🍁 37 | One Day Trip!

40 2 0
                                    

Langit belum menjadi terang sepenuhnya, dari dalam kamar Kembar Andra, Vanilla masih bisa melihat gelap. Namun, si pemilik kamar sudah rempong satu jam yang lalu hanya karena one day trip yang digelar oleh Dreamers Squad. Sebagai buktinya, Alessandra bolak-balik melihat penampilan dari mirror stand dan walk-in-closet. Jangan lupakan dengan kasur lebar yang telah hancur dengan beragam baju.

Tidak ingin ikut menjadi juri untuk penampilan si bungsu Andra, Vanilla memilih untuk turun dari kamar setelah mengemas beberapa barang didalam tas ranselnya. Baju ganti, sunblock, dan snacks kesukaannya tidak akan dilupakan. Dengan baju kaus putih polos dengan outer coklat muda yang satu set dengan celana pendeknya, menjadi outfitnya hari ini.

"Belum siap berkemasnya, Cassie?" tanya Vanilla saat melihat temannya satu lagi sibuk di dapur dengan setelan serba berlengan panjang.

"Gue takut tidak ada yang buka warung atau restoran sepagi ini, gue putuskan untuk menyiapkan mi instan. Kalau lo mau, lo juga boleh makan. Sengaja gue buat banyak."

Gadis tersebut tersenyum lebar saat mendengar penuturan Cassandra. Benar-benar, dia melihat sosok ibu didalam diri sahabatnya ini. Kalau Alessandra sibuk mempercantik waktu di kamar atas, maka Cassandra dibawah sibuk menyiapkan kepentingan lainnya.

"Kan ada McD buka 24 jam," balas Vanilla.

"Pagi-pagi makan berlemak lo. Ntar kalau mau, kopi aja darisana, itupun kalau mereka ada rencana untuk singgah," kata gadis yang menutup tas ransel-nya sendiri. Lalu, berdecak sambil berkacak pinggang, "Aless masih diatas, Van?"

Dengan jujur, yang ditanya mengangguk tanpa dosa.

"Lo coba chat Revan, deh. Sudah sampai mana, minta untuk jangan tekan klakson. Ntar tetangga pada keganggu. Gue mau ke atas dulu, seret Aless ke bawah,” titahnya yang kembali mengomel pelan tentang adik kembarannya itu sedang mengacau kamar di atas.

Vanilla
[Evan, lo dah jalan?]

Evan
Sent voice message
{Lagi di jalan, sih. Ini komplek, ya? Lo voice message aja, ya. Gue bawa mobilnya sendirian soalnya. Jadi, mau bagi fokus}

Vanilla
Sent voice message
{Iya, itu komplek, Evan. Lo kalau nyampe, rumahnya yang punya dinding warna abu tinggi, pagar pintunya hitam. Nomornya delapan puluh delapan, bagian kiri. Gue lagi nginap di rumah Kembar Andra, Cassie bilang lo jangan bunyiin klakson, takut ngeganggu. Padahal, sih, rumahnya pada jauh-jauhan, siapa yang dengar}

Evan
Sent voice message
{Ntar kalau gue nyampe, gue telepon. Soalnya, anak-anak juga belum jalan, sih. Masih di apart}

Vanilla
Sent voice message
{Okay. Hati-hati bawa mobilnya, gelap banget soalnya}

Setelah itu tidak ada balasan lagi dari Revan, Vanilla juga nggak mempermasalahin. Karena, anak laki-laki itu sedang menyetir untuk menjemput mereka. Sebenarnya, Vanilla bukan tidak bisa membawa mobil, beberapa kali dia menyetir, tapi dia tidak dikasih sendirian membawa. Palingan hanya dengan kedua abang laki-lakinya saja. Itupun juga jarang-jarang. Karena, baik Danish dan Areliano bersikukuh untuk tidak membiarkan adik perempuannya mengemudi.

Tidak menunggu terlalu lama, sebuah mobil terparkir apik di depan rumah yang dijelaskan oleh Vanilla. Revan langsung keluar dari kuda besi tersebut dan tersenyum tipis di bawah remang-remang lampu jalan, menghampiri Vanilla yang membuka pagar.

"Gue kira lo bercanda pas bilang lo sendirian," celetuk Vanilla yang tidak memikirkan untuk mengucapkan sapa selamat pagi.

Revan alih-alih membalas penuturan gadis di depannya, malah berucap, "Ada barang yang mau dibawa ke sana?"

Nginep • Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang