🍁 62 | Surat Panggilan

32 1 0
                                    

Revan menulis di atas kertas yang sudah diformat, mengisinya dengan baik. Lalu, menandatanganinya, "Ini, minta tanda tangan Miss Mina dulu, baru bisa panggil dia."

"Okay, Bang," kata Jihan yang menerima kertas berukuran kecil itu. Lalu, keluar dari Ruang OSIS untuk melaksanakan perintah Revan. Dia mengetuk khusus ruang pembina, "Miss, ada surat panggilan yang mau ditandatangani."

"Kok kamu yang ke sini? Biasanya Marcus."

"Maaf, Miss. Anggota OSIS semuanya tadi sedang sibuk, saya kebetulan lewat dipanggil Bang Revan untuk memanggil Kak Mona," tutur Jihan sesopan mungkin. Tidak mungkin dengan pengucapan biasanya.

"Oh, iya, ya. Proposal mereka kemarin Miss tolak. Sini, kertasnya," kata Mina yang mengambil sepucuk kertas itu dan melongo kaget. "Dia mau diskorsing?" tanyanya.

Jihan memberikan raut ketidaktahuan dan kikuk, "Kurang tahu, Miss. Kata Bang Revan, dia sudah mem-bully salah satu siswa di sini. Jadi, mau dipanggil ke Ruang OSIS."

"Tadi kamu lihat ada Kevin, nggak?" tanya guru tersebut lagi.

"Kevin siapa, ya, Miss?"

"Kevin Ginting Syahputra."

Jihan langsung mengangguk, "Lihat, Miss. Dia tadi juga ada di Ruang OSIS."

"Ya sudah, kamu panggil Mona sesuai di kertas. Miss ke Ruang OSIS sekarang."

"Baik, Miss."

Jihan keluar dari ruangan tersebut dan langsung ke kelas yang sudah ditandai. Kelas XI IPS 1, kelas yang konon katanya berisi oleh anak-anak ambisius tiada tara di bidang non-akademik. Jam istirahat telah berlalu lima menit yang lalu, jelas semuanya sudah masuk ke kelasnya masing-masing.

"Permisi, Pak. Mau panggil Kak Mona Serystian," katanya setelah mengetuk pintu kelas tersebut. Kebetulan yang sangat bagus, pelajaran Matematika Wajib yang katanya merupakan pelajaran kesukaan gadis itu.

"Ada apa, ya, Nak?"

"Saya kurang tahu, Pak. Ketua OSIS dan Ketua Seksi Ketertiban dan Keamanan yang memanggilnya, Pak," balas Jihan yang memperlihatan surat izin panggilan di tangannya. Namun, tidak sampai ke tangan pengajar tersebut karena dia berdiri di sisi pintu.

Sontak, berpuluh-puluh mata itu melihat kearahnya satu titik dengan pandangan yang penuh pertanyaan di benak mereka. Termasuk dengan guru Matematika itu yang melihat Mona sejenak dan berkata, "Mona, kamu boleh keluar. Bereskan urusan dengan OSIS segera. Setelah ini ada kuis."

"Baik, Pak. Saya permisi."

Jihan tersenyum miring, dia tahu gadis itu sudah berkeringat dingin setelah dia mengungkapkan siapa pemanggilnya.

Jihan membuka pintu Ruang OSIS dengan senyum yang tidak bisa ditahan olehnya, menarik kesadarannya hingga penuh dan berucap, "Miss, Kak Monanya sudah di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihan membuka pintu Ruang OSIS dengan senyum yang tidak bisa ditahan olehnya, menarik kesadarannya hingga penuh dan berucap, "Miss, Kak Monanya sudah di sini." Dia melihat Mina mengangguk di sofa yang tersedia, kertas di tangannya kembali diserahkan kepada Revan.

Nginep • Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang