🍁 12 | The First Kiss?

2.3K 185 11
                                    

Update terus deh, biar kalian gak bisa pergi kemana-mana. 🤭

“Apa gue buat seperti tahun lalu aja kali, ya? Nampaknya mereka semua juga masih suka sama acara kemarin itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apa gue buat seperti tahun lalu aja kali, ya? Nampaknya mereka semua juga masih suka sama acara kemarin itu.” Revan bicara sendirian di Ruang OSIS. Rangga sedang cabut ke kantin dengan empat lainnya, yaitu Akarsana, Jihan, Alvaro, dan Hyungwoo. Berbeda dengan Marcus yang sedang berpatroli sekeliling gedung sekolah untuk mencatat pelanggaran siswa.

Ketua kesiswaan itu sedang berpikir untuk mengisi proposal. Marcus jelas tidak bisa diganggu untuk istirahat pertama ini. Menyebabkan dirinya harus berpikir sendiri karena Rangga jelas tidak membantu sama sekali keberadaannya. Alasan dia memilih anak laki-laki itu berkat kedekatan mereka.

“Revan, boleh aku masuk?”

Revan menoleh ke arah pintu dan mengangguk dengan tangan yang membuat gestur untuk mendekat ke arahnya. “Ada apa, Mona?” tanya Revan dengan nada dingin pada gadis berpakaian rapi tersebut.

“Bisa tolong buatkan surat izin atas namaku? Aku harus mengisi DJ radio sekolah setelah ini. Alvaro dan Jihan sudah menyelesaikan bagian mereka,” kata gadis tersebut dengan malu-malu. Pemuda itu mengangguk, membuka lacinya dan mengeluarkan sebuah buku berisi lembaran surat izin. Walaupun, dia yang mengeluarkan surat tersebut, siswa yang bersangkutan harus mendapatkan tandatangan dari Pembina OSIS.

Revan langsung mengisi kekosongan lembar surat itu, gadis di depannya ini terlampau sering meminta surat izin. Karena, kesibukannya yang merupakan pengisi DJ radio sekolah dan anggota cheerleader yang sering latihan untuk menyemangati tim olahraga Harapan Kalandra. “Ini. Minta tandatangan Miss Mina supaya sah,” kata Revan yang mengulurkan secarik kertas kepada Mona.

“Iya, Van. Kamu nggak ke kantin? Ini sedang jam istirahat.”

“Nggak. Aku punya banyak urusan di sini. Kamu bisa duluan ke sana,” ujar Revan berusaha sesopan mungkin. Karena, gadis di depannya ini juga berlaku segan padanya walaupun dari binar mata itu Revan bisa menyimpulkan kalau Mona tertarik padanya.

“Kalau gitu, aku duluan, ya, Van,” kata Mona yang mengambil langkah keluar dari ruangan. Namun, pintu duluan dibuka dan menampilkan postur tubuh seorang wanita. Gadis yang hendak keluar itu langsung menjauh setelah sang pembuka pintu mengalah kepadanya.

“Siapa? Bang Marc?” tanya Revan yang mendengar suara langkah sepatu.

“Gue,” kata pendatang ruangan tersebut.

Revan langsung mengangkat kepalanya, “Vanilla?”

Vanilla mengambil posisi tempat duduk di depan pemuda itu dan tangannya yang bersidekap di depan dada, “Lo bakalan pulang cepat hari ini?”

“Nggak.” Jawabnya dengan singkat.

“Gue tadi di-chat Mama, katanya lo pulang bareng gue,” kata Vanilla yang berusaha tenang namun sekaligus terdengar datar dan cuek.

Nginep • Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang