bersama dewa Angin Utara Yunani Kuno yang dikenal dengan nama Boreas.
Mereka berjalan dari timur ke barat untuk menyampaikan pengumunan kedatangan matahari dalam bentuk warna-warni di tengah langit yanh gelap bisa juga disebut tarian fajar berjari kemerahan.
"Tapi bukankah Aurora itu merupakan perwujudan dari roh-roh orang yang telah meninggal dan cahaya itulah yang memandu para roh itu ke surga?" ujar Zhehan.
"Karenanya cahaya Aurora itu menjadi cermin pengingat bagi kita bahwa setelah kita mati menjadi cahaya yang indah atau hilang dalam kegelapan malam tergantung dengan apa yang kita lakukan saat ini" ujar Gong Jun.
"Apakah kita berdosa Jun dengan saling mencintai seperti ini" tanya Zhehan lirih.
"Dosa dan tidak bukan kita yang menentukan, semua peristiwa, semua sebab, semua akibat adalah satu hal yang telah dituliskan dalam takdir kehidupan kita juga sepengetahuan sang pencipta" jawab Gong Jun.
"Seperti yang Leo katakan bahwa cinta sejenis itu hanya masalah orientasi sexual"
"Seandainya boleh memilih aku tak ingin seperti ini, namun mencintaimu adalah kenyataan dalam kehidupan saat ini dan ini bukan masalah pembenaran atau tidak namun ini adalah masalah rasa" ujar Gong Jun
"Jun.." ujar Zhehan
"Hemmm" jawab Gong Jun
"Jun, coba jelaskan padaku apa yang membuatmu yakin untuk menikahiku di sini" tanya Zhehan.
Sejenak Gong Jun terdiam. Bila dia mengaku bahwa hal itu setelah membaca Diary Zhehan apakah mungkin aku akan di hajarnya dan membatalkan pernikahan mereka?
"Koq diam, kenapa?" tanya Zhehan curiga bahwa Gong Jun masih mengingat Ann.
"Apakah kau teringat kepadanya?" desak Zhehan.
"Siapa apa maksudmu?"
"Ehmmm, tapi janji apapun yang akan bicarakan ini kau tidak boleh marah, memukulku, apalagi sampai mengundur pernikahan kita" ujar Gong Jun
"Ehmmm" jawab Zhehan singkat semakin mencurigakan
"Aku rekam dulu untuk bukti kalau kalau kau ingkar janji" ujar Gong Jun sambil mengambil handphonenya. Untuk merekam gambar Zhehan saat berjanji.
"Ist... Menyebalkan"
"Aku Zhang Zhehan berjanji tidak akan marah, memukul atau mengusir Gong Jun bila ternyata ceritanya nanti menyebalkan apalagi membosankan, bila aku berbohong maka aku akan bersedia mencuci piring, mencuci celana dalam dan memasak untuk ..."
"Tidak perlu itu, cukup dengan selalu melayaniku di atas tempat tidur sehari 3x" ujar Gong Jun dengan tersenyum lebar.
"Baik aku tidak perlu masak, mencuci hanya perlu dilayani Gong Jun hingga aku merasa puas" jawab Zhehan.
"Bukan...bukan begitu... "protes Gong Jun.
"Ya sudah tidak usah dengar saja, aku mau ke kamar anak-anak saja, bermain dengan mereka" ujar Zhehan sambil turun dari tempat tidur.
"Ha..ha . ha... Baiklah. Isteriku yang tampan jangan marah lagi" ujar Gong Jun sembari membopong tubuh Zhehan kembali ke atas tempat tidur.
"Aku membaca diarymu" bisik Gong Jun di telinga Zhehan.
"Hah?.. Pantas aku tidak menemukan diaryku. Ituu ....mmmph." Zhehan tak dapat melanjutkan ucapannya karena Gong Jun sudah mengunci bibir Zhehan dengan lumatannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
FanfictionZhehan menuliskan segala kenangannya bersama Junjun. Pada saat dia marah atau senang ditumpahkan dalam buku diarynya. Hingga pada saat ada keinginanan untuk berpisah karena pertengkaran dia dapat membaca kenangan manis saat bersama Junjun. Apa sih...