xx. something between them___
Ruangan privat di sebuah restoran mewah kota Jogjakarta itu terlihat lenggang dengan dua orang yang berjenis kelamin berbeda sedang saling menatap. Dingin ruangan terkalahkan oleh dinginnya tatapan mereka berdua.
“Stop jadiin Luna pelacur lo.”
Sasya sedikit mengangkat ujung bibir kanannya. Menatap remeh pria dihadapannya.
“Lo itu cuman cewek murahan yang gila sex, ga pantes dia buat lo!” kata pria itu dengan tangan yang mengepal dan wajah memerah hingga memperlihatkan uratnya yang timbul.
Sasya membasahi bibirnya dengan lidah. “Dan, lo juga pernah jadi jalang gue.”
Pria itu semakin merapatkan kepalannya. Dirinya merasa sangat menyesal dulu pernah jadi salah satu mainan gadis itu. Matanya mengamati Sasya yang mulai bangkit. Ia membelalakkan mata saat Sasya duduk di pangkuannya.
“Lo juga pernah tergila-gila dengan gue. Diko.” ucap Sasya sambil membelai wajah tegas Diko. Kemudian bangkit dan kembali duduk di tempatnya.
Gigi diko beradu. Hingga rasanya mulutnya mulai asin dan aroma darah tercium indra penciumannya dari dalam sana.
“Gue nyesel banget. Cuih, Gue bersyukur ga suka lo lagi. Lo bener-bener bejad dan murah.”
“Udah?”
Ck. Diko sangat benci dengan sikap Sasya yang seperti ini. Selalu tenang dan tak terbantahkan. Dirinya pun selalu gagal mendominasi saat dulu ia masih menjadi salah satu mainannya—shit, jangan ingatkan itu, Diko bener-bener benci fakta itu.
“Lo, jauhi Luna.”
Diko tertawa atas perkataan gadis itu. Yang benar saja. “Ga akan semudah itu. Harusnya gue yang bilang gitu. Jauhi Luna, bicth!”
“Terima kenyataan. Luna ga tertarik sama lo.” katanya dengan nada rendah, Diko sedikit merinding saat mendengarnya. “Dan dia mendesah hebat di bawah gue. Lo kalah.”
Diko meremang. Emosinya sudah sampai di ubun. Membayangkan Luna yang pasrah dibawah gadis itu membuat pikirannya panas. Pun ia sangat membenci tatapan Sasya begitu mengejeknya.
Diko bangkit dan mencengkeram kerah kemeja Sasya. Mengangkatnya hingga gadis itu berdiri. “Sentuh dia, abis lo ditangan gue!”
Kekehan pelan Sasya yang terdengar sangat membuatnya emosi, lantas ia pun mengangkat tanganya dan melajukannya ke arah pipi Sasya secepat roket. Namun tangannya terhenti waktu jarak antara 2 kulit itu kurang dari 3 senti saat ada sekelibat bayangan yang muncul di otaknya. Ia pun mendorong tubuh Sasya dan langsung membawa tasnya, lalu keluar meninggalkan perempuan gila itu. Wanita penghancur hatinya, dulu.
Sedangkan Sasya hanya geleng-geleng kepala dan sedikit merapihkan kerahnya yang terlihat kusut. Ia benci ketidak rapihan pada hal-hal yang menempel di tubuhnya. Mengambil tasnya dan menelepon seseorang dengan ponsel pintar. Setelah itu senyum miring tercipta di wajahnya yang semakin terlihat dingin.
[]
[ Promosi ]
Guys jangan lupa mampir ke ceritaku yang aku buat yaa! Tadinya aku mau publis setelah ff ini udah selesai. *sebenernya udah selesai, cuman update nya tetep sehari satu. wkwk.
Poster
deskripsi
"Lo cinta nggak sama diri lo sendiri?"
Kila mengerutkan dahinya, kemudian mengangkat ujung bibir kanannya. "Cintalah!"
"Kayanya kita lagi mencintai orang yang sama, deh." ucap Indri menatap Kila yang masih memasang wajah innocent.
"WHAT?!--"
***
Indri Kalista Arawinda adalah Ketua OSIS SMA Cakeanala. Walau ia menjabat penting di sana, namun siapa yang mengira bahwa Indri adalah sosok yang humoris, lain dari kebanyakan Ketos yang kaku.
Dan bagaimana jadinya jika wanita berlesung pipi itu jatuh cinta, senang pasti merasuki hatinya.
Namun--
-- bagaimana jika ia jatuh cinta --
-- dengan --
-- Kila Natasya, seorang gadis yang memiliki mata kucing yang sangat menggemaskan dan populer di sekolah itu.
Di tengah perasaan yang tabu, sanggupkah Indri mengait hati sang primadona hati? Jadilah saksi kisah remaja Indri!
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] LunaSya
Teen Fiction[ Lunatic Series #1 ] Dua wanita dengan kepribadian sama saling memutuskan untuk menjadi pemuas satu sama lain. Jika Luna membutuhkan Sasya maka Sasya akan segera meluncur ke tempat wanita bergigi kelinci itu, pun sebaliknya. Kegiatan itu berjalan...