🍁 16 | Aktor Ferdian

586 74 9
                                    

Hehe... ayo merapat lagi.

“Cowo tinggi menjulang kek tiang lampu jalan itu?” tanya Revan yang ingin menunjuk pemuda tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cowo tinggi menjulang kek tiang lampu jalan itu?” tanya Revan yang ingin menunjuk pemuda tersebut. Namun, duluan terhalang oleh Vanilla yang mengambil jari telunjuk Ketua OSIS itu untuk kembali ke tempatnya.

Tapi, sepertinya orang asing yang disangka Vanilla sebagai mantannya melihat perlakuan Revan dan berjalan dengan seorang perempuan di sampingnya. Gadis itu berdecak kesal lalu melihat Revan dengan tatapan delik.

Dengan bibir yang terbuka dan gigi yang merapat, dia berucap dengan pelan mengarah ke telinga Revan dengan bisikan, “Karena lo ini, ya. Jadi pacar gue di depan dia.”

"Kok jadi gue?" tanya Revan tak kalah bisik. Dia mengikuti ekspresi Vanilla dan melirik ke tangan mereka yang saling bertautan, "Lepasin tangan lo, woi."

"Salah sendiri lo main tunjuk-tunjuk orangnya. Mantan pacar gue itu sama selingkuhannya, gue nggak mungkin pakai nama Kak Lian, dia sudah duluan tahu abang gue. Jadi, lo aja. Bentar doang, kok." Vanilla bicara seperti seorang rapper, beruntung indera pendengaran Revan berfungsi dengan baik saat itu.

"Imbalannya martabak ayam," bisik Revan yang dibalas dengan kedipan sebelah mata gadis tersebut. Pemuda itu merapikan tatanan rambut Vanilla yang terbang karena angin.

"Vanilla?"

Here we go to survive for this, batin Vanilla yang jengah dengan suara tersebut, dia akui suaranya masih sama lembutnya dengan saat mereka menjalin kisah asmara.

Revan mengalihkan tatapannya tanpa berniat menarik tangannya di atas pucuk kepala pacar pura-puranya. Vanilla hanya melirik tanpa niat menyapa dan melihat ke arah Revan.

"Mas, rambutku masih berantakan?"

Pertanyaan Vanilla membuat Revan terkejut, matanya seolah bertanya tentang panggilan Mas tersebut dan Vanilla malah tersenyum gemas di sana. Bukan hanya Revan, mantannya Vanilla juga ikutan terkejut.

"Eh? Iya, bentar, ya."

"Van ... ini ...," ujar pemuda di antara mereka yang memelankan suaranya ketika dua insan itu melihat ke arahnya dengan tangan yang saling menggenggam.

"Eh, Bang Jake, Kak Lisa mana?" tanya Vanilla langsung karena tidak melihat wanita yang tadinya berdiri dengan mantan pacarnya itu. Dirinya tertawa dalam hati ketika melihat tatapan tak percaya dengan yang dilihatnya.

Vanilla mengubah genggaman menjadi rangkulan, "Kemarin Abang bilang kita tetap Abang Adek, kan? Gue kenalin, pacar gue, Bang. Namanya Revan. Mas, kenalin ini mantan pacar aku yang aku ceritain waktu itu."

Revan tersenyum, kalau Vanilla memulai maka dia tinggal melanjutkan, bukan? Kalau Vanilla memanggilnya dengan panggilan Mas seperti panggilan orang rumah maka Revan juga memanggilnya dengan sebutan orang rumah.

Nginep • Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang