"Jangan pernah dekat-dekat dengan oknum Revan Dimas Ivander apalagi serumah. Ya, pokoknya jangan aja lah, batu banget dibilangin."
- Vanilla
Local, AU!
♧ ♧ ♧ ♧ ♧
Highest Rank:
#13 on imagination [15/12/2020]
#25 on imagination [24/10/2020]
#28 on i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kata orang, jatuh cinta pada pandangan pertama itu tidak realistis. Aku juga menyetujui pendapat tersebut. Memikirkan dalam sekali melihat, aku meletakkan namamu di singgasanaku. Rasanya terdengar mustahil.
Tapi, kau tahu, setelah hari itu, Ya, hari di mana kau datang dan mengempaskan impianku. Aku semakin menyetujui pepatah orang.
Kata orang, jatuh cinta itu menyenangkan Dunia serasa dipenuhi oleh pekarangan bunga Aku juga menyetujui pendapat itu. Tapi, aku punya catatanku sendiri, Jatuh cinta juga bisa menyakitkan dan traumatis.
Seperti jatuh cintaku padamu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Juli 2019 SMA Harapan Kalandra
"Kantin, yuk, Van."
"Oh? Oh, yuk," kata seorang gadis yang berkutat pada ponsel di tangan bangkit dari tempat duduknya. Gadis berambut hitam sebahu dengan ujung yang digulung ke dalam agar lebih ber-volume menambah kadar lugu wajah yang dipanggil 'Van'. Lengannya digandeng oleh sahabatnya sejak SMP sebelah kiri dan kanan selama keluar dari kelas menuju kantin yang terletak di seberang gedung.
"Chat dengan siapa, sih, Van? Sibuk mulu daritadi," kata gadis berambut panjang yang diikat menjadi satu dan lurus berwarna coklat bawaan lahir, berada di sebelah kirinya.
Van menjawab dengan singkat, "Kak Marc."
"Urusan biasa?" Van mengangguk membenarkan, menekan tombol kirim yang terletak di ujung kanan bawah. Setelah memastikannya kembali, dia menyakukan ponsel ke dalam rok abu-abu.