🍁 09 | Kepagian

2.4K 188 0
                                    

"Ini mah, ceritanya gue kepagian, belum jam enam udah duluan nangkring di kelas." celetuk Vanilla yang membuka pintu kelas, menyalakan lampu sepenuhnya karena tadi hanya lampu dekat meja guru yang menyala. Tanpa diminta, dia meletakkan tasnya di meja lalu mendudukkan badannya di kursi.

Dia tidak ada jadwal piket hari ini, jadinya gadis itu memilih untuk memainkan game dari ponselnya sekaligus mendengar lagu yang diputar dengan suara keras. Niatnya supaya tidak terlalu sunyi, mana seorang diri lagi. Vanilla mengernyitkan dahinya saat sebuah lagu asing yang berkumandang.

"Kapan gue punya lagu Korea?" tanya Vanilla yang tidak dijawab. Dengan cepat dia membuka aplikasi pemutar musik dan tersenyum pasrah hingga menunjukkan satu garis lurus dari bibirnya.

Title Track LO$ER = LOVER dari pacar halusinasinya Alessandra terpampang nyata di layar. Pantas saja dia seperti pernah mendengar lagu yang sudah berjalan satu menit itu. Dia menghela napas lalu memutuskan membiarkan lagu dari lima personel grup itu terus menghalau kesunyian. Tangannya kembali bermain game populer Gardenscapes.

"Kerjaannya Aless ini, pasti. Kemarin, hape gue dipinjam untuk ini kali, ya?"

"Aless kenapa?"

Vanilla langsung mengangkat kepalanya dan mendengus kesal, dia kira temannya satu itu yang datang tetapi, ternyata teman kelas yang lebih tepatnya merupakan teman sepermainannya Revan.

"Ya nggak gimana-gimana. Lo ngapain cepat datang? Biasanya tiga menit sebelum bel," kata Vanilla yang tidak berniat memberikan sapaan normal. Lagian, dia dengan pemuda itu memang tidak secanggung itu untuk saling melempar salam.

"Sembarangan kalau ngomong. Gue itu cepat datang, cuma masih dalam perjalanan aja." kilah siswa yang baru datang itu membuat Vanilla memutar bola matanya malas.

Terserah lo, batin gadis yang merupakan orang pertama yang datang. Bertiga dengan Marcus dan Revan yang sudah duluan jalan ke Ruang OSIS. Katanya, ada yang mau dibahas sepagi ini.

"Lo piket, San?" tanya Vanilla saat pemuda itu kembali masuk dengan sebuah sapu dan kain lap di tangan.

"Lo lihat aja gimana."

Vanilla mendelik, dia itu sedang berusaha bicara baik-baik dengan temannya ini, malah dikatain seperti itu, "Perasaan jadwal piket lo besok. Lo nggak salah ingat hari, kan?"

Pemuda yang dipanggil San itu berbalik, berkacak pinggang dan menatap gadis tersebut dengan nyalang, sapu telah disandar ke meja guru berserta kain lap. Tangannya masih memegang penghapus papan tulis, "Gue nggak salah ingat. Teman lo yang duduk paling depan mojok itu nggak datang. Absen sakit."

"Oh. Gue kira lo lupa." balas Vanilla dengan santai.

"Harusnya tuh gue yang tanya, lo ngapain pagi-pagi buta datang ke sekolah?" tanya oknum yang sedang menghapus papan tulis setelah tadi tertunda.

"Gue gabut."

"Cih. Bilang aja sama Revan datangnya."

Vanilla langsung membelalak matanya, menatap pemuda yang masih santai membersihkan sisa coretan di papan tulis. Lalu menyimpan penghapus di tempatnya yang terletak di belakang papan. Tempat yang cocok dipakai menyimpan jajan terkadang.

Nginep • Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang