xi. nahan senyum itu susah

4.6K 266 13
                                    


xi. nahan senyum itu susah (kalau lagi bahagia).

___

Mobil putih Sasya tengah membelah kota Jakarta dengan kecepatan sedang, sekarang masih jam masuk kantor jadi wajar saja Ibu Kota yang dikabarkan penuh sesak itu lenggang.

Pagi itu Sasya datang kepada Luna dan mengajaknya untuk jalan-jalan dengan cara yang sangat menjengkelkan. “Lo ikut gue.” katanya tanpa bisa diganggu gugat. Tentu saja Luna protes karena sekarang ia harus ke kantor untuk bekerja, namun bukan Sasya namanya jika belum direncanakan dengan matang. Hingga saat Luna menelepon ke kantornya benar saja, ia sudah mendapatkan izin tidak masuk.

Kendaraan beroda empat itu parkir di kawasan Sea World. Kedua wanita itu turun dari mobil berbarengan. Sasya memakai kaus putih yang dilapisi oleh jaket denim dengan celana jeans dan menggunakan kacamata hitamnya dengan arogan, gayanya sekali. Sedangkan Luna mengenakan tennis mini skirt hitam dengan kaus oversize putih yang dimasukan dan sebuah tas selempang kecil yang bertengger di bahunya.

Mereka mulai memasuki ruangan yang terasa sangat asri dan mata yang termanjakan oleh birunya pantulan cahaya yang keluar dari lampu dan aquarium.

Luna sepenuhnya kehilangan sosok pendiamnya. Dirinya dengan semangat menjelajah setiap sudut ruangan ini. Menarik jari telunjuk Sasya untuk digiring kemana saja hatinya mengajak.

“Lucu banget ikannya!”

Senyum tak bisa tak terbit dari sudut bibirnya. Matanya menengok ke segala penjuru. Kini mereka sedang ada di terowongan kaca yang menampilkan beberapa ikan. Dari ikan kecil sampai ikan pari berlalu lalang di akuarium itu.

“Minum.” perintah Sasya. Luna yang sedang asik membaca papan informasi menengok. Mengambil botol Aqua itu dan menegaknya hingga tersisa setengah. Lalu mengembalikannya pada sang pemilik. Kembali menjelajahi lorong. Meninggalkan Sasya yang kini tersenyum kecil melihat kelakuannya di belakang.

“Kalau yang itu, mirip elo.”

Luna menujuk dengan jari manisnya pada aquarium yang berisi ikan dengan beragam warna namun ikan yang berwarna biru dan kuning itu yang sangat cantik di mata Sasya.

“Hmm?”

Luna menoleh, “Damsel fish, sama-sama ingin menguasai wilayahnya dan egois.” Lalu berlalu menuju aquarium lain.

Bukannya marah, Sasya malah senang dengan ucapannya itu. Ia seperti diberi sebuah kalimat pujian. Lantas bibirnya pun melawan gaya gravitasi bumi. Dengan langkah pelan ia kembali mengikuti Luna yang masih terlihat ingin menjelajahi tempat ini lagi.

Satu jam telah berlalu dan Luna dengannya telah berhasil menjelajahi sebagian tempat ini. Sasya menarik Luna keluar dari tempat ini, mengabaikan Luna yang merengek masih mau berselancar di tempat bernuansa biru ini. 

Kini mereka diam. Sasya yang fokus menyetir dan Luna yang sekarang tengah melihat ponsel sambil menahan senyum karena foto yang tadi dipotretnya secara diam-diam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[M] LunaSyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang