"Jangan pernah dekat-dekat dengan oknum Revan Dimas Ivander apalagi serumah. Ya, pokoknya jangan aja lah, batu banget dibilangin."
- Vanilla
Local, AU!
♧ ♧ ♧ ♧ ♧
Highest Rank:
#13 on imagination [15/12/2020]
#25 on imagination [24/10/2020]
#28 on i...
📸 : di saat 7Dream melakukan roadtrip ke hutan dan Mark tengah sibuk di rumah, ngerekap data siswa baru.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Vanilla Fransisca Huang, ini buku absensi kelas kalian. 2 Sosial 2, iya, kan?"
Gadis itu menerima dan tak melupakan mengucapkan terima kasih kepada sekretaris OSIS tersebut. Sudah menjadi peraturan di sekolah Harapan Kalandra untuk mengambil buku absensi kelas di ruang OSIS kepada sekretaris OSIS, dan yang harus mengambil adalah sekretaris kelas sendiri.
"Kemana sekretaris kelas kalian?" tanya Marcus dengan mata yang memicing seolah menyelidik.
"Dia izin sakit, Kak. Jadi, aku diminta untuk ambil absensi berhubung aku datang paling cepat." jawabnya dengan sesopan mungkin. Walaupun Vanilla sedang kebingungan kenapa pemuda yang tengah duduk di mejanya itu melihat Vanilla sampai segitunya.
Iya, segitunya.
Dari ujung rambut sampai ujung sol sepatu hitam yang dipakai.
Tetapi, saat Marcus mengangguk, Vanilla paham. Kakak kelasnya itu tengah menyortir kelengkapan pakaiannya. Padahal, di sini juga ada ketua seksi ketertiban dan keamanan namanya namanya Kevin.
Nama lengkapnya Keeeeevvvvvvviiiiiinnnnnn.
Okay, nggak.
Namanya Kevin Ginting Syahputra. Vanilla terkadang manggilnya Kak Kevin atau Kak Ginting. Iya, kakak kelasnya, beda jurusan dengan Marcus. Sayangnya, Kevin lagi sibuk untuk ikutan olimpiade Bahasa Inggris. Jadinya, untuk beberapa minggu ini Marcus yang mengemban tugas ketua seksi tersebut.
Padahal, biasanya juga Marcus yang laksanain.
Vanilla tahu semuanya, kok. Kalau enam hari sekolah, maka kurang lebih ada 5 hari Marcus berjaga di depan gerbang. Kalau Kevin yang berjaga yang ada seperti diberik kelonggaran. Pada akhirnya, tugas Kevin kembali diserahkan pada Marcus.
Sepenuhnya tidak bisa menyalahkan Marcus. Karena, kalau pembina OSIS melihat kesalahan fatal dalam melaksanakan tugas, biasanya diberi tahu kepada Revan. Revan akan mengalihkan semuanya kepada Marcus.
Agak kurang ajar, sih.
"Ya sudah. Vanilla sudah boleh pergi." Marcus berucap, Vanilla mengangguk dan pergi dari ruang OSIS seperti yang dipinta.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
